22
Menurut Jahja 2011, Minat adalah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran,
benda, dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik dan merupakan sumber motivasi untuk melakukannya. Menurut Jahja 2011,
Minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut : 1. Minat bersifat pribadi individual, ada perbedaan antara minat seseorang
dan orang lain. 2. Minat menimbulkan efek diskriminatif.
3. Erat hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi dan di pengaruhi motivasi
4. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan lahir dan dapat berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman, dan mode puas,
sedangkan kegagalan akan menimbulkan perasaan tidak senang dan mengurangi minat seseorng terhadap kegiatan
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah ketertarikan individu terhadap suatu hal dan individu tersebut merasa senang
berkecimpung didalamnya. Apabila seseorang telah memiliki minat terhadap sesuatu maka ia akan memberikan perhatian dan perlakuan khusus terhadap hal
tersebut. Sehingga ia akan terus belajar dan berusaha untuk memiliki dan memahami hal tersebut.
2.1.7 Pendidikan Profesi Akuntansi
Pendidikan Profesi Akuntansi merupakan pendidikan yang diselenggarakan setelah menempuh pendidikan S1 dengan tujuan untuk
mendapatkan gelar Akuntan Ak. Hal ini sesuai dengan isi SK Mendiknas No. 179U2001, perihal pemberian gelar Akuntan Ak, yaitu sejak tanggal 31
Agustus 2004 seluruh lulusan S1 Jurusan Akuntansi tidak lagi bergelar Akuntan
Universitas Sumatera Utara
23
Ak. Dasar hukum pelaksanaan PPAk adalah Naskah Kerjasama Ikatan Akuntan Indonesia dan DIKTI, SK Mendiknas 179U2001 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Profesi Akuntansi. Adanya Pendidikan Profesi Akuntansi diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pendidikan khususnya akuntansi.
Munawir 1999:32 menyebutkan bahwa profesi akuntan berhubungan erat dengan kemampuan atau kompetensi orang yang bersangkutan untuk bertindak
sebagai seorangahli dalam bidang akuntansi dan auditing. Kompetensi seorang auditor ditentukan oleh tiga faktor sebagai berikut: 1 pendidikan formal tingkat
universitas, 2 pelatihan teknis dan pengalaman dalam bidang auditing, dan 3 pendidikan profesional yang berkelanjutan continuing professional education
selama menjalani karier sebagai auditor. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menjadi seorang akuntan yang kompeten, diperlukan syarat-syarat lain
selain harus memiliki pendidikan di tingkatuniversitas. Ciri-ciri dari suatu profesi sebagaimana disebut oleh Carey dan Yuskar
2006 dalam Pasaribu 2015 antara lain, adalah keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan
sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang keahlian tersebut.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa tidak semua jenis pekerjaan yang dijalankan oleh seseorang dapat disebut sebagai profesi.
Suatu pekerjaan dapat disebut sebagai profesi jika pekerjaan tersebut berasal dari pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan khusus memberikan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
24
jasa tertentu, memiliki kode etik profesi, serta memiliki sebuah wadah organisasi profesi yang menaungi para anggotanya.
Hal lain yang tak kalah penting pada profesi adalah kepercayaan. Kepercayaan merupakan pengakuan masyarakat terhadap kualitas jasa yang
diberikan akuntan. Tanpa kepercayaan profesi akuntan tidak akan bertahan lama.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu