62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan mengenai
pengaruh pertumbuhan PAD, pertumbuhan belanja modal dan pertumbuhan ekonomiPDRB terhadap fiscal stress pada kabupatenkota di Sumatera Utara,
sebagai berikut : 1. Pertumbuhan PAD secara parsial berpengaruh terhadap fiscal stress pada
kabupatenkota di Sumatera Utara. 2. Pertumbuhan belanja modal secara parsial berpengaruh terhadap fiscal stress
pada kabupatenkota di Sumatera Utara. 3. Pertumbuhan ekonomiPDRB secara parsial tidak berpengaruh terhadap fiscal
stress pada kabupatenkota di Sumatera Utara
4. Pertumbuhan PAD, pertumbuhan belanja modal dan pertumbuhan ekonomiPDRB secara simultan berpengaruh terhadap fiscal stress
kabupatenkota di Sumatera Utara.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat memberikan saran rekomendasi atau implikasi kebijakan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
63
1 Bagi seluruh Pemerintah Daerah kabupatenkota di Sumatera Utara agar melaporkan realisasi APBD-nya secara konsisten, sehingga seluruh
kabupatenkota di Sumatera Utara dapat dijadikan sampel bagi peneliti selanjutnya dan memberikan gambaran yang lebih akurat.
2 Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel-variabel lain yang berkaitan dengan fiscal stress, sehingga dapat menjelaskan kondisi fiscal
stress yang lebih mendalam.
3 Bagi peneliti selanjutnya agar memperkecil sampel penelitian pada skop kabupatenkota sehingga bisa diidentifikasi permasalahan utama pada kasus
kabupatenkota tertentu.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fiscal Stress
Untuk mendukung tanggung jawab yang dilimpahkan, Pemerintah Daerah memerlukan sumber fiskal. Mardiasmo 2004:147 menjelaskan
bahwa “Pemerintah Daerah seringkali dihadapkan dengan masalah tingginya
kebutuhan fiskal daerah fiscal need sementara kapasitas fiskal daerah tidak mencukupi. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kesenjangan fiskal fiscal
gap ”. Kuncoro 2004:8 menyatakan bahwa
realitas hubungan fiskal antara pusat-daerah ditandai dengan tingginya kontrol pusat terhadap proses pembangunan daerah. Ini jelas terlihat
dari rendahnnya proporsi PAD Pendapatan Asli Daerah terhadap total pendapatan daerah dibanding besarnya subsidi grants yang di drop
dari pusat
Hevesi 2006 menyimpulkan bahwa, Fiscal stress is a judgment about financial condition-it generally means that a community is having a difficult
time financing its operations, and is experiencing growing budgetary problems
. Dimana tekanan fiskal fiscal stress menjadi semakin tinggi dikarenakan adanya tuntutan peningkatan kemandirian yang ditujukan dengan
meningkatnya penerimaan sendiri untuk membiayai berbagai pengeluaran yang ada. Ketersediaan sumber-sumber daya daerah potensial dan kesiapan
daerah menjadi faktor penting keberhasilan dalam era otonomi. Menurut Sobel dan Holcombe dalam Muda, 2012, mengemukakan
bahwa terjadinya krisis keuangan disebabkan tidak cukupnya penerimaan
Universitas Sumatera Utara
8
atau pendapatan dalam memenuhi kebutuhan pengeluaran. Daerah-daerah yang tidak memiliki kesiapan dalam era otonomi bisa mengalami hal yang
sama, dimana tekanan fiskal fiscal stress menjadi semakin tinggi. Pemberian kewenangan yang semakin besar kepada daerah dalam
penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat seharusnya diikuti dengan pemberian kewenangan yang besar pula dalam perpajakan dan
retribusi daerah. Basis pajak kabupatenkota yang sangat terbatas dan tidak adanya kewenangan provinsi dalam penetapan tarif pajak mengakibatkan
daerah selalu
mengalami kesulitan
untuk memenuhi
kebutuhan pengeluarannya.
Shamsub dan Akoto dalam Muda, 2012 mengelompokkan penyebab timbulnya fiscal stress ke dalam 3 tiga kelompok, yaitu:
1. Menekankan bahwa peran siklus ekonomi dapat menyebabkan fiscal stress
. Penyebab utama terjadinya fiscal stress adalah kondisi ekonomi seperti pertumbuhan yang menurun dan resesi.
2. Menekankan bahwa ketiadaan perangsang bisnis dan kemunduran industri sebagai penyebab utama timbulnya fiscal stress. Yu dan
Korman dalam Shamsub dan Akoto, 2004
menemukan bahwa
kemunduran industri menjadikan berkurangnya hasil pajak, tetapi
pelayanan jasa meningkat, hal ini dapat menyebabkan fiscal stress. 3. Menerangkan fiscal stress sebagai fungsi politik dan faktor-faktor
keuangan yang tidak terkontrol. Ginsberg dalam Shamsub Akoto, 2004 menunjukkan bahwa sebagian dari peran ketidakefisienan
Universitas Sumatera Utara
9
birokrasi, korupsi, gaji yang tinggi untuk pegawai, dan tingginya belanja untuk kesejahteraan sebagai penyebab fiscal stress.
Mahsun 2009:102 menjelaskan bahwa “dengan adanya fiscal stress
dapat menimbulkan kebutuhan terhadap akuntabilitas yang semakin meningkat pada Pemerintah Daerah”. Ketergantungan daerah yang sangat
besar terhadap dana perimbangan dari pusat dalam banyak hal kurang mencerminkan akuntabilitas daerah. Pemerintah Daerah tidak terdorong
untuk mengalokasikan anggaran secara efisien dan masyarakat tidak ingin mengontrol anggaran daerah karena merasa tidak dibebani dengan pajak dan
retribusi. Otonomi daerah
menuntut daerah
untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah PAD. Seiring dengan peningkatan kemandirian, daerah diharapkan
mampu melepaskan
atau paling tidak mengurangi ketergantungan
terhadap Pemerintah Pusat. Dalam era ini, PAD idealnya menjadi komponen utama pembiayaan daerah. Pada saat fiscal strees tinggi,
pemerintah cenderung
menggali potensi penerimaan
pajak untuk
meningkatkan penerimaan daerahnya Muda, 2012. Oleh karena itu, tingginya angka upaya pajak dapat diidentikkan dengan kondisi fiscal
stress . Upaya Pajak tax effort adalah upaya peningkatan pajak daerah
yang diukur melalui perbandingan antara hasil penerimaan realisasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah PAD dengan potensi sumber-
sumber Pendapatan Asli Daerah. Tax effort menunjukkan upaya pemerintah untuk mendapatkan pendapatan bagi daerahnya dengan
Universitas Sumatera Utara
10
mempertimbangkan potensi yang dimiliki. Potensi dalam pengertian ini adalah seberapa besar target yang ditetapkan pemerintah daerah dapat
dicapai dalam tahun anggaran daerah tersebut Muda, 2012. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa fiscal stress
adalah tekanan anggaran yang terjadi akibat keterbatasan penerimaan daerah yang dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap penerimaan
daerah, karena dengan tingginya tingkat fiscal stress daerah lebih termotivasi untuk menggali dan mengoptimalkan pendapatan asli daerahnya guna
mengurangi ketergantungan terhadap pusat. Menurut Sukanto R dalam Setyawan dan Adi, 2008, tekanan fiskal fiscal stress dapat dirumuskan :
UPPAD = Realisasi PADPotensi PAD x 100
Keterangan : UPPAD
= Upaya peningkatan sumber-sumber PAD Realisasi PAD
= Realisasi penerimaan sumber-sumber PAD Potensi PAD
= Target penerimaan sumber-sumber PAD
2.2 Pendapatan Asli Daerah