Hasil Penelitian Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Pertumbuhan Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Terhadap Fiscal Stress Pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Periode 2012-2014

38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara

Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, dan beribukota di Medan. Pada zaman pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouvernement Van Sumatera yang meliputi seluruh Sumatera yang di kepalai oleh seorang Gubernur berkedudukan di Medan. Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 72.981,23 km². Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh, sebelah Timur berbatasan dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Secara administrasi, pada tahun 2012 Provinsi Sumatera Utara memiliki 33 kabupatenkota yang terdiri dari 25 kabupaten, 8 kota, 421 kecamatan, dan 5.828 desakelurahan. Adapun KabupatenKota di Sumatera Utara yang menjadi sampel adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 39 Tabel 4.1 Sampel Penelitian KabupatenKota di Sumatera Utara No. KABUPATENKOTA 1 Kab. Nias 2 Kab. Mandailing Natal 3 Kab. Tapanuli Selatan 4 Kab. Tapanuli Tengah 5 Kab. Tapanuli Utara 6 Kab. Toba Samosir 7 Kab. Labuhan Batu 8 Kab. Asahan 9 Kab. Simalungun 10 Kab. Dairi 11 Kab. Tanah Karo 12 Kab. Deli Serdang 13 Kab. Langkat 14 Kab. Humbang Hasundutan 15 Kab. Pakpak Bharat 16 Kab. Samosir 17 Kab. Serdang Bedagai 18 Kab. Padang Lawas Utara 19 Kab. Padang Lawas 20 Kab. Labuhan Batu Selatan 21 Kab. Labuhan Batu Utara 22 Kab. Nias Barat 23 Kota Sibolga 24 Kota Pematang Siantar 25 Kota Tebing Tinggi 26 Kota Medan 27 Kota Binjai Sumber: BPS, diolah penulis 2016

4.1.2 Deskriptif Data Penelitian

Menurut Ghozali, 2013:19 “statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness kemencengan Universitas Sumatera Utara 40 distribusi ”. Berdasarkan data cross section sebanyak 27 daerah kabupatenkota dan time series sebanyak 2 tahun pengamatan, maka diperoleh deskriptif statistik data penelitian sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N FS 112,4293 37,35469 54 PPAD 42,9494 52,12901 54 PBM 23,4872 68,64885 54 PPDRB 5,9009 1,78193 54 Sumber : Hasil Output SPSS Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui: 1. Jumlah sampel N sebanyak 54. 2. Fiscal Stress FS memiliki nilai rata-rata sebesar 112,43 dengan standar deviasi 37,35. . 3. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah PPAD memiliki nilai rata-rata sebesar 42,95 dengan standar deviasi 52,13. 4. Pertumbuhan Belanja Modal PBM_X2 memiliki nilai rata-rata sebesar 23,49 dengan standar deviasi 68,65. 5. Pertumbuhan EkonomiPDRB PPDRB_X3 memiliki nilai rata- rata sebesar 5,90 dengan standar deviasi 1,78. Universitas Sumatera Utara 41

4.1.2.1 Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Fiscal Stress Upaya peningkatan pendapatan asli daerah fiscal stress adalah upaya yang dilakukan daerah dalam menggali dan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di daerahnya untuk meningkatkan penerimaan daerah dan mengurangi ketergantungan terhadap pusat. Upaya peningkatan pendapatan asli daerah fiscal stress diukur berdasarkan anggaran pendapatan asli daerah yang telah ditetapkan dibandingkan dengan realisasi yang telah dicapai pada satu periode anggaran. Upaya peningkatan pendapatan asli daerah fiscal stress pada kabupatenkota di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah KabupatenKota Jutaan Rupiah 2013-2014 No KabupatenKota Anggaran Realisasi Upaya Peningkatan PAD 2013 2014 2013 2014 2013 2014 1 Kab. Nias 30.533 44.642 44.726 65.082 146,49 145,79 2 Kab. Mandailing Natal 47.000 50.000 47.666 37.966 101,42 75,93 3 Kab. Tapanuli Selatan 64.087 77.253 69.220 95.588 108,01 123,73 4 Kab. Tapanuli Tengah 26.660 32.447 23.211 55.364 87,06 170,63 5 Kab. Tapanuli Utara 36.138 36.991 75.909 63.696 210,05 172,19 6 Kab. Toba Samosir 19.007 23.409 19.803 26.014 104,19 111,13 7 Kab. Labuhan Batu 66.557 85.350 49.785 109.897 74,80 128,76 8 Kab. Asahan 54.038 59.130 53.692 91.468 99,36 154,69 9 Kab. Simalungun 63.738 110.000 97.915 96.390 153,62 87,63 10 Kab. Dairi 37.323 24.331 29.933 53.526 80,20 219,99 11 Kab. Tanah Karo 48.166 67.344 46.343 72.914 96,21 108,27 12 Kab. Deli Serdang 465.000 566.665 328.348 433.886 70,61 76,57 13 Kab. Langkat 68.972 114.868 65.521 107.812 95,00 93,86 NO KabupatenKota Anggaran Realisasi Upaya Peningkatan PAD 2013 2014 2013 2014 2013 2014 14 Kab. Humbang Hasundutan 15.213 26.959 17.633 29.491 115,91 109,39 15 Kab. Pakpak Bharat 9.335 10.498 9.081 15.389 97,27 146,58 16 Kab. Samosir 20.008 23.773 26.661 36.850 133,25 155,00 Universitas Sumatera Utara 42 17 Kab. Serdang Bedagai 53.785 61.004 50.372 74.762 93,65 122,55 18 Kab. Padang Lawas Utara 15.498 23.736 5.805 22.173 37,46 93,41 19 Kab. Padang Lawas 25.905 34.251 23.140 28.780 89,33 84,03 20 Kab. Labuhan Batu Selatan 130.288 35.635 26.702 36.387 20,49 102,11 21 Kab. Labuhan Batu Utara 23.207 28.547 25.651 32.399 110,53 113,49 22 Kab. Nias Barat 8.200 10.000 7.224 10.298 88,09 102,98 23 Kota Sibolga 30.587 36.216 29.458 52.923 96,31 146,13 24 Kota Pematang Siantar 71.612 57.807 61.358 90.477 85,68 156,52 25 Kota Tebing Tinggi 36.273 47.477 53.200 74.515 146,66 156,95 26 Kota Medan 1.758.788 1.515.686 1.206.170 1.384.246 68,58 91,33 27 Kota Binjai 46.140 68.708 49.173 71.967 106,57 104,74 Sumber : www.djpk.depkeu.go.id, diolah penulis 2016 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kabupatenkota di Sumatera Utara mengalami fiscal stress yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka upaya peningkatan PAD. Upaya peningkatan PAD tertinggi adalah Kabupaten Dairi pada tahun 2014 yaitu sebesar 219,99.

4.1.2.2 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah PAD

Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah adalah peningkatan sumber-sumber penerimaan daerah yang diperoleh dari daerah itu sendiri berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah PAD dapat diukur berdasarkan pendapatan asli daerah APBD dibagi dengan pendapatan asli daerah periode APBD sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan asli daerah pada kabupatenkota di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah KabupatenKota Jutaan Rupiah 2012-2014 No KabupatenKota Realisasi Pertumbuhan PAD 2012 2013 2014 2013 2014 1 Kab. Nias 29.822 44.726 65.082 49,98 45,51 2 Kab. Mandailing Natal 21.274 47.666 37.966 124,06 -20,35 3 Kab. Tapanuli Selatan 56.418 69.220 95.588 22,69 38,09 Universitas Sumatera Utara 43 4 Kab. Tapanuli Tengah 21.137 23.211 55.364 9,81 138,53 5 Kab. Tapanuli Utara 34.023 75.909 63.696 123,11 -16,09 6 Kab. Toba Samosir 16.543 19.803 26.014 19,71 31,37 7 Kab. Labuhan Batu 59.439 49.785 109.897 -16,24 120,75 8 Kab. Asahan 37.895 53.692 91.468 41,69 70,36 9 Kab. Simalungun 61.246 97.915 96.390 59,87 -1,56 10 Kab. Dairi 20.912 29.933 53.526 43,14 78,82 11 Kab. Tanah Karo 41.243 46.343 72.914 12,37 57,34 12 Kab. Deli Serdang 291.018 328.348 433.886 12,83 32,14 13 Kab. Langkat 129.243 65.521 107.812 -49,30 64,54 14 Kab. Humbang Hasundutan 17.902 17.633 29.491 -1,50 67,25 15 Kab. Pakpak Bharat 6.353 9.081 15.389 42,93 69,47 16 Kab. Samosir 17.460 26.661 36.850 52,70 38,21 17 Kab. Serdang Bedagai 39.275 50.372 74.762 28,26 48,42 18 Kab. Padang Lawas Utara 12.798 5.805 22.173 -54,64 281,94 19 Kab. Padang Lawas 9.881 23.140 28.780 134,18 24,37 20 Kab. Labuhan Batu Selatan 18.977 26.702 36.387 40,71 36,27 21 Kab. Labuhan Batu Utara 18.971 25.651 32.399 35,21 26,30 22 Kab. Nias Barat 5.461 7.224 10.298 32,28 42,56 23 Kota Sibolga 26.698 29.458 52.923 10,34 79,66 24 Kota Pematang Siantar 49.915 61.358 90.477 22,92 47,46 25 Kota Tebing Tinggi 47.331 53.200 74.515 12,40 40,07 26 Kota Medan 1.147.124 1.206.170 1.384.246 5,15 14,76 27 Kota Binjai 48.178 49.173 71.967 2,06 46,36 Sumber : www.djpk.depkeu.go.id, diolah penulis 2016 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah PAD mengalami peningkatan maupun penurunan. Pertumbuhan PAD tertinggi adalah Kabupaten Padang Lawas Utara pada tahun 2014 yaitu sebesar 281,94.

4.1.2.3 Pertumbuhan Belanja Modal

Pertumbuhan belanja modal adalah peningkatan porsi belanja yang digunakan untuk memperoleh aset tetap yang memiliki manfaat ekonomis lebih dari 12 dua Universitas Sumatera Utara 44 belas bulan yang digunakan untuk meningkatkan pelayan publik. Pertumbuhan belanja modal dapat diukur berdasarkan belanja modal periode APBD dibagi dengan belanja modal periode APBD sebelumnya. Pertumbuhan belanja modal pada kabupatenkota di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5 Pertumbuhan Belanja Modal KabupatenKota Jutaan Rupiah 2012-2014 No KabupatenKota Realisasi Pertumbuhan Belanja Modal 2012 2013 2014 2013 2014 1 Kab. Nias 153.105 173.429 158.098 13,27 -8,84 2 Kab. Mandailing Natal 133.047 141.626 181.768 6,45 28,34 3 Kab. Tapanuli Selatan 194.194 267.454 222.350 37,73 -16,86 4 Kab. Tapanuli Tengah 154.200 258.593 102.211 67,70 -60,47 5 Kab. Tapanuli Utara 171.508 413.791 146.464 141,27 -64,60 6 Kab. Toba Samosir 153.981 125.577 156.147 -18,45 24,34 7 Kab. Labuhan Batu 204.123 226.694 209.026 11,06 -7,79 8 Kab. Asahan 259.227 271.753 424.188 4,83 56,09 NO KabupatenKota Realisasi Pertumbuhan Belanja Modal 2012 2013 2014 2013 2014 9 Kab. Simalungun 314.892 234.348 226.371 -25,58 -3,40 10 Kab. Dairi 97.984 138.860 155.712 41,72 12,14 11 Kab. Tanah Karo 153.196 245.359 155.665 60,16 -36,56 12 Kab. Deli Serdang 334.254 352.334 553.706 5,41 57,15 13 Kab. Langkat 255.053 308.212 329.543 20,84 6,92 14 Kab. Humbang Hasundutan 124.493 190.867 223.948 53,32 17,33 15 Kab. Pakpak Bharat 70.238 147.987 144.433 110,69 -2,40 16 Kab. Samosir 85.424 162.440 167.758 90,16 3,27 17 Kab. Serdang Bedagai 148.713 250.622 183.439 68,53 -26,81 18 Kab. Padang Lawas Utara 232.918 34.243 171.951 -85,30 402,15 19 Kab. Padang Lawas 116.854 137.298 103.210 17,50 -24,83 20 Kab. Labuhan Batu Selatan 145.201 335.067 244.956 130,76 -26,89 21 Kab. Labuhan Batu Utara 250.093 292.436 213.674 16,93 -26,93 22 Kab. Nias Barat 106.214 161.068 153.330 51,65 -4,80 23 Kota Sibolga 90.900 87.060 105.881 -4,22 21,62 24 Kota Pematang Siantar 90.832 134.010 112.533 47,54 -16,03 25 Kota Tebing Tinggi 97.955 160.860 163.582 64,22 1,69 26 Kota Medan 558.429 630.803 783.883 12,96 24,27 27 Kota Binjai 158.209 133.103 153.285 -15,87 15,16 Sumber : www.djpk.depkeu.go.id, diolah penulis 2016 Universitas Sumatera Utara 45 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan belanja modal mengalami peningkatan maupun penurunan. Pertumbuhan belanja modal tertinggi adalah Kota Padang Lawas Utara pada tahun 2014 yaitu sebesar 402,15.

4.1.2.4 Pertumbuhan EkonomiPDRB

Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan perekonomian suatu daerah yang dapat diukur dengan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan peningkatan pendapatan per kapita yang diharapkan dapat berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat luas. PDRB diukur berdasarkan PDRB Harga Konstan. Pertumbuhan ekonomiPDRB pada kabupatenkota di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6 Pertumbuhan EkonomiPDRB KabupatenKota Milyar Rupiah 2012-2014 No KabupatenKota Harga Konstan Pertumbuhan EkonomiPDRB 2012 2013 2014 2013 2014 1 Kab. Nias 1.776,05 1.888,76 1.992,05 6,35 5,47 2 Kab. Mandailing Natal 6.210,82 6.604,94 7.037,24 6,35 6,55 3 Kab. Tapanuli Selatan 6.150,49 7.222,61 7.540,96 17,43 4,41 4 Kab. Tapanuli Tengah 4.943,04 5.198,56 5.460,81 5,17 5,04 5 Kab. Tapanuli Utara 4.198,63 4.420,15 4.646,64 5,28 5,12 6 Kab. Toba Samosir 3.985,21 4.178,00 4.355,22 4,84 4,24 7 Kab. Labuhan Batu 16.289,98 17.266,41 18.167,79 5,99 5,22 8 Kab. Asahan 17.872,41 18.906,42 20.019,06 5,79 5,88 9 Kab. Simalungun 19.117,54 20.124,06 21.197,54 5,26 5,33 10 Kab. Dairi 4.671,00 4.906,97 5.153,96 5,05 5,03 11 Kab. Tanah Karo 10.258,23 10.768,99 11.326,40 4,98 5,18 12 Kab. Deli Serdang 47.513,87 51.892,42 55.870,48 9,22 7,67 13 Kab. Langkat 20.858,68 22.024,16 23.150,80 5,59 5,12 14 Kab. Humbang Hasundutan 2.948,18 3.119,00 3.284,16 5,79 5,30 15 Kab. Pakpak Bharat 569,86 603,55 639,24 5,91 5,91 Universitas Sumatera Utara 46 16 Kab. Samosir 2.105,65 2.233,59 2.366,56 6,08 5,95 17 Kab. Serdang Bedagai 13.558,85 14.345,76 15.080,96 5,80 5,12 18 Kab. Padang Lawas Utara 5.531,49 5.871,51 6.230,97 6,15 6,12 19 Kab. Padang Lawas 5.332,02 5.659,62 5.999,93 6,14 6,01 20 Kab. Labuhan Batu Selatan 13.024,49 13.812,09 14.548,32 6,05 5,33 21 Kab. Labuhan Batu Utara 11.978,44 12.732,11 13.420,27 6,29 5,40 22 Kab. Nias Barat 887,93 923,29 970,53 3,98 5,12 23 Kota Sibolga 2.458,50 2.604,21 2.757,70 5,93 5,89 24 Kota Pematang Siantar 6.753,56 7.142,06 7.596,87 5,75 6,37 25 Kota Tebing Tinggi 2.758,87 2.924,75 3.083,91 6,01 5,44 26 Kota Medan 105.162,00 110.794,42 117.497,62 5,36 6,05 27 Kota Binjai 5.553,63 5.887,47 6.230,55 6,01 5,83 Sumber : www.sumut.bps.go.id, diolah penulis 2016 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomiPDRB mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2013 yaitu sebesar 17,43.

4.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.1.3.1 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi pada variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak dapat dideteksi melalui 2 cara yaitu analisis grafik dan analisis statistik uji One sample Kolmogorov Smirnov . Universitas Sumatera Utara 47

4.1.3.1.1 Analisis Grafik

Dengan menggunakan analisis grafik, jika distribusi data adalah normal, maka terdapat titik titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Sumber: Hasil Output SPSS Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Universitas Sumatera Utara 48 Pada Gambar 4.1 dapat dilihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya tidak menjauh dari garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan residual berdistribusi normal.

4.1.3.1.2 Analisis Statistik

Dalam penelitian ini, digunakan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov Test dengan ketentuan jika nilai Asymp. Sig 2 tailed atau nilai probabilitas pada masing- masing variabel lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 maka sebaran data adalah normal Ghozali, 2013. Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 54 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation 33,13241755 Most Extreme Differences Absolute ,136 Positive ,136 Negative -,088 Kolmogorov-Smirnov Z 1,001 Asymp. Sig. 2-tailed ,269 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil Output SPSS Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig 2-tailed lebih besar dibandingkan dengan taraf signifikansi 5 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data dari tabel di atas dinyatakan berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara 49

4.1.3.2 Hasil Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antara variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Untuk melihat ada tidaknya multikolonieritas dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF, yang nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 Ghozali, 2013. Hasil uji multikolonieritas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant PPAD ,697 1,434 PBM ,696 1,437 PPDRB ,976 1,024 a. Dependent Variable: FS Sumber : Hasil Output SPSS Berdasarkan tabel 4.8, dapat dilihat bahwa nilai VIF dari setiap variabel independen tidak ada yang lebih dari 10 dan nilai Tolerance 0,1. Jadi, dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen.

4.1.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah keadaan di mana terjadi ketidaksamaan variance dan residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Model regresi yang baik Universitas Sumatera Utara 50 adalah jika tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisisnya menurut Ghozali, 2013 : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot seperti berikut: Sumber : Hasil Output SPSS Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara 51 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.1.3.4 Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada runtun waktu time series karena “gangguan” pada seseorang individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yaitu dengan melakukan uji Durbin-Watson DW test. Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,462 a ,213 ,166 34,11191 1,417 a. Predictors: Constant, PPDRB, PBM, PPAD b. Dependent Variable: FS Sumber : Hasil Output SPSS Universitas Sumatera Utara 52 Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,417 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada autokorelasi, hal ini berdasarkan pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali 2013 dengan cara melihat besaran Durbin-Watson D-W sebagai berikut: 1. Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif. 2. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3. Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

4.1.3.5 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi merupakan salah satu pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh antara variabel pertumbuhan PAD, pertumbuhan belanja modal dan pertumbuhan ekonomiPDRB terhadap variabel fiscal stress. Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi berganda adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 108,542 17,153 6,328 ,000 PPAD ,373 ,108 ,520 3,462 ,001 PBM -,208 ,082 -,382 -2,540 ,014 PPDRB -1,226 2,661 -,058 -,461 ,647 a. Dependent Variable: FS Sumber : Hasil Output SPSS Universitas Sumatera Utara 53 Berdasarkan tabel koefisien regresi diatas, pada kolom Unstandardized Coefficients diperoleh model persamaan regresi linear beganda sebagai berikut : Y = 108,542 + 0,373 X 1 - 0,208 X 2 – 1,226 + e Dimana : Y = Fiscal Stress X 1 = Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah X 2 = Pertumbuhan Belanja Modal X 3 = Pertumbuhan EkonomiPDRB Model persamaan regresi berganda tersebut bermakna : 1. Nilai konstanta sebesar 108,542 artinya apabila nilai variabel pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah, pertumbuhan belanja modal dan pertumbuhan ekonomiPDRB bernilai nol, maka fiscal stress sebesar 108,542 . 2. Variabel pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap belanja modal dengan nilai koefisien sebesar 0,373, artinya setiap pertambahan 1 variabel pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah maka akan menaikkan kondisi fiscal stress, karena menaikkan upaya peningkatan PAD sebesar 0,373 3. Variabel Pertumbuhan belanja modal berpengaruh negatif terhadap fiscal stress dengan nilai koefisien sebesar -0,208, artinya setiap pertambahan 1 variabel Universitas Sumatera Utara 54 pertumbuhan belanja modal akan menurunkan fiscal stress, karena menurunkan upaya peningkatan PAD sebesar 0,208. 4. Variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap kondisi fiscal stress dengan nilai koefisien sebesar -1,226 artinya setiap pertambahan 1 variabel pertumbuhan ekonomi akan menurunkan fiscal stress, karena menurunkan upaya peningkatan PAD sebesar 1,226.

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis

4.1.4.1 Hasil Uji Signifikan Parsial Uji t

Uji t dilakukan untuk membuktikan secara parsial apakah terdapat pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 4.11 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 108,542 17,153 6,328 ,000 PPAD ,373 ,108 ,520 3,462 ,001 PBM -,208 ,082 -,382 -2,540 ,014 PPDRB -1,226 2,661 -,058 -,461 ,647 a. Dependent Variable: FS Sumber : Hasil Output SPSS Universitas Sumatera Utara 55 Dari perhitungan diatas dapat dilihat untuk setiap variabel independennya dengan df = n-k-1 = 54-3-1 = 50 dengan taraf signifikan 5 adalah 2,008 maka t tabel = 2,008. Nilai t hitung pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah PAD adalah 3,462 dengan t tabel 2,008 ini menunjukkan bahwa . Kemudian berdasarkan probabilitas signifikan 0,001 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah PAD berpengaruh terhadap fiscal stress, berarti H 1 diterima. Kemudian nilai t hitung pertumbuhan belanja modal adalah 2,540 dengan t tabel 2,008 ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel . Kemudian berdasarkan probabilitas signifikan pertumbuhan belanja modal 0,014 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan belanja modal berpengaruh terhadap fiscal stress , berarti H 2 diterima. Sedangkan nilai t hitung pertumbuhan ekonomiPDRB adalah 0,461 dengan t tabel 2,008 ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel . Kemudian berdasarkan probabilitas signifikan pertumbuhan ekonomiPDRB 0,647 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomiPDRB tidak berpengaruh terhadap fiscal stress , berarti H 3 ditolak.

4.1.4.2 Hasil Uji Signifikan Simultan Uji F

Uji F untuk menguji signifikansi sejauh mana variabel-variabel independen secara simultan yang digunakan mampu menjelaskan variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 56 Tabel 4.12 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 15773,643 3 5257,881 4,519 ,007 a Residual 58181,126 50 1163,623 Total 73954,769 53 a. Predictors: Constant, PPDRB, PPAD, PBM b. Dependent Variable: FS Sumber : Hasil Output SPSS Dari hasil pengujian terhadap uji Anova atau F test seperti yang ditampilkan diatas diperoleh nilai F hitung sebesar 4,519 pada taraf α = 0,05 dengan derajat kebebasan sebagai pembilang df1 k = 3 jumlah variabel independen dan derajat kebebasan sebagai penyebut df2 n-k-1 = 50 maka F tabel 2,79. Dari hasil diatas F hitung 4,519 F tabel 2,79 dan nilai signifikan 0,007 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah PAD, pertumbuhan belanja modal dan pertumbuhan ekonomiPDRB berpengaruh terhadap fiscal stress, berarti diterima.

4.1.4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi R

2 Koefisien R square digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Tabel 4.13 Hasil Uji R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,462 a ,213 ,166 34,11191 a. Predictors: Constant, PPDRB, PBM, PPAD b. Dependent Variable: FS Sumber : Hasil Output SPSS Universitas Sumatera Utara 57 Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka R sebesar 0,462. Hal ini berarti bahwa hubungan antara pertumbuhan pendapatan asli daerah, pertumbuhan belanja modal dan pertumbuhan ekonomiPDRB terhadap fiscal stress mempunyai hubungan sebesar 46,2. Dikatakan kuat. Nilai Adjusted R Square yang dihasilkan 0,213 yang berarti 21,3 dari variasi fiscal stress dapat dijelaskan oleh variabel pertumbuhan pendapatan asli daerah, pertumbuhan belanja modal dan pertumbuhan ekonomi.PDRB Sedangkan sisanya yaitu 78,7 100 - 21,3 dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dapat dijelaskan oleh model regresi.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

3 82 84

Pengaruh Tax Effort, Pertumbuhan Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

7 76 100

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara)

1 39 97

Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Pertumbuhan Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi PDRB Terhadap Fiscal Stress Pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara Periode 2012-2014

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Pertumbuhan Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi PDRB Terhadap Fiscal Stress Pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara Periode 2012-2014

0 0 2

Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Pertumbuhan Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi PDRB Terhadap Fiscal Stress Pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara Periode 2012-2014

0 0 6

Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Pertumbuhan Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi PDRB Terhadap Fiscal Stress Pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara Periode 2012-2014

1 4 18

Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Pertumbuhan Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi PDRB Terhadap Fiscal Stress Pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara Periode 2012-2014

0 0 3

Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Pertumbuhan Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi PDRB Terhadap Fiscal Stress Pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara Periode 2012-2014

1 1 10

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11