57
Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka R sebesar 0,462. Hal ini berarti bahwa hubungan antara pertumbuhan pendapatan asli daerah, pertumbuhan belanja
modal dan pertumbuhan ekonomiPDRB terhadap fiscal stress mempunyai hubungan sebesar 46,2. Dikatakan kuat. Nilai Adjusted R Square yang
dihasilkan 0,213 yang berarti 21,3 dari variasi fiscal stress dapat dijelaskan oleh variabel pertumbuhan pendapatan asli daerah, pertumbuhan belanja modal dan
pertumbuhan ekonomi.PDRB Sedangkan sisanya yaitu 78,7 100 - 21,3 dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dapat dijelaskan oleh model
regresi.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa secara simultan pertumbuhan PAD, pertumbuhan belanja modal dan pertumbuhan ekonomi
berpengaruh signifikan terhadap fiscal stress pada kabupatenkota di Sumatera Utara. Secara parsial hanya variabel pertumbuhan PAD yang berpengaruh
signifikan terhadap kondisi fiscal stress pada kabupatenkota di Sumatera Utara. Sedangkan variabel pertumbuhan belanja modal dan pertumbuhan ekonomi yang
diproksikan oleh Product Domestic Regional Bruto PDRB berdasarkan harga konstan tidak berpengaruh signifikan terhadap fiscal stress pada kabupatenkota di
Provinsi Sumatera Utara.
4.2.1 Pertumbuhan PAD Berpengaruh terhadap Fiscal Stress
Pendapatan Asli Daerah PAD adalah penerimaan daerah yang diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku guna membiayai kegiatan-kegiatan daerah tersebut. Secara teoritis
Universitas Sumatera Utara
58
kemandirian daerah diukur berdasarkan PAD. Maka Pemerintah Daerah berupaya untuk menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan daerahnya guna
mengurangi ketergantungan terhadap Pemerintah Pusat. Berdasarkan pengujian hipotesis variabel pertumbuhan pendapatan asli daerah
PAD berpengaruh terhadap fiscal stress. Hasil ini dapat dilihat dari nilai signifikan 0,001 0,05 dan t
hitung
3,462 t
tabel
2,008 maka hipotesis pertama diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa pertumbuhan PAD secara parsial dapat
meningkatkan fiscal stress. Dengan kata lain fiscal stress yang tinggi pada suatu daerah mendorong daerah untuk lebih mengoptimalkan potensi-potensi
penerimaan daerahnya. Ditambah dengan adanya UU No. 28 tahun 2009 yang memberikan kewenangan yang lebih besar bagi daerah untuk meningkatkan PAD,
dimana dalam UU ini terdapat empat jenis pajak baru dan empat jenis retribusi baru yang mendongkrak penerimaan daerah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
perbandingan anggaran PAD dengan realisasinya yang mencapai 112,43 dengan rata-rata pertumbuhan PAD sebesar 42,95. Hasil ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Balitbang 2011 dan Muda 2012 yang menyatakan bahwa pertumbuhan PAD secara parsial berpengaruh terhadap fiscal stress pada
kabupatenkota di Sumatera Utara.
4.2.2 Pertumbuhan Belanja Modal Berpengaruh terhadap Fiscal
Stress
Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh aset tetap yang memiliki manfaat ekonomis lebih dari 12 dua belas bulan yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
59
untuk membangun daerah dan meningkatkan pelayanan publik. Pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja modal dalam APBD
untuk menambah aset tetap. Alokasi belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksaan
tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik. Berdasarkan pengujian hipotesis variabel pertumbuhan belanja modal
berpengaruh terhadap fiscal stress. Hasil ini dapat dilihat dari nilai signifikan 0,014 0,05 dan t
hitung
2,540 t
tabel
2,005 maka hipotesis kedua diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa pertumbuhan belanja modal secara parsial meningkatkan
fiscal stress . Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyawan
dan Adi 2008 yang menyatakan bahwa pertumbuhan belanja modal secara parsial berpengaruh terhadap fiscal stress pada kabupatenkota di Sumatera Utara.
4.2.3 Pertumbuhan EkonomiPDRB Tidak Berpengaruh terhadap
Fiscal Stress
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan perekonomian suatu daerah yang dapat diukur dengan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan
pendapatan per kapita yang diharapkan dapat berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat luas. Pertumbuhan ekonomi seharusnya memberikan
dampak pada meningkatnya pendapatan asli daerah. Berdasarkan pengujian hipotesis variabel pertumbuhan ekonomiPDRB tidak
berpengaruh terhadap fiscal stress. Hasil ini dapat dilihat dari nilai signifikan 0,647 0,05 dan t
hitung
0,461 t
tabel
2,005 maka hipotesis ketiga ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomiPDRB secara parsial tidak
meningkatkan fiscal stress. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi
Universitas Sumatera Utara
60
masih relatif kecil, sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta tingginya inflasi setiap tahunnya. Hasil
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Balitbang 2011 dan Muda 2012 yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomiPDRB secara parsial tidak
berpengaruh terhadap fiscal stress pada kabupatenkota di Sumatera Utara.
4.2.4 Pertumbuhan PAD, Pertumbuhan Belanja Modal
dan Pertumbuhan EkonomiPDRB Berpengaruh terhadap
Fiscal Stress
Fiscal stress yang tinggi menunjukkan semakin tingginya upaya daerah untuk
meningkatkan PAD-nya. Sejalan dengan hal itu, harapan untuk terus meningkatkan penerimaan sendiri ini akan sulit terwujud apabila alokasi belanja
untuk modal tidak ditingkatkan. Salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah Pemerintah KabupatenKota harus lebih efektif dalam pengalokasian belanja
modal guna memenuhi kepentingan publik, baik yang mendukung pertumbuhan ekonomi maupun untuk pelayanan publik secara langsung.
Berdasarkan hasil pengujian simultan F, hasil hipotesis menunjukan variabel pertumbuhan PAD, pertumbuhan belanja modal dan pertumbuhan ekonomiPDRB
berpengaruh secara simultan terhadap fiscal stress. Hal ini dapat dilihat dari F
hitung
F
tabel
4,52 2,79 dengan tingkat signifikan 0,007 0,05 maka hipotesis keempat diterima. Hal ini berarti semakin tinggi pertumbuhan PAD, pertumbuhan
belanja modal dan pertumbuhan ekonomiPDRB secara bersamaan maka akan semakin tinggi fiscal stress.
Pertumbuhan PAD memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat,
Universitas Sumatera Utara
61
salah satunya dengan meningkat pelayanan publik yang dapat dialokasikan pada belanja modal. Belanja modal juga dapat digunakan untuk memperbaiki sarana
dan prasarana publik yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Balitbang 2011
dan Muda 2012 yang menyatakan bahwa pertumbuhan PAD, pertumbuhan belanja modal dan pertumbuhan ekonomiPDRB berpengaruh secara simultan
terhadap fiscal stress pada kabupatenkota di Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan