10
mempertimbangkan potensi yang dimiliki. Potensi dalam pengertian ini adalah seberapa besar target yang ditetapkan pemerintah daerah dapat
dicapai dalam tahun anggaran daerah tersebut Muda, 2012. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa fiscal stress
adalah tekanan anggaran yang terjadi akibat keterbatasan penerimaan daerah yang dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap penerimaan
daerah, karena dengan tingginya tingkat fiscal stress daerah lebih termotivasi untuk menggali dan mengoptimalkan pendapatan asli daerahnya guna
mengurangi ketergantungan terhadap pusat. Menurut Sukanto R dalam Setyawan dan Adi, 2008, tekanan fiskal fiscal stress dapat dirumuskan :
UPPAD = Realisasi PADPotensi PAD x 100
Keterangan : UPPAD
= Upaya peningkatan sumber-sumber PAD Realisasi PAD
= Realisasi penerimaan sumber-sumber PAD Potensi PAD
= Target penerimaan sumber-sumber PAD
2.2 Pendapatan Asli Daerah
Menurut Halim daan Kusupi 2012:101, “Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber
ekonomi asli daerah”. Nordiawan 2009:181 menjelaskan bahwa, “pendapatan asli daerah, merupakan pendapatan daerah yang bersumber
dari daerah itu sendiri. Termasuk dalam pendapatan jenis ini adalah pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah ”.
Universitas Sumatera Utara
11
Menurut Mardiasmo 2004:132, “PAD adalah penerimaan daerah
dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah”. Pemerintah Daerah cenderung memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bantuan Pemerintah Pusat dan
menggangarkan peningkatan belanja yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam upaya meningkatkan PAD Adi dan
Ekaristi, 2009. Berdasarkan Permendagri No.32 Tahun 2008, dalam upaya
peningkatan PAD, agar tidak menetapkan kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat. Dapat ditempuh melalui penyederhanaan
sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah, meningkatkan ketaatan wajib pajak dan pembayar retribusi daerah serta
meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD yang diikuti dengan peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan
kecepatan pelayanan. Dalam struktur APBD baru dengan pendekatan kinerja, jenis
pendapatan yang berasal dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang perubahan atas UU No. 34 Tahun 2000,
dirinci menjadi : a. Pajak provinsi terdiri dari : Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan
di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,
Universitas Sumatera Utara
12
Pajak Pengembalian dan Pemanfaatan Air bawah Tanah dan Air permukaan dan Pajak Rokok.
b. Jenis pajak kabupatenkota terdiri dari : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak
Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan PBB P2, Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan BPHTB, dan Pajak Sarang Burung Walet. c. Retribusi dirinci menjadi : Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa
Usaha, Retribusi Perijinan Tertentu, Retribusi Pelayanan Tera Ulang, Retribusi
Pendidikan, Retribusi
Pengendalian Menara
Telekomunikasi, dan Retribusi Izin Usaha Perikanan.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah PAD adalah penerimaan daerah yang diperoleh dari sumber-
sumber dalam wilayahnya sendiri dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku guna membiayai kegiatan-kegiatan daerah tersebut.
Pertumbuhan pendapatan asli daerah diukur berdasarkan pendapatan asli daerah periode APBD dibagi dengan pendapatan asli daerah periode
APBD sebelumnya. Haryadi dalam Muda, 2012
PPAD t = PAD
t
PAD
t-1
x 100
Keterangan : PPAD t
= Pertumbuhan Pendapatan Daerah periode t PAD t
= Pendapatan Asli Daerah periode t PAD t-1
= Pendapatan Asli Daerah periode t-1
Universitas Sumatera Utara
13
2.3 Belanja Modal