Minyak dan lemak TINJAUAN PUSTAKA

Minyak sawit terdiri dari berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang berbeda- beda. Panjang rantai adalah antara 14 – 20 atom karbon. Dengan demikinan sifat minyak sawit ditentukan oleh perbandingan dan komposisi trigliserida tersebut, tercantum panjang rantai dan sifat-sifat asam lemak yang ada dala minyak sawit. Karena kandungan asam lemak yang terbanyak adalah asam lemak jenuh oleat dan linolenat, minyak sawit masuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Jumlah asam jenuh dan asam lemak tak jenuh dalam minyak sawit hampir sama. Komponen utama adalah asam palmitat dan oleat. Selain mengandung karotenoida 500 – 700 ppm juga mengandung sterol ± 300 ppm, tokoerol 500 – 800 ppm dan fosfatida 500 – 1000 ppm. Mangoensoekarjo, 2003

2.3. Minyak dan lemak

Minyak dan lemak diklasifikasikan dalam dua kategori, yakni: pertama berdasarkan asal bahannya dan kedua berdasarkan penggunaanya. Berdasarkan asal bahannya minyak dan lemak terdiri atas 3 kelompok, yaitu: minyak nabati, minyak hewan dan minyak ikan. Berdasarkan penggunaannya minyak dan lemak terdiri dari 2 kelompok, yaitu: minyak industri industrial oil dan minyak untuk keperluan pangan edible oil. Jika dibandingkan dengan sumber-sumber minyak nabati lainnya, kelapa sawit merupakan penghasil minyak nabati yang paling efisien, sebab menghasilkan 5 - 8,4 ton minyakHa. Sedangkan kedelai yang merupakan saingan utama hanya menghasilkan 0,4 ton minyakHa. Hingga saat ini berkisar 70 negara Universitas Sumatera Utara menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku industri pangan maupun non- pangan. Risza, 1994 Lemak merupakan bahan makanan yang penting baik karena kalori yang dihasilkan tinggi maupun karena vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak. Serta asam-asam lemak esensial yang terdapat pada lemak tersebut. Asam lemak kebanyakan diperoleh melalui hidrolisis lemak yang merupakan asam monokarboksilat yang mengandung gugus karboksil yang dapat berionosasi dan non polar, berantai atom C lurus dan siklik. Umumnya terbentuk dari atom C yang genap dan dapat jenuh dan tidak jenuh. Naibaho,1998 Pembentukan lemak dalam buah sawit mulai berlangsung beberapa minggu sebelum matang. Oleh karena itu penentuan saat panen adalah sangat menentukan. Kandungan minyak tertinggi dalam buah adalah pada saat buah akan membrondol. Karena itu kematangan tandan biasanya dinyatakan dengan jumlah buahnya yang membrondol. Kebalikan dari pembentukan lemak adalah penguraian atau hidro di balisis lemak menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Pada proses hidrolisis dikatalisis oleh enzim lipase yang juga terdapat dalam buah, tetapi berada di luar sel yang mengandung minyak. Jika dinding sel pecah atau rusak karena proses pembusukan atau karena pelukaan mekanik, tergores atau memar karena benturan, enzim akan bersinggungan dengan minyak dan reaksi hidrolisis akan segera berlangsung dengan cepat. Pada pembentukkan aasam lemak bebas oleh mikroorganisme jamur atau bakteri tertentu juga dapat terjadi bila suasananya sesuai yaitu pada suhu rendah di bawah 50 C dan dalam keadaaan lembab dan kotor. Mangoensoekarjo, 2003 Universitas Sumatera Utara 2.4. Ciri-ciri Fisiologi Kelapa Sawit Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil. Batangnya tumbuh lurus, umumnya tidak bercabang dan tidak mempunyai kambium. Tanaman ini berumah satu atau monoecious, bunga jantan dan bungan betina terdapat pada satu pohon. Kedua jenis bunga yang keluar dari ketiak pelepah daun berkembang terpisah. Bunga dapat menyerbuk bersilang atau menyerbuk sendiri. Tanaman kelapa sawit dan dibagi menjadi bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif terdiri atas akar, batang, dan daun. Sedangkan bagian generatif yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan adalah bunga dan buah. Kelapa sawit diperbanyak secara generatif dengan biji yang dikecambahkan. Cara lain adalah memperbanyak tanaman secara vegatatif atau cara klonal, dengan mengambil bagian vegetaif tanaman yang ditumbuhkan dalam alas makanan media buatan. Mangoensoekarjo, 2003 1. Bagian vegetatif a. Akar Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Selain itu, sebagai penyangga berdirinya tanaman sehingga mampu menyokongtegaknyaa tanaman pada ketinggian yang mencapai puluhan meter hingga tanaman berumur 25 tahun. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing dan berwarna putih atau kekuningan. Tanaman kelapa sawit berakar serabut yang terdiri dari atas akar primer, sekunder, tersier dan kuartier. Akar-akar kelapa sawit banyak Universitas Sumatera Utara berkembang di lapisan tanah atas sampai kedalaman ± 1 meter dan semakin ke bawah semakin sedikit. b. Batang Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil, yaitu batangnya tidak mempunyai kambium dan umumnya tidak bercabang. Batang berfungsi sabagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut bahan makanan. Batang kelpa sawit berbentuk silinder dengan diameter 20 – 75 cm. Tanaman yang masih muda, batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun. Pertambahan tinggi batang terlihat jelas setelah tanaman berumur 4 tahun. Tinggi batang bertambah 25 – 45 cm tahun. c. Daun Daun kelapa sawit membentuk suatu pelepah bersirip genap dan bertulang sejajar. Panjang pelepah dapat mencapai 9 meter; jumlah anak daun tiap pelepah dapat mencapai 380 helai. Panjang anak daun dapat mencapai 120 meter. Pelepah daun sejak mulai terbentuk sampai tua mencapai waktu ± 7 tahun ; jumlah pelepah dalam 1 pohon dapat mencapai 60 pelepah. Jumlah pelepah, panjang pelepah dan jumlah anak daun tergantung pada umur tanaman. Tanaman yang berumur tua, jumlah pelepah dan anak daun lebih banyak. Begitu pula pelepahnya akan lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih muda. Berat kering satu pelepah dadpat mencapai 4,5 kg. Pada tanaman dewasa ditemukan sekitar Universitas Sumatera Utara 40 – 50 pelepah. Saat tanaman berumur sekitar 10 – 13 tahun dapat ditemukan daun yang luas permukaannya yang mencapai 10 – 15 m 2 . 2. Bagian generatif a. Bunga Kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12 bulan. Pembungaan kelapa sawit termasuk monoccious artinya buna jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon tetapi pada satu tandan yang sama. Tanaman sawit dapat menyerbuk secara silang dan juga menyerbuk sendiri. Rangkaian bunga jantan dihasilkan dengan siklus yang bergantian dengan rangkaian bunga betina, sehingga pembungaan secara bersamaan sangat jarang terjadi. Rangkaian bunga terdiri dari batang poros dan cabang-cabang meruncing yang disebut spikelet. Jumlah spikelet dalam rangkaian dapat mencapai 200 buah. Batang poros bunga jantan lebig panjang dibandingkan bunga betina, tetapi jumlah spikeletnya hampir sama. Jumlah bunga tiap spikelet pada bunga jantan lebih banyak yaitu 700 – 1200 buah. Bunga betina yang sudah mekar atau dalam keadaan reseptif mengalami beberapa tingkat perkembangan. Pada hari pertama sesudah bunga mekar akan berwarna putih, sedangkan pada hari kedua berubah menjadi kuning gading. Pada hari ketiga warna bunga menjadi agak kemerahan dan pada hari keempat menjadi merah kehitam-hitaman. Universitas Sumatera Utara b. Buah Buah disebut juga fructus. Pada umunya tanaman kelap sawit yang tumbuh baik dan subur sudah dapat menghasilakan buah serta siap dipanen pertama pada umur sekitar 3,5 tahun jika dihitung mulai dari penanaman biji kecambah di pembibitan. Proses pembentukkan buah sejak saat penyerbukan sampai buah matang ± 6 bulan. Buah kelapa sawit pada waktu muda berwarna hitam, kemudian setelah berumur ± 5 bulan berangsur-angsur menjadi merah kekuning-kuningan Buah kelapa sawit termasuk buah batu yang trdiri dari 3 bagian, yakni: a. Lapisan luar Epicarpium disebut kulit luar. b. Lapisan tengah Mesocarpium disebut daging buah, mengandung minyak sawit. c. Lapisan dalam Endocarpium disebut inti, mengandung minyak inti. Biji kelapa sawit kernel terdiri dari 3 bagian, yakni: 1. Kulit biji Spermodermis disebut cangkang. 2. Tali pusat Funiculus. 3. Inti biji Nucleus seminis. Risza,1994

2.5. Klasifikasi Botani Kelapa Sawit

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Air Inti Sawit dengan Menggunakan Alat Moisture Balance dan Kadar Minyak Inti Sawit dengan Ekstraksi Sokletasi di PTPN IV Medan

5 100 47

Penentuan Kadar Air Inti Sawit dengan Menggunakan Alat Moisture Balance dan kadar Minyak Inti Sawit dengan Ektraksi Sokletasi di PTPN IV Medan

13 121 45

Analisis Kadar Dan Rendemen Minyak Sawit (CPO) Dan Minyak Inti Sawit (PKO) Dengan Ekstraksi Sokletasi Di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi

22 155 52

Analisis Kadar Kandungan Minyak Pada Cangkang, Inti Sawit dan Bungkil IntiSawit Dengan Metode ekstraksi Sokletasi Di PT. SMART Tbk

7 58 52

Penentuan Kadar Minyak Inti Sawit Dengan Ekstraksi Sokletasi Dan Kadar Air Inti Sawit Dengan Menggunakan Alat Moisture Balance Di PT. Multimas Nabati Asahan – Batu Bara

0 0 9

Penentuan Kadar Minyak Inti Sawit Dengan Ekstraksi Sokletasi Dan Kadar Air Inti Sawit Dengan Menggunakan Alat Moisture Balance Di PT. Multimas Nabati Asahan – Batu Bara

0 0 2

Penentuan Kadar Minyak Inti Sawit Dengan Ekstraksi Sokletasi Dan Kadar Air Inti Sawit Dengan Menggunakan Alat Moisture Balance Di PT. Multimas Nabati Asahan – Batu Bara

0 0 4

Penentuan Kadar Minyak Inti Sawit Dengan Ekstraksi Sokletasi Dan Kadar Air Inti Sawit Dengan Menggunakan Alat Moisture Balance Di PT. Multimas Nabati Asahan – Batu Bara

0 0 30

Penentuan Kadar Minyak Inti Sawit Dengan Ekstraksi Sokletasi Dan Kadar Air Inti Sawit Dengan Menggunakan Alat Moisture Balance Di PT. Multimas Nabati Asahan – Batu Bara

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit - Penentuan Kadar Air Inti Sawit dengan Menggunakan Alat Moisture Balance dan Kadar Minyak Inti Sawit dengan Ekstraksi Sokletasi di PTPN IV Medan

0 0 22