lancar, maka dalam suatu pemanenan akan diperoleh komposisi fraksi sebagi berikut :
a. junlah brondolan di pabrik kurang lebih 25 dari berat tandan sebelumnya.
b. Tandan yang terdiri dari fraksi 2 dan 3 minimal 65 dari jumlah tandan.
c. Tandan yang terdiri dari fraksi 1 maksimal 20 dari jumlah tandan.
d. Tandan yang terdiri dari fraksi 4 dan 5 maksimal 15 dari jumlah tandan.
2.9. Pematangan Buah
Dalam proses pematangan buah terjadi pembentukan komponen buah dan setelah terjadi 4 kejenuhan setiap unsur komponen maka mulailah terjadi fase
pematangan pada fase buah terjadi beberapa hal : a.
Perubahan karbohidrat menjadi gula yang ditandai dengan rasa manis pada inti sawit dan daging buah.
b. Perombakan hemiselulose menjadi sakarida sederhana. Ini dapat dilihat
bahwa antar serat kurang dengan tekstur yang lunak. c.
Perombakan warna buah dari hitam kehijau-hijauan berubah menjadi hijau kekuning-kuningan kemudian menjadi orangemerah jingga.
d. Fisik buah berubah yaitu malam yang kilat berubah menjadi suram.
Naibaho,1998
2.10. Inti Sawit
Bentuk inti sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna cokelat hitam. Inti sawit mengandung lemak, protein, serat dan air. Pada pemakaiannya lemak yang
Universitas Sumatera Utara
terkandung di dalamnya disebut minyak inti sawit diekstraksi dan sisanya atau bungkilnya yang kaya protein dipakai sebagai bahan makanan ternak. Kadar
minyak dalam inti kering adalah 44 – 53. Minyak inti yang baik berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan.
Bungkil inti sawit diinginkan berwarna relatif terang dan nilai gizi serta
kandungan asam aminonya tidak berubah.
Tabel 2.10 Kandungan rata-rata inti sawit Komponen
Jumlah Minyak
47-52 Air
6-8 Protein
7,5-9,0 Extractable non nitrogen
23-24 Selulosa
5 Abu
2
Terdapat variasi komposisi inti sawit dalam hal padatan dan nonrotein. Bagian yang d.isebut extactable nonprotein yang mengandung sejumlah sukrosa,
gula reduksi dan pati tetapi dalam beberapa contoh tidak mengandung pati. Ketaren, 1986
Inti sawit dapat disimpan dalam karung goni yang berisi 50 atau 80 kg atau disimpan secara curah dalam bin atau silo. Di sini juga dapat terjadi
perusakan mutu selama penimbunan, yaitu peningkatan kadar ALB, perkembangan jamur dan kutu-kutu. Persyaratan penimbunan yang baik adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Kadar air inti 7 kadar air setimbang dengan kelembaban udara luar
2. Kadar inti pecah diusahakan sedikit mungkin.
3. Memakai goni bersih dan kuat
4. Ventilasi gudang harus baik dan udara kering
5. Tinggi lapisan goni berisi inti tidak lebih dari 4 lapis
6. Penimbunan tidak langsung di atas lantai semen
2.11. Pengolahan Kelapa Sawit