1. Kadar air inti 7 kadar air setimbang dengan kelembaban udara luar
2. Kadar inti pecah diusahakan sedikit mungkin.
3. Memakai goni bersih dan kuat
4. Ventilasi gudang harus baik dan udara kering
5. Tinggi lapisan goni berisi inti tidak lebih dari 4 lapis
6. Penimbunan tidak langsung di atas lantai semen
2.11. Pengolahan Kelapa Sawit
Tahap-tahap pengolahan buah kelapa sawit adalah sebagai berikut. a.
Pengangkutan TBS ke pabrik Tandan buah segar hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk
diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka kandungan ALB nya semakin meningkat. Untuk mengjindari hal tersebut, maksimal 8
jam setelah panen, TBS harus segera diolah. Sesampai TBS di pabrik, segera dilakukan penimbangan.
b. Penimbangan
Penimbangan dilakukan di atas jembatan timbang. Jika diangkut dengan kendaraan truk atau traktor gandengan, penimbangan dilakukan sebelum
pembongkaran dan pemuatannya ke dala keranjang rebusan. c.
Perebusan TBS Buah beserta lorinya kemudian direbus dalam suatu tempat perebusan
sterilizer. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan uap panas selama 1 jam atau tergantung pada besarnya tekanan uap. Besarnya tekanan uap
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan adalah 2,5 atmosfer dengan suhu uap 125
o
C. Perebusan Dalam perubusan digunakan sistem 3 puncak tripple peak.
1. Puncak I
Menggunakan tekanan 1,2 bar dan pada suhu 125
o
C . Dimana waktu
untuk mencapai puncak ini adalah sekitar 13 menit. kemungkinan buah yang masak hingga lapisan kedua saja.
2. Puncak II
Mengggunakan tekanan 2,2 bar dan pada suhu 125
o
C. Waktu untuk mencapai puncak ini adalah sekitar 12 menit. Diharapkan buah masak
hingga pada lapisan kelima. 3.
Puncak III Menggunakan tekanan 2.8 bar dan pada suhu 140
o
C. Puncak ketiga ini berlangsung selama 45 menit. Tujuannya agar lepasnya inti dari
cangkang. Tujuan perebusan adalah
1. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB
2. Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang
3. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan
4. Untuk mengkoagulasikan mengendapkan protein sehingga
memudahkan pemisahan minyak.
d. Perontokan dan Pelumatan Buah
Setelah perebusan lori-lori yang berisi TBS ditarik keluar dan diangkat dengan alat hoisting crane. Hoisting crane akan membalikkan TBS ke atas
Universitas Sumatera Utara
mesin perontok buah thresser. Dari thresser, buah-buah yang telah rontok dibawa ke mesin pelumat. Untuk lebih memudahkan penghancuran daging
buah dan pelepasan biji, selama proses pelumatan TBS diuapi. e.
Pemerasan atau Ekstraksi Minyak Sawit Untuk memisahkan biji sawit dari hasil lumatan TBS, maka perlu dilaukan
pengadukan selama 25-30 menit. Setelah lumatan buah bersih dari biji sawit, langkah selanjutnya adaah pemerasan atau ekstraksi yang bertujuan
untuk mengambil minyak dari masa adukan. Cara ekstraksi dengan bahan pelarut lebih sering dipakai dalam ekstraksi minyak biji-bijian, termasuk
minyak inti sawit. Pada dasarnya, ekstraksi dengan cara ini adalah dengan menambahkan pelarut tertentu pada lumatan daging buah sehingga minyak
akan terpisah dari partikel yang lain. f.
Pemurnian dan Penjernihan Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih
berupa minyak kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikel- partikel dari tempurung dan serabut serta 40-45 air. Minyak sawit yang
masih kasar kemudian dialirkan ke dalam tangki minyak kasar Crude Oil Tank dan setelah melalui pemurnian atau klarifikasi yang bertahap, maka
akan dihasilkan minyak sawit mentah. Penulis,1997
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.11. Bagan Alir Pabrik Kelapa Sawit
Universitas Sumatera Utara
2.12. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi PKO