BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit Elaeis quinensis Jacq merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Tanaman kelapa sawit sudah
mulai menghasilkan pada umur 24-30 bulan. Buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belum dapat diolah dalam pabrik karena
masih mengandung minyak yang rendah. Dalam satu pohon dijumpai bungan betina dan bunga jantan yang berbeda,
sehingga penyerbukannya disebut penyerbukan silang. Jumlah bunga betina dan bunga jantan yang terbentuk dipengaruhi oleh sifat tanaman dan pengaruh
lingkungan seperti penyinaran, pemupukan dan perlakuan lainnya. Umur buah tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman dan iklim, umumnya buah telah
dapat dipenen setelah berumur 6 bulan erhitung sejak penyerbukan. Naibaho, 1998
2.2. Minyak kelapa sawit
Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit ialah minyak sawit yang terdapat pada daging buah mesokarp dan minyak inti sawit yang terdapat pada
kernel. Kedua jenis ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan sifat kimia- fisika. Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari
setelah penyerbukan dan berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah minyak
Universitas Sumatera Utara
sudah jenuh. Jika dalam buah tidak terjadi lagi penyerbuakn minyak, maka yang terjadi ialah pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol.
Minyak mula-mula terbentuk dalam buah adalah trigliserida yang mengandung asam lemak bebas jenuh, dan setelah mendekati masa pematangan
buah terjadi pembentukan trigliserida yang mengandung asam lemak tak jenuh. Minyak yang terbentuk dalam daging buah maupun dalam inti terbentuk emulsi
pada kantong-kantong mnyak,dan agar minyak tidak keluar dari buah, maka buah dilapisi dengan malam yang tebal dan berkilat. Untuk melindungi minyak dari
oksidasi yang dirangsang oleh sinar matahari maka tanaman membntuk senyawa kimia pelindung yaitu karotin. Naibaho, 1994
Minyak sawit berwarna merah jingga karena kandungan karotenoida terutama β – karotena, berkonsistensi setengah padat pada suhu kamar
konsistensi dan titik lebur banyak ditentukan oleh kadar ALB nya, dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak bebas yang rendah, bau dan rasanya cukup
enak. Titk lebur minyak sawit tergantung pada kadar ALB nya atau lebih tepat lagi pada kadar digliseridanya. Rumus bangun minyak sawit adalah sebagai
berikut : H
H H – C – OH
HOOCR
1
H – C – OOCR
1
H – C – OH + HOOCR
2
H – C – OOCR
2
+ 3H
2
O H - C – OH
HOOCR
3
H – C – OOCR
3
H H
Gliserol Asam lemak Trigleserida
Air
Universitas Sumatera Utara
Minyak sawit terdiri dari berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang berbeda- beda. Panjang rantai adalah antara 14 – 20 atom karbon. Dengan
demikinan sifat minyak sawit ditentukan oleh perbandingan dan komposisi trigliserida tersebut, tercantum panjang rantai dan sifat-sifat asam lemak yang ada
dala minyak sawit. Karena kandungan asam lemak yang terbanyak adalah asam lemak jenuh
oleat dan linolenat, minyak sawit masuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Jumlah asam jenuh dan asam lemak tak jenuh dalam minyak sawit hampir sama.
Komponen utama adalah asam palmitat dan oleat. Selain mengandung karotenoida 500 – 700 ppm juga mengandung sterol ± 300 ppm, tokoerol 500 –
800 ppm dan fosfatida 500 – 1000 ppm. Mangoensoekarjo, 2003
2.3. Minyak dan lemak