5.1.3.3. Kadar Hemoglobin
Hasil penelitian dari 98 data rekam medis menunjukkan bahwa mayoritas sampel ibu hamil memiliki kadar Hb sebesar 13,3grdl. Untuk kadar hemoglobin
terendah adalah 8,1grdl, sedangkan kadar hemoglobin tertinggi adalah 16,4grdl. Ibu hamil yang kadar hemoglobin normal sejumlah 66 orang 67,3.
Sedangkan, ibu hamil yang memiliki Hb11 grdl dan dikategorikan anemia sejumlah 32 orang 32,7. Data mengenai distribusi karakteristik responden
berdasarkan paritas dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3.Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden berdasarkan Kadar Hemoglobin
Kadar Hb Ibu Frekuensi n
Persentase
Normal ≥ 11 grdl
66 67,3
Anemia 11grdl 32
32,7 Total
98 100
5.1.4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat
dilakukan untuk melihat hubungan antara kadar
hemoglobin ibu hamil pada trimester ketiga dengan kejadian persalinan prematur. Data mengenai hubungan kadar hemoglobin ibu hamil dengan kejadian persalinan
prematur dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4.Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Kejadian Persalinan Prematur
Kadar Hemoglobin Persalinan
Prematur Tidak Prematur
p OR
n n
Normal 23
34,8 43
65,2 0,000 8,101 Anemia
26 81,3
6 18,8
Berdasarkan tabel 5.4, ibu hamil dengan kadar hemoglobin normal yang mengalami persalinan prematur sebanyak 23 orang 34,8 dan yang tidak
mengalami persalinan prematur sebanyak 43 orang 65,2. Ibu hamil dengan
Universitas Sumatera Utara
anemia yang mengalami persalinan prematur sebanyak 26 orang 81,3 dan yang tidak mengalami persalinan prematur sebanyak 6 orang 18,8. Hasil uji
statistik p = 0,000 yang berarti bahwa terdapat hubungan bermakna antara rendahnya kadar hemoglobin ibu hamil terhadap kejadian persalinan prematur.
Karena desain penelitian ini adalah case control, diperoleh nilai OR=8,101 95CI:2,916-22,510. Artinya, kadar hemoglobin ibu yang normal merupakan
faktor risiko persalinan prematur.
5.2. Pembahasan 5.2.1. Karakteristik
Pasien
Karakteristik pasien pada penelitian ini dibagi berdasarkan usia, paitas, dan kadar hemoglobin ibu hamil
5.2.1.1. Usia
Dari penelitian ini, didapatkan bahwa mayoritas ibu hamil berada pada rentang usia 20-35 tahun dengan usia tertinggi adalah 44 tahun dan usia terendah
adalah usia 16 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Verairawan 2011 yang menyatakan bahwa mayoritas ibu hamil di Kecamatan Wonogiri
berada pada rentang usia 20-35 tahun 56,7. Dari hasil penelitiannya dikatakan bahwa usia dengan rentang 20-35 tahun adalah usia yang aman untuk kehamilan.
Pada usia 20-35 tahun, organ reproduksi wanita telah siap untuk menerima konsepsi. Risiko kematian pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah
20 tahun 2-5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita dengan usia 20-35 tahun karena pada usia ini organ reproduksi wanita belum siap untuk kehamilan.
Risiko kematian pada wanita hamil juga akan meningkat kembali pada usia di atas 35 tahun karena terjadi penurunan fungsi organ reproduksi wanita Hanifa, 2002.
Hal ini juga didukung bahwa dari sejumlah penelitian epidemiologik baik di RSU Dr.Soetomo maupun di luar rumah sakit, usia ibu hamil yang terlalu muda
dan terlalu tua termasuk faktor risiko masalah kesehatan pada ibu hamil Prawirohardjo, 2011.
Universitas Sumatera Utara