BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Persalinan Prematur
2.1.1. Definisi Persalinan Prematur
Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu Alston, 2012.
Organisasi Kesehatan Dunia yaitu WHO 2013 membagi persalinan prematur menjadi tiga kategori berdasarkan umur kehamilan, yaitu:
a. extremely preterm bila kurang dari 28 minggu
b. very preterm bila kurang dari 32 minggu
c. moderate to late preterm antara 32 dan 37 minggu
2.1.2. Patogenesis Persalinan
Prematur
Persalinan prematur dapat terjadi secara spontan atau karena ada indikasi. Persalinan prematur secara spontan dapat terjadi pada selaput ketuban yang masih
intak atau karena ketuban pecah dini preterm premature rupture of fetal membranes
. Persalinan prematur atas indikasi bisa tejadi karena kondisi yang terjadi pada ibu ataupun janin. Kondisi pada ibu yang sering menginduksi adalah
kejadian preeklampsia, plasenta previa sedangkan pada janin adalah karena pertumbuhan janin terhambat. Namun, kedua kondisi ini dapat terjadi secara
bersamaan. Dari semua kasus persalinan prematur yang terjadi, 25 terjadi atas indikasi dan 75 terjadi secara spontan dimana 45 dengan selaput ketuban yang
masih intak dan 30 dengan kasus ketuban pecah dini Romero, 2007. Proses persalinan aterm dan prematur pada dasarnya adalah sama,
perbedaannya hanya pada usia kehamilan. Mekanisme umum persalinan yaitu adanya kontraksi uterus, pendataran serviks, dan ketuban pecah. Perbedaan yang
paling mendasar antara persalinan aterm dan prematur adalah persalinan aterm terjadi sebagai hasil proses fisiologis dari mekanisme umum persalinan sedangkan
Universitas Sumatera Utara
persalinan prematur sebagai hasil proses patologis yang mengaktifkan salah satu atau lebih komponen dari mekanisme umum persalinan Romero, 2007
Mekanisme umum persalinan pada persalinan aterm ataupun prematur melibatkan psoses anatomik, biokimia, imunologi, endokrin, dan hal klinis pada
ibu dan janin. Banyak klinisi lebih menekankan pada komponen uterus meliputi kontraksi miometrium, dilatasi serviks, dan pecahnya ketuban. Namun, dapat
terjadi perubahan sistemik seperti peningkatan kadar Corticotropin Releasinng Hormone
CRH di plasma Romero, 2007. Keseluruhan aktivasi mekanisme persalinan dipicu oleh suatu sinyal.
Prostaglandin dipertimbangkan sebagai kunci dalam onset persalinan karena dapat memicu kontraksi miometrium, perubahan matrix ekstraselular yang berhubungan
dengan pendataran serviks dan aktivasi membran desidua Romero, 2007.
Reseptor Prostaglandin di fundus
Gambar 2.1
Mekanisme biokimia dalam persalinan umum Sumber
: Romero dan Lockwood
PG
RP-ARP-B RE-
α
Perubahan serviks KPD
Kontraksi MMPs
dan IL-8 Reseptor Oksitosin,
COX-2
Ca ++
Universitas Sumatera Utara
PG : Prostaglandin RE-
α : Resepor Estrogen
RP-A: Reseptor Prostaglandin-A MMPs
: Metaloproteinisasi
RP-B : Reseptor Prostaglandin-B IL-8
: Interleukin-8
Infeksi merupakan salah satu penyebab persalinan prematur. Mikroorganisme ataupun produk yang dihasilkan dapat memicu inflamasi pada
cairan amnion dan korioamnion Cunningham et al, 2004. Penelitian menunjukkan bahwa 25-40 kasus persalinan prematur
karena infeksi. Microbial invasion of the amniotic cavity
MIAC terdapat pada 12,8 wanita yang mengalami persalinan prematur dengan selaput ketuban yang
masih intak dan 32 pada persalinan prematur dengan ketuban pecah dini. Mikroorganisme yang paling sering ditemui di cairan amnion adalah mikoplasma
dari daerah genitalia Romero, 2007.
Gambar 2.2 Jalur infeksi intrauterin
Sumber :
Romero dan Lockwood
Universitas Sumatera Utara
Tahap 1: Perubahan flora normal di vaginaserviks Tahap 2: Mikroorganisme berada di antara korion dan amnion
Tahap 3: Infeksi intraamnion Tahap 4: Invasi fetus
Menurut Prawirohardjo 2011, kasus persalinan prematur dapat terjadi sebagai akibat proses patogenik yang merupakan mediator biokimia yang
mempunyai dampak terjadinya kontraksi rahim dan perubahan serviks, yaitu: 1. Aktivasi aksis kelenjar hipotalamus-hipofisis-adrenal baik pada ibu maupun
janin, akibat stress pada ibu atau janin. 2. Inflamasi desidua-korioamnion atau sistemik akibat infeksi asendens dari
traktus genitourinaria atau infeksi sistemik. 3. Perdarahan
desidua 4. Peregangan
uterus patologik
5. Kelainan pada uterus atau serviks
2.1.3. Penyebab Persalinan Prematur