prosedur, dan teknik yang dilakukan agar kebijakan yang telah ditetapkan mempunyai akibat, yaitu tercapainya tujuan kebijakan.
Setidaknya menurut Tangkilisan 2003:19 ada dua hal mengapa implementasi kebjakan publik pemerintah memiliki relevansi. Pertama, yaitu
secara praktis akan memberikan masukan bagi pelaksanaan operasional program sehingga dapat dideteksi apakah program telah berjalan sesuai dengan yang telah
dirancang serta mendeteksi kemungkinan tujuan kebijakan negatif yang ditimbulkan. Kedua untuk memberikan alternatif model pelaksanaan program
yang lebih efektif. Dari beberapa pemahaman tersebut maka terlihat dengan jelas bahwa
implementasi merupakan suatu rangkaian aktifitas dalam rangka pelaksanaan suatu kebijakan yang telah dibuat oleh pemangku kebijakan dan ditujukan kepada
masyarakat sehingga kebijakan tersebut membawa hasil sebagaimana yang diharapkan. Berbicara mengenai implementasi berarti melihat sejauh mana sebuah
kebijakan yang telah direncanakan dapat dijalankan. Dapat dirumuskan juga bahwa fungsi dari implementasi sendiri adalah untuk membentuk suatu hubungan
yang memungkinkan tujuan atau sasaran kebijakan publik diwujudkan sebagai outcome atau hasil akhir kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.
1. Model Implementasi Kebijakan
a. Model George C. Edward III 1980
Dalam buku Subarsono 2005:90, model implementasi Edward III memiliki empat faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau
Universitas Sumatera Utara
kegagalan implementasi suatu kebijakan, yaitu faktor komunikasi, sumber daya, struktur birokasi, dan disposisi.
1. Komunikasi Persyaratan pertama ketika menjalankan suatu kebijakan yang
efektif adalah mereka sebagai pelaku pelaksana kebijakan harus mengetahui apa yang mereka lakukan. Terutama dalam
mengambil suatu keputusan kebijakan, harus disosialisasikan kepada personil-personil yang tepat sebelum keputusan tersebut
diikuti. Secara umum Edward membahas tiga indikator penting dalam proses komunikasi kebijakan, yakni 1. Transmisisi, yaitu
penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu implementasi yang baik pula; 2. Kejelasan, yakni komunikasi
yang diterima oleh pelaksana kebijakan harus jelas dan tidak membingungkan; 3. Konsistensi, yakni perintah yang diberikan
dalam pelaksanaan suatu komunikasi harus konsisten dan jelas untuk ditetapkan atau dijalankan.
2. Sumber Daya Sumber daya adalah faktor yang paling penting dalam
implementasi kebijakan agar efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetensi implementor,
dan sumber daya finansial. Tanpa adanya sumber daya, kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi dokumen saja.
Universitas Sumatera Utara
3. Disposisi Pengertian disposisi menurut Edward III dikatakan sebagai
“kemauan, keinginan dan kecenderungan para perlaku kebijakan untuk melaksanakan kebijakan tadi secara sungguh sungguh
sehingga apa yang menjadi tujuan kebijakan dapat diwujudkan”. Edward III dalam Widodo 2010:104-105 mengatakan bahwa:
“
Jika implementasi kebijakan ingin berhasil secara efektif dan efisien, para pelaksana implementors tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan
dan mempunyai kemampuan untuk melakukan kebijakan tersebut, tetapi mereka juga harus mempunyai kamauan untuk melaksanakan kebijakan
tersebut”
4. Struktur Birokrasi Struktur
organisasi yang
bertugas mengimplementasikan
kebijakan memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang paling penting dari setiap organisasi adalah adanya rincian tugas
dan prosedur pelayanan yang telah disusun oleh organisasi. Rincian tugas dan prosedur pelayanan menjadi pedoman bagi
implementor dalam bertindak. Struktur birokasi ini menurut Edward III dalam Widodo 2010:106 mencangkup aspek-aspek
seperti struktur birokrasi, pembagian kewenangan, hubungan antara unit-unit organnisasi dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar. 2.1 Model Implementasi Kebijakan Publik George C. Edward III
b. Model Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn 1975