Peran Asam Lemak dalam Sabun

11 digunakan dan karenanya harus dilakukan untuk pemilihan proporsi saat membuat produk sabun yang diinginkan. Cara uji minyak dan lemak menurut BSN 1998 terdiri dari kadar air, bilangan peroksida, bilangan iod, bilangan penyabunan, bilangan asamasam lemak bebasderajat asam, bilangan Reichert Meissell, bilangan Polenske. Sabun merupakan garam dari asam lemak dengan alkali NaOHKOH. Proses pembuatan sabun yaitu dengan mereaksikan basa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun dapat dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi. Pada proses saponifikasi minyak akan diperoleh produk sampingan yaitu gliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali, sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi antara asam lemak bebas dengan alkali Kamikaze, 2002. Secara umum reaksi pembentukan sabun adalah sebagai berikut: RCOOCH2 CH2OH RCOOCH + 3KOH → RCOOK + CHOH RCOOCH2 CH2OH Minyak Lemak + Alkali → Sabun + Gliserol Sabun terbagi menjadi dua bagian yaitu sabun keras dan sabun lunak. Sabun keras ialah sabun yang menggunakan basa NaOH, sedangkan sabun lunak ialah sabun yang menggunakan basa KOH Anonim, 1994.

2.4 Peran Asam Lemak dalam Sabun

Sifat–sifat dari setiap produk sabun yang dihasilkan, ditentukan oleh komposisi dari asam-asam lemak yang digunakan. Komposisi asam–asam lemak yang sesuai dalam pembuatan sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat Universitas Sumatera Utara 12 kejenuhan. Asam lemak yang digunakan dalam pembuatan sabun adalah yang memiliki rantai karbon berjumlah 12 - 18 C 12 -C 18 . Sabun yang berkualitas baik yaitu sabun yang menggunakan bahan baku minyak kelapa sawit palm oil dengan minyak inti kelapa sawit palm kernel oil dengan perbandingan 4:1. Dalam minyak kelapa sawit lebih dominan mengandung asam lemak rantai panjang dan minyak inti kelapa sawit lebih dominan asam lemak rantai sedang. Perbandingan ini dibutuhkan untuk menghasilkan sabun yang kualitasnya sesuai dengan yang diinginkan seperti stabilitas, mudah dibilas, kekerasan dan detergensi Basiron, et al., 2000; Karo-karo, 2011. Beberapa jenis asam lemak bebas telah terbukti memiliki daya antibakteri sangat kuat terhadap bakteri tertentu. Secara umum, asam lemak jenuh yang paling aktif sebagai senyawa antibakteri adalah asam laurat 12:0, dan asam lemak tidak jenuh tunggal dan asam lemak tidak jenuh gandajamak yang aktif, yaitu asam palmitoleat 16:1 dan asam linolenat 18:3. Letak dan jumlah ikatan rangkap pada asam lemak C 12 -C 22 , lebih mempengaruhi aktivitas antibakteri asam lemak tersebut, dibandingkan pada asam lemak dengan jumlah atom C kurang dari 12. Konfigurasi geometri struktur asam lemak yang aktif antimikroba adalah bentuk cis, sementara bentuk isomer trans tidak aktif; dan asam lemak dalam bentuk ester mono alkohol mengakibatkan inaktivasi sifat antibakteri, sementara dalam bentuk ester poliol dapat meningkatkan aktivitas antibakterinya Kabara, et al., 1972. Asam lemak rantai lurus jenuh dan asam laurat ditemukan menjadi salah satu dari asam lemak bakteriostatik paling ampuh saat diuji pada organisme gram- positif. Kemanjuran asam laurat adalah sekitar 32 kali lipat dari monolaurin. Efek Universitas Sumatera Utara 13 dari asam laurat, dan monolaurin dengan kombinasi asam laktat memiliki efek sinergis terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Dalam studi yang dilakukan, juga menghasilkan efek bakterisida Tangwatcharin dan Khopaibool, 2012; Kabara, et al., 1972. Setiap asam lemak memberikan sifat yang berbeda pada sabun yang dihasilkan. Sabun yang dihasilkan dari asam lemak dengan bobot molekul kecil akan lebih lunak daripada sabun yang dibuat dari asam lemak dengan bobot molekul besar. Asam lemak dengan rantai karbon lebih dari 20 memiliki kelarutan yang sangat rendah. Asam lemak dengan rantai karbon kurang dari 12 tidak memiliki efek sabun soapy effect dan dapat menimbulkan iritasi pada kulit, sementara Asam lemak dengan rantai karbon 12 - 14 memberikan fungsi yang baik untuk pembusaan sementara asam lemak dengan rantai karbon 16 - 18 baik untuk kekerasan dan daya detergensi Karo-karo, 2011.

2.5 Sabun Mandi