Minyak dan Lemak Asam Lemak

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota golongan lipid, yaitu lipid netral. Lipid itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu 1 lipid netral, 2 fosfatida, 3 spingolipid, dan 4 glikolipid. Semua jenis lipid ini banyak terdapat di alam Ketaren, 1996. Gliserida dari berbagai asam lemak yang berbentuk padat pada suhu kamar disebut lemak dan berbentuk cair pada suhu kamar disebut minyak. Jadi gliserida yang memiliki titik leleh yang lebih tinggi disebut lemak dan yang memiliki titik leleh yang lebih rendah disebut minyak, dan ini tergantung pada sifat ester asam lemak Ketaren, 1996. Asam lemak yang lebih tak jenuh memberikan ester dengan titik leleh lebih rendah. Asam yang lebih jenuh yang mengandung ester adalah titik leleh lebih tinggi. Sifat minyak ini membedakan dari minyak esensial dan minyak petroleum, tetapi hanya minyak lemak yang dapat diproduksi sabun. Minyak lemak diklasifikasikan lebih lanjut sebagai: a. Minyak Hewani: ini biasanya lemak, seperti tallow, lard dan yang berbentuk cair termasuk minyak ikan, minyak hati ikan, dll. b. Minyak nabati: seperti minyak jagung, minyak zaitun dll Kamikaze, 2002; Ketaren, 1996 Minyak nabati terdapat dalam buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman dan sayur-sayuran. Dalam jaringan hewan, lemak terdapat di Universitas Sumatera Utara 6 seluruh badan, tetapi jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan adipose dan tulang sumsum. Lemak tersebut jika dihidrolisis menghasilkan 3 molekul asam lemak rantai panjang dan 1 molekul gliserol Ketaren, 1996.

2.2 Asam Lemak

Asam lemak merupakan komponen dari minyak atau lemak yang digunakan untuk pembuatan sabun. Asam lemak dapat dikelompokkan berdasarkan panjang rantai, ada tidaknya ikatan rangkap dan isomer transcis. Berdasarkan panjang rantai asam lemak dibagi atas; asam lemak rantai pendek short chain fatty acids, SCFA mempunyai atom karbon lebih rendah dari 8, asam lemak rantai sedang mempunyai atom karbon 8 sampai 12 medium chain fatty acids, MCFA dan asam lemak rantai panjang mempunyai atom karbon 14 atau lebih long chain fatty acids, LCFA. Semakin panjang rantai C yang dimiliki asam lemak, maka titik lelehnya akan semakin tinggi Karo-karo, 2012; Tan dan Rahardja, 2008. Berdasarkan tingkat kejenuhan asam lemak dibagi atas asam lemak jenuh saturated, seperti asam asetat, kaprilat, kaprat, laurat, miristat, palmitat, stearat dan asam lemak tak jenuh unsaturated yaitu tunggal yang mengandung satu ikatan rangkap Mono Unsaturated Fatty Acid seperti asam oleat. Ganda yang mengandung lebih dari satu ikatan rangkap Poly Unsaturated Fatty Acid seperti asam linoleat , asam linolenat Karo-karo, 2012; Tan dan Rahardja, 2008. Berdasarkan bentuk isomer geometrisnya asam lemak dibagi atas asam lemak tak jenuh bentuk cis dan trans. Pada isomer geometris, rantai karbon melengkung ke arah tertentu pada setiap ikatan rangkap. Bagian rantai karbon akan saling mendekat atau saling menjauh. Jika saling mendekat disebut isomer Universitas Sumatera Utara 7 cis berarti berdampingan, dan apabila saling menjauh disebut trans berarti berseberangan. Asam lemak alami biasanya dalam bentuk cis. Isomer trans biasanya terbentuk selama reaksi kimia seperti hidrogenasi atau oksidasi. Titik leleh dari asam lemak tak jenuh bentuk trans lebih tinggi dibanding asam lemak tak jenuh bentuk cis karena orientasi antar molekul dengan bentuk cis yang membengkok tidak sempurna sedangkan asam lemak tak jenuh trans lurus sama seperti bentuk asam lemak jenuh Karo-karo, 2012; Tan dan Rahardja, 2008. Komposisi atau jenis asam lemak dan sifat fisiko-kimia tiap jenis minyak berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sumber, iklim, keadaan tempat tumbuh, dan pengolahan. Komponen asam lemak yang biasanya terdapat dalam minyak dan lemak dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Asam lemak yang penting, terdapat dalam Minyak dan Lemak Jenis Asam Sumber asal Asam lemak jenuh Kaproat C:6:0 mentega, minyak kelapa, minyak kelapa sawit Kaprilat C:8:0 idem Kaprat C:10:0 susu sapi dan kambing, minyak kelapa, minyak kelapa sawit Laurat C:12:0 susu, spermaseti, minyak laurat, minyak inti sawit, minyak kelapa Miristat C:14:0 minyak pala, susu ternak, dan lemak nabati; minyak babi dan minyak hiu Palmitat C16:0 terdapat dalam sebagian besar lemak hewani dan minyak nabati Stearat C:18:0 idem Asam lemak tidak jenuh tunggal Oleat C:18:1 9 di sebagian besar minyak dan lemak Asam lemak tidak jenuh ganda Linoleat C:18:2 9, 12 minyak biji kapas, biji lin, biji poppy Linolenat C:18:3 9, 12, 15 minyak perilla, biji lin Sumber: Ketaren, 1996 Universitas Sumatera Utara 8

2.3 Sabun