BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERAYAAN KOINOBORI DI
JEPANG
2.1 Nenjugirei di Jepang
Nenjugirei atau ritus-ritus sepanjang tahun adalah perayaan tahunan di dalam kehidupan masyarakat Jepang. Perayaan sepanjang tahun di Jepang sangat disesuaikan
berdasarkan musim yang sedang berlangsung pada saat itu. Mengingat Jepang terdiri dari empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin, maka ritual-
ritual yang dilakukan tergantung kepada empat musim-musim tersebut.
2.1.1 Musim Semi Bulan Maret-Bulan Mei
Dimulai sekitar bulan Maret, dan orang Jepang menyambutnya dengan gembira, karena hari-hari dingin dan tidak bersahabat telah berakhir. Musim Semi ditandai dengan munculnya
kuncup- kuncup bunga pohon plum ume. Dan setelah bunga pohon plum berakhir, muncul kuncup-kuncup bunga paling terkenal di Jepang, bunga Sakura. Musim ini sangat dinanti,
baik oleh masyarakat Jepang maupun warga asing yang tinggal di „Negeri Matahari Terbit‟. Sebab, pada musim ini bunga sakura bermekaran, mulai dari ujung selatan, Okinawa,
lalu Pulau Kyushu, merambat ke Pulau Honshu, Shikoku, dan terakhir di Hokkaido yang berada di utara Jepang. Ada kebiasaan orang Jepang untuk melihat dan berpiknik dibawah
bunga sakura yang dinamai Hanami. Kyoto adalah salah satu kota yang paling sering dikunjungi pada saat musim Semi dan sakura bermekaran.
Selain itu kastil-kastil kuno atau oshiro serta otera kuil budha dan jinja kuil Shinto juga menjadi objek wisata karena udara yang hangat setelah musim dingin membuat orang
senang berjalan jalan di udara terbuka. Namun sayang, mekarnya bunga sakura tidak berlangsung lama, hanya satu hingga dua minggu, sekitar akhir Maret hingga awal April.
Universitas Sumatera Utara
Apalagi jika ada hujan atau angin kencang, sakura lebih cepat berguguran. Saat sakura bermekaran, orang Jepang beramai-ramai melakukan pesta kecil bersama keluarga atau
kerabat di bawah pohon sakura yang disebut dengan hanami.perayaan hanami dilaksanakan pada tanggal 21 Maret, Kata hanami berasal dari hana
yang berarti „bunga‟ dan mi atau miru yang berarti „melihat‟. Keluarga biasanya duduk bersama di atas tikar menikmati keindahan
bunga sakura sambil bercerita, makan-makan, ataupun menggelar barbekyu. Puncak musim semi disebut setsubun no hi jatuh pada tanggal 20 maret, Setsubun no hi
pada musim semi di jepang merupakan salah satu hari libur resmi yang biasanya jatuh pada tanggal 20 Maret atau 21 Maret ketika terjadi titik awal musim semi. Atau bisa dikatakan
merupakan peralihan dari musim salju ke musim semi. Saat itu rentang waktu siang sama panjangnya dengan waktu malam. Hari libur ini ditetapkan dengan undang-undang hari libur
Jepang Shukujitsu- hō tahun 1948 untuk “berterima kasih kepada alam dan mencintai
makhluk hidup.
http:www.pendidikanbahasajepang-unnes.com2012104-musim-di- jepang.htm
Di Jepang pada bulan Maret ini terdapat perayaan yang ditujukan untuk anak perempuan, yaitu Hinamatsuri. Festival ini disebut juga sebagai festival pembuka musim
semi karena Hinamatsuri merupakan festival yang pertama kali diadakan pada musim semi yaitu pada tanggal 3 Maret. Perayaan Hinamatsuri bertujuan untuk mendoakan anak
perempuan agar tumbuh sehat. Oleh karena itu tiap keluarga yang mempunyai anak perempuan ikut merayakan
festival ini dengan memajang satu set boneka yang mengenakan kimono zaman Heian dan menggambarkan upacara perkawinan tradisional di Jepang. Perayaan Hinamatsuri disebut
juga festival boneka atau festival anak perempuan. Hal ini bermula dari kebiasaan para putri bangsawan dalam bermain, yaitu memainkan boneka putri hiina bi.festival ini bermula dari
masa Heian 794-1185 dan mulai menyebar luas pada masa Meiji 1868-1912.
Universitas Sumatera Utara
Masih dimusim semi, pada bulan April sejak tanggal 29 tahun 1989 sampai sekarang, merupakan hari lingkungan hidup yang disebut Midori no Hi atau Hari Hijau,sehubungan
dengan kecintaan kisar pada alam dan lingkungan sering diadakan kegiatan penghijauan atau penanaman pohon serta kegiatan pelestarian lingkungan lainnya.
Ada juga perayaan yang ditujukan untuk anak laki-laki yang disebut Kodomo no Hi. Kodomo no hi ini merupakan salah satu perayaan musim semi dan merupakan salah satu hari
libur resmi diJjepang yang ditetapkan tiap tanggal 5 mei dan merupakan serangkaian liburan akhir bulan April dan awal bulan Mei. Hari libur tersebut dikenal dengan istilah Golden Week
Minggu Emas. Pengertian istilah Golden Week yaitu jika setelah hari libur berakhir berlanjut dengan libur akhir pekan sehingga jumlah hari libur bertambah.
Sejak tahun 1948 sudah ada peringatan Hari Anak-anak yang telah ditetapkan menjadi hari libur Jepang Shukujitsu-
hō dengan tujuan untuk menghormati kepribadian anak, merencanakan kebahagiaan anak, dan sebagai ungkapan terima kasih kepada ibu.
Di penghujung musim semi, sebelum memasuki musim panas, terjadi musim hujan atau tsuyu terlebih dahulu. Tsuyu berlangsung dari pertengahan Juni sampai Juli. Tsuyu bukanlah
musim yang menyenangkan, karena hampir setiap hari hujan dan udara sangat lembab sehingga makanan mudah rusak.
2.1.2 Musim Panas Bulan Juni-Bulan Agustus