yang melambangkan kesopanan.Dahulu bangsa Jepang kerap menggunakan huruf Kanji aoi 青い
yang berarti biru daripada midori 緑
yang berarti hijau untuk mengungkapkan warna hijau, sebab mereka tidak membedakan warna hijau dan biru.
Dengan kata lain, kedua warna tersebut dianggap sama. Makna simbolis warna hijau adalah dedaunan dan hutan karena warna ini banyak terdapat di alam. Biru adalah warna
yang menenangkan dan banyak terdapat di alam, seperti warna langit dan warna air laut. Dengan kata lain makna simbolis warna biru adalah langit dan air laut. Banyaknya Koinobori
yang di pasang sama dengan jumlah anggota keluarga yang ada di dalam rumah tersebut. Selain Ikan koi juga dikibarkan umbul-umbul berupa kain berwarna-warni yang disebut
dengan Fukiganashi, merupakan Sarung angin yang berhiaskan lima kain warna yaitu biru, merah, kuning, hijau dan putih yang melambangkan unsur air, api, tanah, kayu, dan logam.
Menurut kepercayaan masyarakat, fukiganashi digunakan sebagai penangkal segala penyakit. Dan juga yaguruma roda dan panah keemasan yang berputar saat tertiup angin. Keduanya
diyakini berperan sebagai jimat pelindung yang menghalau segala kejahatan.
3.2 Makna Simbolik Pada Pakaian yang Digunakan Anak Laki-Laki
Pada saat perayaan Tango no Sekku berlangsung, anak laki – laki mengenakan
pakaian tradisional Jepang, yakni hakama. Hakama adalah baju tradisional jepang yang digunakan oleh anak laki-laki pada perayaan Koinobori. Hakama adalah pakaian luar
tradisional Jepang yang dipakai untuk menutupi pinggang sampai mata kaki. Dipakai sebagai pakaian bagian bawah, hakama merupakan busana resmi pria untuk menghadiri acara formal
seperti upacara minum teh, pesta pernikahan, dan seijin shiki. Anak laki-laki mengenakannya sewaktu merayakan Shichi-Go-San dan Kodomono hi. Montsuki yang dikenakan bersama
hakama dan haori merupakan setelan baju pengantin pria tradisional.
Universitas Sumatera Utara
Kimono pria dibuat dari bahan berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua, dan hitam. Kimono paling formal berupa setelan montsuki hitam dengan hakama dan haori
Bagian punggung montsuki dihiasi lambang keluarga pemakai. Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan busana pengantin pria tradisional. Setelan
ini hanya dikenakan sewaktu menghadiri upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan dari kaisarpemerintah atau seijin shiki.
Hakama dibuat dari dua lembar kain polos berbentuk trapesium. Bagian depan diploi, 3 dari sisi kiri, dan 3 dari sisi kanan. Bagian belakang tidak diploi, namun dibagi menjadi
bagian kiri dan kanan. Kain bagian depan dan kain bagian belakang, dari pinggang ke lutut dibiarkan tidak dijahit, dan hanya dijahit dari bagian lutut ke bawah. Hakama dikencangkan
dengan empat buah tali, dua buah tali yang lebih panjang terdapat di bagian depan, kiri dan kanan, sementara dua tali yang lebih pendek terdapat di bagian belakang, kiri dan kanan.
hakama hingga zaman Edo hanya dipakai oleh pria. http:wikipedia.orgwikikimono
Laki-laki zaman zaman Yayoi mengenakan pakaian bagian bawah seperti celana panjang. Dari situs arkeologi ditemukan haniwa yang mengenakan pakaian seperti celana.
Hakama yang dikenal orang sekarang, berasal dari celana yang dikenakan samurai sekitar zaman Kamakura. Ketika itu ada berbagai model hakama, di antaranya umanoribakana untuk
menunggang kuda, nobakama, dan hakama untuk kendo. anak laki-laki memaki baju tradisional jepang dengan lambang keluarga di bagian dada depan adalah simbol dari
keluarga Hana Wachigai, lambang dari klan Izumo Genji, Mulai pertengahan abad ke-20, lambang keluarga sudah kehilangan makna sebaga simbol nama keluarga. Meskipun
demikian, lambang keluarga masih tetap dipasang sebagai hiasan pada kimono formal dan haori yang dipakai oleh wanita, pria, dan bahkan anak-anak.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Makna Simbolik Pada Acara Pemandian Anak laki-laki