Tujuan Akhir dari Perayaan koinobori untuk Anak Laki-Laki

pada bagian dadanya. Taisho-Sanke termasuk varietas yang terkenal, seperti hal-nya Kohaku. 12. Kohaku adalah varietas koi yang mempunyai badan putih dengan bercak merah pada badannya. Kohaku boleh dikatakan paling populer di antara varietas koi. Ini bisa dimaklumi sebab corak warnanya langsung mengingatkan orang pada bendera ke- bangsaan Jepang. Dari sekian banyak jenis ikan koi, ada tiga yang sangat terkenal yang disebut Gosanke, yaitu: : 1. Kohaku, ikan koi yang punya corak warna merah di atas warna putih 2. Sanke, jenis ikan koi yang bercorak warna merah dan hitam di atas warna putih, tetapi corak hitam tidak terdapat di kepala. 3. Showa adalah ikan koi hitam bercorak warna merah dan putih

2.5 Tujuan Akhir dari Perayaan koinobori untuk Anak Laki-Laki

Anak merupakan anugerah terindah untuk orang tua yang dititipkan Tuhan, anak merupakan penerus bagi genersi dan keluarga pada setiap bangsa manapun. Maka, kepada anak-anak dititipkan harapan dan cita-cita orang tua agar anak-anak bisa meneruskan apa yang sudah dirintis di masa yang akan datang. Agar anak-anak tersebut kelak bisa menjadi penerus sesuai dengan harapan orang tua, biasanya orang tua mendidik anak-anaknya untuk siap menghadapi tantangan di masa depan. Banyak cara yang dilakukan orang tua agar anaknya mendapat kesuksesan yang diinginkan, namun untuk mencapinya bukanlah hal yang gampang. Karena untuk mencapainya terdapat banyak ujian dan cobaan yang akan dihadapi sang anak dalam kehidupannya. Dalam hal ini, peran orang tua sangatlah penting untuk membimbing sang anak untuk mengadapi dan meminta bantuan kepada Tuhan untuk melindungi anaknya. Universitas Sumatera Utara Selain itu anak-anak juga dibekali dengan ketrampilan-ketrampilan yang nantinya bermanfaat untuk si anak itu sendiri. Di Jepang para orang tua melakukan kebiasaan mendoakan keselamatan, kebaikan, kesehatan dan kesejahteraan anak-anaknya kepada para dewa. Ada bermacam-macam ritual tetapi tidak dijadikan ritual keagamaan tetapi dijadikan sebagai perayaan atau festival tahunan yang diperuntukkan untuk anak-anak. Ritual tersebut dapat dimaknai sebagai ungkapan kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya. Di Jepang sendiri kebiasaan ini dimulai sejak zaman edo 1603-1868 . Selain dalam bentuk ritual juga dilakukan perayaan atau festival agar anak-anak bergembira. Sampai sekarang festival untuk anak-anak di Jepang masih diselenggarakan. Setiap tahun ada 3 perayaan untuk anak-anak yang masih dilakukan di Jepang. Festival tersebut adalah, tango no sekku, hinamatsuri dan shichi go san. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban. Semenjak terciptanya peradaban dan seiring dengan terus berkembangnya peradaban tersebut, melahirkan berbagai macam bentuk kebudayaan. Manusia dikatakan sebagai makhluk social, dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan interaksi dengan orang lain yang didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan Setiadi, dkk 2009:67-68. Koentjraningrat 1976:28 mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya. Dan konsep tentang kebudayaan itu adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Sehingga dapat ditarik suatu pengertian yaitu kebudayaan adalah segala hasil karya cipta dan gagasan manusia yang mengalami suatu proses adaptasi sehingga menciptakan suatu sistem dalam masyarakat, baik itu berupa ilmu pengetahuan, nilai, norma dan juga sistem kepercayaan di dalam kehidupan masyarakat. Ienaga Saburo dalam Situmorang 2009:2-3 menjelaskan kebudayaan dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas kebudayaan adalah seluruh cara hidup manusia ningen no seikatsu no itonami kata. Ienaga menjelaskan bahwa kebudayaan ialah keseluruh hal yang bukan alamiah. Sedangkan dalam arti sempit kebudayaan adalah terdiri dari ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni, oleh karena itu Ienaga mengatakan kebudayaan dalam arti luas ialah segala sesuatu yang bersifat konkret yang diolah manusia untuk Universitas Sumatera Utara memenuhi kebutuhannya. Sedangkan kebudayaan dalam arti sempit ialah sama dengan budaya yang berisikan sesuatu yang tidak sementara atau yang bersifat semiotik. Kebudayaan Jepang tidak terlepas dari hal-hal yang berbau dengan kepercayaan yang sudah berlangsung lama dalam masyarakat Jepang. Jepang adalah negara yang memiliki sistem kepercayaan politheisme yaitu melakukan penyembahan kepada Kami Dewa yang sangat banyak. Menurut Suryohadiprojo 1982:196-197, Jepang memiliki berbagai kepercayaan yang dianut oleh warganegaranya. Mulai dari kepercayaan kuno yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun maupun kepercayaan yang terus bermunculan sesuai perkembangan zaman, dan juga kepercayaan yang berasal dari luar jepang seperti Buddhisme, Taoisme dan Kristen. Jepang merupakan Negara yang mempunyai empat musim yaitu musim semi haru, musim panas natsu, musim gugur aki dan musim dingin fuyu. Sama halnya dengan Negara lain yang mempunyai empat musim, Jepang juga mengalami perubahan musim tiap periode tertentu. Yang membedakan adalah Jepang selalu mengadakan suatu perayaan atau festival yang identik dengan musim yang akan atau sedang berlangsung. Inilah yang menjadi ciri khas Jepang. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki banyak kebudayaan yang cukup unik. Uniknya kebudayaan-kebudayaan yang ada di Jepang biasanya dipengaruhi pula oleh kebudayaan bangsa-bangsa di dataran Asia lainnya seperti China, Korea, Mongol, dan sebagainya. Di Jepang cukup banyak terdapat perayaan 祭 ; Matsuri dan hampir setiap bulan orang Jepang merayakan perayaan-perayaan itu. Ada beberapa perayaan di Jepang yang biasanya dijadikan sebagai hari libur nasional. Misalnya: Hari kedewasaan 成人 日 ; Seijin no Hi yang mulai tahun 2003 dirayakan setiap hari Sabtu minggu kedua pada bulan Januari, Hari anak-anak 子 日 ; Kodomo no Hi yang dirayakan setiap tanggal 5 Mei, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Di Jepang, setiap tahunnya diadakan festival Koinobori,yaitu tepatnya di bulan Mei untuk memperingati Hari Anak Laki-LakiKoinobori yang jatuh pada tnggal 5 Mei. Sejak 5 Mei 1948, perayaan Anak Laki-Laki Koinobori menjadi hari libur nasional dan perayaan ini biasanya dirayakan oleh seluruh keluarga di Jepang, terutama oleh keluarga yang memiliki anak laki-laki. Hingga kini tradisi itu masih dirayakan sebagai perayaan anak laki-laki. Koinobori 鯉 ぼ , yaitu sejenis bendera berbentuk ikan koi berwarna hitam, merah, biru atau hijau. Koinobori 鯉 ぼ berasal dari kata “ koi no taki nobori “. Menurut mitos yang berkembang di China, zaman dahulu ikan koi dipercaya sebagai ikan yang paling kuat. . Mereka percaya bahwa ikan koi dapat mendaki air terjun, dan ikan koi yang berhasil mendaki air terjun akan berubah menjadi naga. Lalu kepercayaan itu pun mulai masuk dan berkembang di Jepang. Pada awalnya, di Jepang koinobori dipasang pada saat bayi laki-laki lahir. Pada mulanya, perayaan ini dinamakan Tango No Sekku , semacam perayaan untuk menandai datangnya musim panas dan dirayakan di hari kelima di bulan kelima. Di jaman modern ini dikenal juga sebagai harinya anak laki-laki. Nah di hari inilah para keluarga Jepang memasang bendera ikan koi satu untuk setiap laki-laki baik ayah maupun anak, yang menurut legenda China; ikan koi bisa berubah menjadi naga yang bisa menerjang apapun alias kuat dan membawa keberuntungan. Pada saat itu orang Jepang percaya kalau dengan memasang koinobori 鯉 ぼ di pekarangan rumahnya, maka ketika dewa turun akan memberkati dan melindungi bayi laki- laki mereka. Konon warna-warna koinobori 鯉 ぼ dipercaya dapat menarik perhatian dewa yang turun dari langit untuk memberkati. Pada saat ini masyarakat Jepang memasang koinobori 鯉 ぼ sebagai harapan agar anak laki-laki mereka sehat dan kuat seperti ikan koi. Universitas Sumatera Utara Koinobori 鯉 ぼ biasanya mulai dipasang sebulan sebelum perayaan Kodomo no Hi 子 日 yaitu pada bulan April. Koinobori 鯉 ぼ dipasang secara berurutan dari yang paling besar hingga yang paling kecil. Koinobori 鯉 ぼ yang paling besar akan dipasang paling atas setelah fukinagashi sejenis kincir . Berdasarkan kepercayaan orang Jepang, koinobori 鯉 ぼ dipasang paling atas adalah koinobori 鯉 ぼ berwarna hitam yang merupakan simbol seorang ayah yang kuat dan tegar. Lalu di bawahnya dipasang koinobori 鯉 ぼ berwarna merah yang merupakan simbol seorang ibu, dan di bawahnya lagi dipasang koinobori 鯉 ぼ berwarna biru yang merupakan simbol seorang anak. Ketiga koinobori 鯉 ぼ itu dipercaya sebagai simbol perdamaian, kehidupan, kecerdasan, pertumbuhan, dan keluarga yang sejahtera. Warna putih, hitam, merah, biru atau hijau yang terdapat pada koinobori 鯉 ぼ adalah warna tradisional Jepang dan dipercaya sebagai warna yang membawa keberuntungan. Adapun pertimbangan penulis membahas mengenai koinobori 鯉 ぼ adalah mengapa sampai sekarang koinobori 鯉 ぼ masih digunakan pada perayaan Kodomo no Hi 子供 日 , dan mitos-mitos apa saja yang terdapat pada koinobori 鯉 ぼ . Biasanya, setiap 5 Mei keluarga yang memiliki anak laki-laki memajang boneka bersimbol peperangan 武蔵人形 ; mushaningyou , menyantap nasi kepal terbungkus daun bambu 粽 ; chimaki dan kue ketan berisi kacang manis yang terbungkus daun ek 柏 餅 ; kashiwamochi , serta memasang koinobori di pekarangan rumahnya. Mereka juga membuat masakan musim semi seperti Takenoko Zushi sushi dari rebung disertai dengan meminum sake dari bunga iris. Bunga iris ini dikenal sebagai tanaman obat dengan kekuatan ajaib yang umumnya digunakan untuk menghalau dan mencegah kekuatan jahat. Bunga ini sering digunakan untuk pengganti payung, alas bantal dan untuk berendam di Universitas Sumatera Utara ofuro bak mandi. http: freeandzz.wordpress.com...upacara-tradisonal-dan-festival-di- jepang. Pada umumnya koinobori 鯉 ぼ hanyalah salah satu simbol dari perayaan Kodomo no Hi 子 日 , tetapi dibalik dari semuanya itu koinobori 鯉 ぼ mengandung makna lain yang perlu penulis teliti lebih jauh. Bedasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang perayaan hari anak laki-laki koinobori di Jepang, khususnya makna simbol yang terkandung di dalamnya, melalui skripsi yang berjudul : Analisis Makna Simbol pada Perayaan Koinobori di Jepang.

1.2 Perumusan Masalah