Klasifikasi diare Obat-obat diare

13

2.4 Uraian Diare

Diare adalah buang air besar defekasi dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair setengah padat, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Wells, 2006. Secara normal makanan yang terdapat di dalam lambung dicerna menjadi bubur chymus, kemudian diteruskan ke usus halus untuk diuraikan lebih lanjut oleh enzim-enzim. Setelah terjadi resorpsi, sisa chymus tersebut yang terdiri dari 90 air dan sisa-sisa makanan yang sukar dicernakan, diteruskan ke usus besar colon. Bakteri-bakteri yang biasanya selalu berada di kolon mencerna lagi sisa- sisa serat-serat tersebut, sehingga sebagian besar dari sisa-sisa tersebut dapat diserap selama perjalanan melalui usus besar. Airnya juga direabsorpsi kembali sehingga akhirnya isi usus menjadi lebih padat Jeejeebhoy, 1977. Tetapi kadang terjadi peristaltik usus yang meningkat sehingga pelintasan chymus sangat dipercepat dan masih mengandung banyak air pada saat meninggalkan tubuh sebagai tinja. Penyebab utamanya adalah bertumpuknya cairan di usus akibat terganggunya resorpsi air dan atau terjadinya hipersekresi. Pada keadaan normal, proses reabsorpsi dan sekresi dari air dan elektrolit-elektrolit berlangsung pada waktu yang sama di sel-sel epitel mukosa. Biasanya reabsorpsi melebihi sekresi, tetapi karena suatu sebab sekresi menjadi lebih besar daripada reabsorpsi, sehingga terjadi diare Tan dan Rahardja, 2007.

2.4.1 Klasifikasi diare

Berdasarkan penyebabnya diare dapat dibedakan atas: Universitas Sumatera Utara 14 1. Diare karena infeksi, meliputi: a. Diare akibat virus, misalnya influenza perut dan travelers diarrhea yang dapat disebabkan oleh rotavirus dan adenovirus. b. Diare akibat bakteri invasif, disebabkan oleh Salmonella, Shigella, Campylobacter, dan jenis Coli tertentu. c. Diare parasiter, disebabkan oleh Entamooeba Hystolitica, Giardia Lambia, Cryptosporidium dan Cyclospora yang terutama terjadi didaerah tropis. d. Diare akibat enterotoksin, penyebabnya adalah E.Coli dan Vibrio Cholerae dan yang jarang adalah Shigella, Salmonella, Campylobacter dan Entamoeba Hystolitica Tan dan Rahardja, 2002. 2. Klasifikasi berdasarkan organ yang terkena infeksi: a. Diare infeksi enteral atau diare karena infeksi di usus bakteri, virus, parasit. b. Diare infeksi parenteral atau diare karena infeksi di luar usus otitis, media, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran urin, dan lainnya. 3. Klasifikasi diare berdasarkan lamanya diare: a. Diare akut merupakan diare yang bersifat mendadak dan bisa berlangsung terus selama beberapa hari disebabkan oleh infeksi usus sehingga dapat terjadi pada setiap umur. b. Diare kronik merupakan diare yang berlangsung lebih dari dua minggu Suharyono, 1991.

2.4.2 Obat-obat diare

Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan diare dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: Universitas Sumatera Utara 15 1. Kemoterapeutik, untuk terapi kausal yakni memberantas bakteri penyebab diare, seperti antibiotik, sulfonamid, kinolon dan furazolidon. 2. Obstipansia, yang dibagi menjadi: a. zat-zat penekan peristaltik, candu dan alkaloidanya, derivat petidin difenoksilat dan loperamid, dan antikolinergik atropine dan ekstrak belladonna. b. adstringen, menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak tanin dan tanalbumin, pektin; adsorbensia, misalnya carbo adsorbens yang pada permukaannya dapat menyerap zat-zat beracun yang dihasilkan oleh bakteri, antara lain kaolin, garam-garam bismuth dan aluminium. 3. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot penyebab nyeri perut pada diare Tan dan Rahardja, 2007.

2.5 Loperamid Hidrokloridum