Simplisia Ekstrak Simplisia dan Ekstrak

7 untuk mewarnai pakaian, jala dan anyaman dari bambu Bachheti, et al., 2013. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menguji manfaat sikkam bischofia javanica Blume, seperti antileukimia, antiinflamasi Sutharson, et al., 2009, antimikroba, antialergi Rajbongshi, et al., 2014, mengobati luka bakar, antihelmintik Seed Leaflet, 2012, antidiare dan merangsang pertumbuhan rambut Pradhan dan Badola, 2008.

2.2 Simplisia dan Ekstrak

2.2.1 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami pengolahan apapun, kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan Depkes, 2000.

2.2.2 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat baku yang telah ditetapkan Depkes, 2000. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat aktif dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dibagi kedalam dua cara yaitu: a. Cara dingin 1. Maserasi, adalah ekstraksi simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan Universitas Sumatera Utara 8 kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi yang seimbang antara bahan dan pelarut. 2. Perkolasi, adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction, umunya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi dan tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak terus- menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat. b. Cara panas 1. Refluks adalah ektraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 2. Soxhlet, adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 3. Digesti, adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40 - 50 o 4. Infus, adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96 - 98 C. o 5. Dekok, adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30 C selama waktu tertentu 15 - 20 menit. o C dan temperatur sampai titik didih air Depkes, 2000. Universitas Sumatera Utara 9

2.3 Uraian Golongan Senyawa Kimia Sikkam