63 masalah psikologis bagi individu yang bersangkutan sehingga individu akan
berusaha mengubah sikapnya atau perilakunya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pane 2009 tentang Pengaruh
Perilaku Keluarga terhadap Penggunaan Jamban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap mempunyai hubungan yang signifikan terhadap penggunaan jamban.
Oleh sebab itu apabila peningkatan sikap tidak diimbangi dengan tindakan nyata, maka akan memberikan peluang besar untuk meruugikan kesehatan pribadi
maupun lingkungan yang mengakibatkan masyarakat masih BAB sembarangan.
5.2 Hubungan antara Kepemilikan Jamban Keluarga dengan Tindakan Buang Air Besar Sembarangan
Berdasarkan hasil kuesioner yang diajukan ke masyarakat apabila tidak memiliki jamban maka masyarakat akan membuang kotorantinja di sungaiparit, di
kebunpekarangan belakang dan disembarang tempat dan sebagian masyarakat yang tidak memiliki jamban menggunakan jamban tetangga sharing untuk BAB
supaya mencegahmengurangi penyebaran penularan penyakit melalui tinja yang tercemar. Dan masyarakat yang memiliki jamban menggunakan jamban leher
angsa dan cublukcemplung dengan kondisi jamban yang seadanya namun masih terdapat masyarakat yang mengalirkan tinja ke parit dan tidak menggunakan
septic tank sehingga masih menimbulkan pencemaran lingkungan oleh tinja karena tidak memiliki tempat penampungan yang tertutup dan masih akan
terjamah oleh hewan maupun manusia sebagai media yang menularkan penyakit akibat tinja kepada masyarakat. Ketersediaan jamban keluarga tidak menjadi
Universitas Sumatera Utara
64 faktor penentu seseorang akan BAB pada tempatnyamelakukan tindakan yang
saniter. Masyarakat yang tidak memiliki jamban keluarga belum tentu melakukan tindakan BAB sembarangan dan bisa saja memiliki tindakan saniter dengan
memanfaatkan jamban tetangga. Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah memiliki jamban keluarga tetapi dengan tindakan yang tidak baikBAB
sembarangan. Ketersediaan air bukan menjadi penyebab dalam tindakan BAB sembarangan karena tersedia air untuk kebutuhan sehari-hari. Kesulitan
mendapatkan air pada masyarakat menjadi salah satu alasan untuk BAB di sungai saat bekerja di ladang sehingga memungkinkan bahwa semua masyarakat pernah
melakukan tindakan BAB sembarangan karena tidak tersedia jambanWC di ladangkebun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase responden yang tidak memiliki jamban keluarga lebih sedikit daripada yang memiliki jamban keluarga dan secara
statistik ada hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban keluarga dengan tindakan Buang Air Besar Sembarangan BABS.
Penelitian ini sejalan dengan Tarigan 2007, yang menyebutkan bahwa kondisi jamban juga mempengaruhi perilaku BAB sembarangan. Karena kondisi jamban
yang baik akan memberikan kenyamanan bagi pemakai dan sebaliknya akan merasa kurang nyaman saat menggunakan dan hal ini mempengaruhi perilaku
masyarakat untuk buang air besar.
Universitas Sumatera Utara
65
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan