Ruang lingkup STBM Lima Pilar STBM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 2.1.1 Pengertian STBM adalah pendekatan dengan proses fasilitas yang sederhana yang dapat merubah sikap lama, kewajiban sanitasi menjadi tanggung jawab masyarakat. Dengan satu kepercayaan bahwa kondisi bersih, nyaman dan sehat adalah kebutuhan alami manusia. Pendekatan yang dilakukan dalam STBM menimbulkan rasa malu kepada masyarakat tentang kondisi lingkungannya yang tidak bersih dan tidak nyaman yang ditimbulkan karena kebiasaan BAB di sembarang tempat. STMB adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan Kemenkes RI, 2014

2.1.2 Ruang lingkup STBM

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat merupakan program Nasional dalam rangka percepatan peningkatan akses terhadap sanitasi Dasar di Indonesia. Selain itu program ini juga erat kaitannya dengan target Millenium Developent Goals MDGs dan RPJMN. Untuk mendukung program ini, ditingkat pusat telah dibentuk Sekretarat STBM Kementerian Kesehatan. Sekretariat STBM juga beranggotakan mitra-mitra yang sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan STBM dibeberapa wilayah di Indonesia sehingga keberadaan sekretariat STBM sangat strategis dalam implementasi STBM di Indonesia serta diperkayai dari berbagai pembelajaran dan pengalaman. Target program yang ada dalam STBM sendiri Universitas Sumatera Utara 13 terdiri dari 5 pilar yaitu Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Makanan dan Minuman Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, serta Pengelolaan limbah cair rumah tangga, yang mana cakupan area pendekataan utamanya adalah tingkat rumah tangga secara kolektif, untuk menjalankan itu semua harus digerakkan dan disinergikan melalui 3 komponen pendekatan yakni Menciptakan Kebutuhan Demand creation, Ketersediaan pasokan supply improvement, dan Lingkungan yang mendukung Enabling Environment. Informasi detail tentang pendekatan STBM tersebut dapat dilihat pada buku petunjuk Pelaksanaan dan Teknis STBM Manlaknis STBM Sekretariat Nasional STBM, 2014

2.1.3 Lima Pilar STBM

Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM dengan lima pilar akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik, dan dapat mendorong tewujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Pilar STBM terdiri atas perilaku: a. Stop Buang Air Besar Sembarangan SBS; b. Cuci TanganPakai Sabun CTPS; c. PengelolaanAir Minum dan Makanan Rumah Tangga PAMMRT; d. Pengamanan Sampah Rumah Tangga PSRT; dan e. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga PLCRT Universitas Sumatera Utara 14 Kemenkes RI, 2014

2.1.3.1 Stop Buang Air Besar Sembarangan SBS

Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Perilaku SBS diikuti dengan pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Saniter merupakan kondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan yaitu: a. tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia; dan b. dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebar penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya. Sumber : Kemenkes RI, 2014 Gambar 2.1 Contoh Perubahan Perilaku SBS Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh keluarga dengan penempatan di dalam rumah atau di luar rumah yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah. Standar dan persyaratan kesehatan bangunan jamban terdiri dari : a Bangunan atas jamban dinding danatau atap Universitas Sumatera Utara 15 Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan gangguan lainnya. Sumber : Kemenkes RI, 2014 Gambar 2.2 Bangunan Atas Jamban Dinding danatau Atap b Bangunan tengah jamban Terdapat 2 dua bagian bangunan tengah jamban, yaitu: 1. Lubang tempat pembuangan kotoran tinja dan urineyang saniter dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana semi saniter, lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi harus diberi tutup. 2. Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mempunyai saluran untuk pembuangan air bekas ke Sistem Pembuangan Air Limbah SPAL. Sumber : Kemenkes RI, 2014 Gambar 2.3 Contoh Bangunan Tengah Jamban Universitas Sumatera Utara 16 c Bangunan Bawah Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai kotorantinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat 2 dua macam bentuk bangunan bawah jamban, yaitu: 1. Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai penampungan limbah kotoran manusia tinja dan urine. Bagian padat dari kotoran manusia akan tertinggal dalam tangki septik, sedangkan bagian cairnya akan keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui bidangsumur resapan.Jika tidak memungkinkan dibuat resapan maka dibuat suatu filter untuk mengelola cairan tersebut. 2. Cubluk, merupakan lubang galian yang akan menampung limbah padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan meresapkan cairan limbah tersebut ke dalam tanah dengan tidak mencemari air tanah, sedangkan bagian padat dari limbah tersebut akan diuraikan secara biologis. Bentuk cubluk dapat dibuat bundar atau segiempat, dindingnya harus aman dari longsoran, jika diperlukan dinding cubluk diperkuat dengan pasangan bata, batu kali, buis beton, anyaman bambu, penguat kayu, dan sebagainya Kemenkes RI, 2014. Universitas Sumatera Utara 17 Sumber : Kemenkes RI, 2014 Gambar 2.4 Contoh Bangunan Bawah Jamban 2.1.3.2 Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS CTPS merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. a. Langkah-langkah CTPS yang benar : 1. Basahi kedua tangan dengan air bersih yang mengalir. 2. Gosokkan sabun pada kedua telapak tangansampai berbusa lalu gosok kedua punggung tangan, jari jemari, kedua jempol, sampai semua permukaan kena busa sabun. 3. Bersihkan ujung-ujung jari dan sela-sela di bawah kuku. 4. Bilas dengan air bersih sambil menggosok-gosok kedua tangan sampai sisa sabun hilang. Keringkan kedua tangan dengan memakai kain, handuk bersih, atau kertas tisu, atau mengibas-ibaskan kedua tangan sampai kering. Sumber : Kemenkes RI, 2014 Gambar 2.5 Cara cuci tangan pakai sabun yang benar b. Waktu penting perlunya CTPS, antara lain: Universitas Sumatera Utara 18 1. sebelum makan 2. sebelum mengolah dan menghidangkan makanan 3. sebelum menyusui 4. sebelum memberi makan bayibalita 5. sesudah buang air besarkecil 6. sesudah memegang hewanunggas c. Kriteria Utama Sarana CTPS 1. Air bersih yang dapat dialirkan 2. Sabun 3. Penampungan atau saluran air limbah yang aman.

2.2 Perilaku Kesehatan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Sanitasi Jamban Keluarga Di Desa Penen Kecamatan Sibiru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2000

0 28 52

Peningkatan Cakupan Kepemilikan Jamban Setelah Pemberian Stimulan Jamban Di Desa Kesehatan Keluarga Dan Gizi (KKG) Wilayah Kerja Puskesmas Pajar Bulan Kecamatan Semidang Alas Kabupaten Bengkulu Selatan

2 70 97

Respon Masyarakat Desa Sitio Ii Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

2 59 107

Kajian Pemanfaatan Rotan Di Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

1 46 82

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGANPERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) DI Hubungan Karakteristik Pemilik Rumah Dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan(BABS) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen.

0 2 21

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGANPERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) DI Hubungan Karakteristik Pemilik Rumah Dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan(BABS) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen.

1 12 16

PENDAHULUAN Hubungan Karakteristik Pemilik Rumah Dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan(BABS) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen.

0 2 9

LPSE Kabupaten Humbang Hasundutan Doloksanggul

0 3 1

Stop Buang Air Besar Sembarangan. Commun

0 2 98

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Jambon Kabupaten Ponorogo)

0 0 15