20 cair yang memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam
ruangan dan lain-lain. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakam salah satu program prioritas pemerintah melalui puskesmas dan menjadi sasaran luaran
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, seperti yang disebutkan pada Rencana Strategis Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014
Kemenkes, 2011. Sasaran PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene, namun harus
lebih komprehensif dan luas, mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial-budaya masyarakat sehingga tercipta lingkungan
yang berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan fisik seperti sanitasi dan hygiene perorangan, keluarga dan
masyarakat, tersedianya air bersih, lingkungan perumahan, fasilitas mandi, cuci dan kakus MCK dan pembuangan sampah serta limbah. Lingkungan biologi
adalah flora dan fauna. Lingkungan sosial-budaya seperti pengetahuan, sikap perilaku dan budaya setempat yang berhubungan dengan PHBS. Kaitan perilaku
tentang kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran, yang membuat individu, keluarga dan masyarakat mampu menolong dirinya sendiri dan berperan aktif
dalam memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Maryunani, 2013.
2.2.4 Perilaku Buang Air Besar
Perilaku BAB adalah praktek seseorang yang berkaitan dengan kegiatan pembuangan tinja meliputi, tempat pembuangan tinja dan pengelolaan tinja yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan bagaimana cara buang air besar yang sehat
Universitas Sumatera Utara
21 sehingga tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan
Notoatmodjo, 2012.
2.2.4.1 Mekanisme Buang Air Besar
Semua makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dicerna oleh organ pencernaan. Selama proses pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang
dapat diserap dan digunakan oleh sel dan jaringan tubuh kemudian sisa-sisa pembuangan akan dikeluarkan oleh tubuh berupa tinja. Seseorang hendaknya
berlatih untuk buang air besar tiap pagi sebelum beraktivitas dan jika tertunda akan menyebabkan konstipasi sembelit. Frekuensi buang air besar berbeda-beda
tiap orang, seseorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata 330 gram sehari. Tinja ini berisi bakteri, lepasan epithelium usus, nitrogen, zat besi,
selulosa dan sisa zat makanan lainnya yang tidak larut dalam air.
2.2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PraktekTindakan BAB
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman dan
juga diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain maupun didapat dari buku atau media massa. Pengetahuan tentang kesehatan dapat ditingkatkan
melalui penyuluhan baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam mewujudkan kesehatan yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
22 b.
Pendidikan Hasil atau prestasi yang dicapai oleh manusia dan usaha lembaga-lembaga dalam
mencapai tujuan untuk tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan juga sebagai pengembangan diri dari individu yang dilaksanakan secara sadar dan
penuh tanggung jawab. Banyak masyarakat yang belum mengerti tentang perilaku BAB yang benar sehingga memberi dampak dalam mengakses penerapannya di
bidang kesehatan karena dominan masyarakat masih memilki pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan kurang yang berakibat masyarakat berperilaku BAB
di sembarang tempat. c.
Sarana Sarana adalah jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi
sebagai alat dalam pelaksanaan pekerjaaan dan kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Jamban keluarga termasuk sebagai sarana
untuk masyarakat untuk membuang tinja atau kotoran untuk mencegah penularan penyakit melalui tinja Mubarak, 2009.
d. Dukungan keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang berperan dalam menentukan cara asuhan terhadap anggota keluarga suami,istri dan anak yang bila salah satu
anggota keluarga mengalami masalah kesehatan maka sistem dalam keluarga akan terpengaruh Friedman,1998.
Universitas Sumatera Utara
23
2.3 Karakteristik Individu 2.3.1 Umur