Hubungan Karakteristik Individu dan Kepemilikan Jamban Keluarga Dengan Tindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Desa Sosor Tolong Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Karakteristik Individu dan Kepemilikan Jamban Keluarga dengan Tindakan Buang Air Besar Sembarangan
(BABS) di Desa Sosor Tolong Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016
I. Keterangan Wawancara
a. No. Urut Kuesioner : b. Tanggal Wawancara :
II. Identitas responden
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Umur :
III. Pendidikan
1. Tidak sekolah, tamat SD dan SMP/sederajat 2. Tamat SMA dan Perguruan Tinggi
IV. Pekerjaan
1. Informal (Petani,Pedagang/Wiraswasta,Buruh Tani,Tukang Becak) 2. Formal (PNS, BUMN, BUMD, Pegawai Swasta, Polisi, TNI) V. Penghasilan
1. Tidak Sesuai UMK Rp <1.641.000,-/bulan 2. Sesuai UMK Rp >1.641.000,-/bulan Lampiran 1
(2)
VI. Pengetahuan
1. Apa yang dimaksud dengan Buang Air Besar Sembarangan? a. Buang air besar pada tempatnya seperti jamban
b. Buang air besar dimana saja
c. Buang air besar tidak pada tempat yang tepat seperti jamban atau WC 2. Menurut Bapak/Ibu dimana tempat Buang Air Besar yang tepat?
a. Jamban/WC b. Lubang galian
c. Kebun/sungai/tempat terbuka
3. Menurut Bapak/Ibu, apakah BAB sembarangan dapat mencemari lingkungan?
a. Dapat, karena menyebar di tanah b. Dapat, karena menularkan penyakit
c. Tidak dapat karena tinja segera ditutup dengan tanah dan menyuburkan tanah
4. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan jamban keluarga? a. Tempat untuk buang air besar
b. Tempat pembuangan tinja
c. Suatu bangunan yang diperlukan untuk membuang tinja atau kotoran manusia yang diperuntukkan untuk keluarga
5. Apakah Bapak/Ibu mengetahui jamban keluarga yang dianjurkan dalam kesehatan lingkungan?
a. Jamban cubluk b. Jamban cemplung c. Jamban leher angsa
6. Mengapa jamban harus memilki septic tank? a. Sebagai tempat penampungan tinja
b. Sebagai tempat penampungan tinja dan air limbah dari jamban/WC sehingga tidak mencemari lingkungan yang menimbulkan dampak
(3)
7. Berapa jarak penampungan tinja dari sumber air bersih yang dianjurkan memenuhi syarat kesehatan?
a. ≥ 10 meter b. 1-5 meter c. < 10 meter
8. Manfaat buang air besar di jamban/WC: a. Supaya tidak terlihat oleh orang lain
b. Untuk melindungi masyarakat dari penularan penyakit c. Supaya tidak mengganggu estetika/pandangan masyarakat
9. Apakah Bapak/Ibu tahu syarat atau standar bangunan atas jamban/WC yang memenuhi syarat kesehatan?
a. Tidak memiliki atap b. Memilki atap dan ventilasi
c. Memilki atap yang kuat, ventilasi dan penerangan yang cukup
10. Bagaimana standar bangunan tengah jamban yang memenuhi syarat kesehatan?
a. Memiliki lantai
b. Memilki dinding dan lantai jamban kedap air dan tidak licin
c. Memilki dinding yang kuat, lantai jamban kedap air dan tidak llicin dan memilki SPAL (saluran Pembuangan Air Limbah)
11. Bagaimana standar/syarat bangunan bawah jamban yang memenuhi syarat kesehatan?
a. Memilki penutup
b. Memilki tempat penampungan
c. Memilki tempat penampungan untuk menguraikan kotoran/tinja seperti septic tank ataupun cubluk.
12. Tahukah Bapak/Ibu jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan? a. Bersih
b. Tidak berbau, kecoa, lalat, tikus dan tidak mencemari air dan permukaan tanah
(4)
13. Tahukah Bapak/ibu apa saja yang kita perlukan saat buang air besar? a. Tempat untuk buang air besar
b. Air dan sabun
c. Air, sabun dan alat pembersih
14. Dapatkah BAB sembarangan menularkan penyakit? a. Tidak tahu
b. Tidak dapat c. Dapat
15. Tahukah Bapak/ibu penyakit apa yang dapat ditularkan melalui tinja? a. Polio
b. Kecacingan dan diare
c. Kecacingan, diare, tifus, disentri dan kolera
16. Tahukah Bapak/ibu melalui media apa sajakah tinja dapat ditularkan? a. Tanah
b. Makanan, air dan tangan
c. Makanan, air, tangan dan binatang/hewan 17. Apakah yang menyebabkan penyakit melalui tinja?
a. Bakteri dan virus
b. Bakteri, virus dan parasit c. Jamur
18. Cara memutus rantai penularan penyakit dari tinja :
a. Tidak bisa dilakukan pemutusan mata rantai penularan penyakit b. Memiliki jamban/WC
c. Pemutusan rantai penularan penyakit dapat dilakukan dengan penghentian BAB sembarangan dan mendirikan jamban keluarga/WC dan cuci tangan pakai sabun setelah BAB.
19. Menurut Bapak/Ibu dapatkah air sumur tercemar oleh tinja dari orang yang BAB sembarangan?
(5)
c. Dapat tercemar, jika jarak sumur dari tinja orang yang BAB sembarangan < 10 meter.
20. Menurut Bapak/Ibu Tempat penampungan tinja/kotoran disalurkan kemana?
a. Septic tank b. Lubang galian c. Sungai/parit
VII. Sikap
No Pertanyaan
Jawaban Setuju kurang
setuju
Tidak setuju 1 Setujukah anda BAB di tempat terbuka
memberikan kenyaman sama dengan BAB di jamban
2 Setujukah anda BAB sembarang tempat
dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan
3 Setujukah anda BAB sembarang tempat dapat menimbulkan penyakit
4 Setujukah anda sumber air dapat tercemar oleh tinja
5 Setujukah anda jika buang air besar di ladang/kebun saat bekerja
(6)
BAB di tempat terbuka
7 Setujukah anda jika tetangga anda BAB dikebun atau dekat rumah anda
8 Setujukah anda mendirikan jamban merupakan cara untuk memutus rantai penularan dari tinja
9 Setujukah anda dengan anjuran memiliki jamban
10 Setujukah anda dengan air atau makanan yang tercemar tinja dapat menimbulkan penyakit dan merugikan kesehatan
VIII. Kepemilikan Jamban
a. Apakah anda memiliki jamban? 1. Ya 2. Tidak
b. Bila tidak, dimana anda membuang kotoran/tinja? 1. Jamban umum
2. Sungai/parit
3. Dikebun/pekarangan rumah belakang 4. Disembarang tempat
(7)
3. Plengsengan
d. Tempat penampungan kotoran/tinja dibuang kemana? 1. Septic tank
2. Parit 3. Sungai
IX. Tindakan Buang Air Besar Sembarangan
No Pertanyaan
Jawaban Selalu
Kadang-kadang
Tidak pernah 1 Apakah anda buang air besar di
kebun/ladang, sungai, parit dan tanah terbuka?
2 Apakah anggota keluarga anda BAB di sembarang tempat?
3 Apakah anda merasa nyaman dan tenang BAB di sembarang tempat atau tempat terbuka?
4 Apakah anda menganggu
pemandangan/keindahan orang sekitar anda ketika BAB di tempat terbuka? 5 Jika malam hari dalam keadaan sakit perut
(8)
6 Apakah anda menyarankan kepada anggota keluarga anda yang lain untuk tidak BAB sembarangan?
7 Apakah anda melarang tetangga anda untuk BAB di sembarang tempat atau dekat dengan rumah anda?
8 Apakah anda sudah lama BAB di tempat terbuka?
9 Saat anda BAB apakah anda menggunakan air yang cukup?
10 Setelah BAB apakah anda mencuci tangan pakai sabun?
(9)
No nama JK UR PdR PkR PghR PgtR SR KJ TR
1 Sumardi Simanullang 2 1 2 1 1 2 1 2 1
2 Mida Sihombing 2 2 1 1 1 2 1 2 1
3 Narti Simamora 2 1 2 2 2 2 2 2 2
4 Rostety Sihotang 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 Warsum Lumban Gaol 1 2 1 1 1 1 1 1 1
6 Dinarta Simamora 2 1 2 1 1 2 1 2 1
7 Esra Sihite 2 2 1 1 1 2 2 2 2
8 Ria Sihombing 2 1 1 1 1 1 2 1 1
9 Tina Simamora 2 2 2 1 1 2 1 2 2
10 Hernita Simamora 2 1 1 1 1 1 2 2 1
11 Rotua Sihite 2 1 2 2 2 1 1 2 1
12 Jelita Pandiangan 2 1 2 1 1 2 1 2 1
13 Sari Silaban 2 1 1 1 1 1 1 2 1
14 Siti Simanullang 2 1 2 1 1 2 1 2 1
15 Koradim 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 Joel Purba 1 1 2 1 1 2 2 1 2
17 Robintang Simamora 2 1 1 1 1 1 2 1 1
18 Sebet Sihite 1 2 2 1 1 2 2 1 2
19 Lambok Hutabarat 1 1 1 1 1 1 2 1 1
20 Anam Sihite 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 Jaumar Sihite 1 2 2 1 1 2 1 1 1
22 Arustam Marbun 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 Derma Purba 2 1 2 1 1 1 1 1 1
24 Rimpun Sihombing 2 2 1 1 1 1 1 1 1
25 Lamsahari Sihite 1 1 2 1 1 1 1 1 1
26 Mangatas Sihite 1 1 2 1 1 2 2 1 2
27 Rapdon Sihite 1 2 1 1 1 1 1 1 1
28 Murni Purba 2 1 2 2 2 2 2 2 2
29 Rosmida Nababan 2 2 1 1 1 1 2 2 1
30 Betti Simarmata 2 1 1 1 1 1 1 1 1
31 Sukaria Simanullang 2 1 2 1 1 2 2 2 2
32 Agnes 2 2 1 1 1 1 1 2 1
(10)
Keterangan :
JR : Jenis Kelamin Responden PkR : Pekerjaan Responden SR : Sikap Responden
UR : Umur Responden PghR : Penghasilan Responden KJK : kepemilikan Jamban
Keluarga
PdR : Pendidikan Responden PgtR : Pengetahuan Responden TR : Tindakan Responden
33 Rista 2 1 1 1 1 1 1 2 1
34 Kaida Sihite 2 1 1 1 1 1 1 1 1
35 Benar Simbolon 1 2 1 1 1 1 1 2 1
36 Janto Sihite 1 2 1 1 1 1 1 2 1
37 Roida Sihite 2 1 2 1 1 2 1 2 1
38 Beres Sihite 1 1 2 2 2 2 2 2 2
39 Harianto Simamora 1 1 1 1 1 1 1 2 1
40 Jujur Simamora 2 2 2 1 1 2 2 2 2
41 Karmila 2 1 2 1 1 2 2 2 2
42 Lisbet Situmorang 2 1 2 1 1 1 1 2 1
43 Setia Sihite 2 1 2 1 1 1 1 2 1
44 Rubenget Simanullang 2 1 2 1 1 2 1 2 1
45 Demak 2 1 2 1 1 2 2 2 2
46 Mitha 2 2 1 1 1 2 1 2 2
47 Resmin Sihite 1 2 1 1 1 1 1 2 2
48 Kapdon Sihite 1 1 2 2 2 2 2 2 2
49 Magdalena 2 1 1 1 1 1 1 2 2
50 Dewi sianturi 2 2 1 1 1 1 1 2 2
51 Tio Purba 2 1 2 2 2 2 2 2 2
52 Merdu Manalu 2 1 1 1 1 1 1 2 2
53 Thomson Sihite 1 1 1 1 1 1 2 1 1
54 Rawati Lumban gaol 2 1 1 1 1 1 2 1 1
(11)
Jenis kelamin responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid laki-laki 18 32.7 32.7 32.7
perempuan 37 67.3 67.3 100.0
Total 55 100.0 100.0
Umur responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 25-42 38 69.1 69.1 69.1
43-60 17 30.9 30.9 100.0
Total 55 100.0 100.0
Pendidikan responden
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent Valid tidak sekolah, tamat SD, SMP
28 50.9 50.9 50.9
tamat SMA, perguruan tinggi
27 49.1 49.1 100.0
Total 55 100.0 100.0
Penghasilan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak sesuai UMK 48 87.3 87.3 87.3
sesuia UMk 7 12.7 12.7 100.0
Total 55 100.0 100.0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid buruk 30 54.5 54.5 54.5
baik 25 45.5 45.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid buruk 33 60.0 60.0 60.0
baik 22 40.0 40.0 100.0
Total 55 100.0 100.0
(12)
Kepemilikanjamban
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak 20 36.4 36.4 36.4
ya 35 63.6 63.6 100.0
Total 55 100.0 100.0
Tindakan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid buruk 34 61.8 61.8 61.8
baik 21 38.2 38.2 100.0
Total 55 100.0 100.0
Pengetahuan1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid buang air besar dimana saja
23 41.8 41.8 41.8
buang air besar tidak pada tempat yang tepat seperti
jamban/WC 32 58.2 58.2 100.0
Total 55 100.0 100.0
Pengetahuan2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid kebun/sungai/tempat
terbuka 1 1.8 1.8 1.8
jamban/WC 54 98.2 98.2 100.0
Total 55 100.0 100.0
pengetahuan3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak dapat karena tnja
segera ditutup dengan tanah dan menyuburkan
tanah
8 14.5 14.5 14.5
dapat, karena menyebar
di tanah 14 25.5 25.5 40.0
(13)
pengetahuan4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tempat untuk buang air
besar 19 34.5 34.5 34.5
tempat pembuangan
tinja 23 41.8 41.8 76.4
suatu bangunan yang diperlukan untuk
membuang tinja manusia yang diperuntukkan untuk
keluarga
13 23.6 23.6 100.0
Total 55 100.0 100.0
Pengetahuan5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid jamban
cubluk/cemplung 18 32.7 32.7 32.7
jamban plengsengan 1 1.8 1.8 34.5
leher angsa 36 65.5 65.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
pengetahuan6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid karena jika jamban/WC
ada maka septiv tank pun harus ada
25 45.5 45.5 45.5
sebagai tempat
penampungan tinja 18 32.7 32.7 78.2
sebagai tempat penampungan tinja dan
air limbah dari jamban/WC sehingga
tidak mencemari lingkungan yang menimbulkan dampak
buruk badi kesehatan
12 21.8 21.8 100.0
Total 55 100.0 100.0
pengetahuan7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1-5 meter 1 1.8 1.8 1.8
(14)
Pengetahuan8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid supaya tidak terlihat oleh
orang lain 17 30.9 30.9 30.9
supaya tidak menggangu estetika/pandangan
masyarakat
5 9.1 9.1 40.0
untuk melindungi masyarakat dari penularan penyakit
33 60.0 60.0 100.0
Total 55 100.0 100.0
pengetahuan9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid memilki atap dan
ventilasi 42 76.4 76.4 76.4
memiliki atap yang kuat, ventilasi dan penerangan
yang cukup
13 23.6 23.6 100.0
Total 55 100.0 100.0
pengetahuan10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid memilki lantai 3 5.5 5.5 5.5
memiliki dinding dan lantai jamban yang kedap air dan tidak licin
45 81.8 81.8 87.3
memilki dinding yang kuat, lantai jamban kedap air dan tidak licin
dan memilki SPAL
7 12.7 12.7 100.0
Total 55 100.0 100.0
Pengetahuan11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid memilki penutup 3 5.5 5.5 5.5
memiliki tempat
penampungan 41 74.5 74.5 80.0
memiliki tempat penampungan untuk menguraikan kotoran/tinja seperti septic tank ataupun
(15)
pengetahuan12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid bersih 35 63.6 63.6 63.6
tidak berbau dan tidak mencemari air dan
permukaan tanah
20 36.4 36.4 100.0
Total 55 100.0 100.0
pengetahuan13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tempat untuk buang air
besar 20 36.4 36.4 36.4
air dan sabun 24 43.6 43.6 80.0
air, sabun dan alat
pembersih 11 20.0 20.0 100.0
Total 55 100.0 100.0
pengetahuan14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak dapat 5 9.1 9.1 9.1
tidak tahu 1 1.8 1.8 10.9
dapat 49 89.1 89.1 100.0
Total 55 100.0 100.0
pengetahuan15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid kecacingan dan diare 42 76.4 76.4 76.4
kecacingan, diare, tifus.
disentri dan kolera 13 23.6 23.6 100.0
Total 55 100.0 100.0
pengetahuan16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tanah 8 14.5 14.5 14.5
makanan, air dan tangan 31 56.4 56.4 70.9 makanan, air, tangan dan
binatang/hewan 16 29.1 29.1 100.0
(16)
pengetahuan17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid bakteri dan virus 42 76.4 76.4 76.4
bakteri, virus dan cacing 13 23.6 23.6 100.0
Total 55 100.0 100.0
pengetahuan18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid memiliki jamban/WC 51 92.7 92.7 92.7
pemutusan rantai penularan penyakit dapat dilakukan dengan mendirikan jamban/WC keluarga
dan cuci tangan pakai sabun setelah BAB
4 7.3 7.3 100.0
Total 55 100.0 100.0
pengetahuan19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak dapat karena jauh dari tinja
orang yang BAB sembarangan 14 25.5 25.5 25.5
dapat, karena sumurnya dalam
keadaan terbuka 41 74.5 74.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
pengetahuan20
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sungai/parit 16 29.1 29.1 29.1
lubang galian 10 18.2 18.2 47.3
septic tank 29 52.7 52.7 100.0
(17)
sikap1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 22 40.0 40.0 40.0
kurang setuju 18 32.7 32.7 72.7
setuju 15 27.3 27.3 100.0
Total 55 100.0 100.0
sikap2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 4 7.3 7.3 7.3
kurang setuju 20 36.4 36.4 43.6
setuju 31 56.4 56.4 100.0
Total 55 100.0 100.0
sikap3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 4 7.3 7.3 7.3
kurang setuju 16 29.1 29.1 36.4
setuju 35 63.6 63.6 100.0
Total 55 100.0 100.0
sikap4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 5 9.1 9.1 9.1
kurang setuju 14 25.5 25.5 34.5
setuju 36 65.5 65.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
sikap5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 2 3.6 3.6 3.6
kurang setuju 18 32.7 32.7 36.4
(18)
sikap6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 38 69.1 69.1 69.1
kurang setuju 14 25.5 25.5 94.5
setuju 3 5.5 5.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
sikap7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 50 90.9 90.9 90.9
kurang setuju 5 9.1 9.1 100.0
Total 55 100.0 100.0
sikap8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 2 3.6 3.6 3.6
kurang setuju 19 34.5 34.5 38.2
setuju 34 61.8 61.8 100.0
Total 55 100.0 100.0
sikap9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid kurang setuju 14 25.5 25.5 25.5
setuju 41 74.5 74.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
sikap10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 3 5.5 5.5 5.5
(19)
Kepemilikan jamban
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak 20 36.4 36.4 36.4
ya 35 63.6 63.6 100.0
Total 55 100.0 100.0
Jika tidak dimana membuang tinja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 35 65.5 65.5 65.5
sungai/parit 5 7.3 7.3 72.7
kebun/pekarangan rumah
belakang 13 23.6 23.6 96.4
sembarang tempat 2 3.6 3.6 100.0
Total 55 100.0 100.0
Bila ya, jamban apa yang digunakan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 20 36.4 36.4 36.4
leher angsa 15 27.3 27.3 63.6
Cemplung 20 36.4 36.4 100.0
Total 55 100.0 100.0
Tempat penampungan tinja dibuang kemana
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 20 36.4 36.4 36.4
septic tank 8 14.5 14.5 50.9
Parit 27 49.1 49.1 100.0
Total 55 100.0 100.0
TBABS1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid kadang-kadang 36 65.5 65.5 65.5
ya, selalu 19 34.5 34.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
TBABS2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak pernah 15 27.3 27.3 27.3
(20)
TBABS3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak pernah 14 25.5 25.5 25.5
kadang-kadang 39 70.9 70.9 96.4
ya, selalu 2 3.6 3.6 100.0
Total 55 100.0 100.0
TBABS4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak pernah 4 7.3 7.3 7.3
kadang-kadang 13 23.6 23.6 30.9
ya, selalu 38 69.1 69.1 100.0
Total 55 100.0 100.0
TBABS5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak pernah 36 65.5 65.5 65.5
kadang-kadang 13 23.6 23.6 89.1
ya, selalu 6 10.9 10.9 100.0
Total 55 100.0 100.0
TBABS6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak pernah 1 1.8 1.8 1.8
kadang-kadang 28 50.9 50.9 52.7
ya, selalu 26 47.3 47.3 100.0
Total 55 100.0 100.0
TBABS7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak pernah 2 3.6 3.6 3.6
(21)
TBABS8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak pernah 28 50.9 50.9 50.9
kadang-kadang 2 3.6 3.6 54.5
ya, selalu 25 45.5 45.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
TBABS9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak pernah 2 3.6 3.6 3.6
ya, selalu 53 96.4 96.4 100.0
Total 55 100.0 100.0
TBABS10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak pernah 17 30.9 30.9 30.9
kadang-kadang 24 43.6 43.6 74.5
ya, selalu 14 25.5 25.5 100.0
(22)
ANALISIS BIVARIAT
pendidikan * tindakan BABS
Crosstab
tindakan
Total buruk baik
pendidikan tidak sekolah, tamat SD, SMP Count 22 6 28
% within pendidikan 78.6% 21.4% 100.0%
tamat SMA, perguruan tinggi Count 12 15 27
% within pendidikan 44.4% 55.6% 100.0%
Total Count 34 21 55
% within pendidikan 61.8% 38.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.782a 1 .009
Continuity Correctionb 5.414 1 .020
Likelihood Ratio 6.952 1 .008
Fisher's Exact Test .013 .010
Linear-by-Linear Association 6.659 1 .010
N of Valid Casesb 55
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,31.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pendidikan (tidak sekolah, tamat SD, SMP / tamat SMA, perguruan tinggi)
4.583 1.409 14.907
(23)
pekerjaan * tindakan BABS Crosstab
tindakan
Total Buruk baik
pekerjaan Informal Count 33 15 48
% within pekerjaan 68.8% 31.2% 100.0%
Formal Count 1 6 7
% within pekerjaan 14.3% 85.7% 100.0%
Total Count 34 21 55
% within pekerjaan 61.8% 38.2% 100.0% Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 7.678a 1 .006
Continuity Correctionb 5.544 1 .019
Likelihood Ratio 7.778 1 .005
Fisher's Exact Test .010 .010
Linear-by-Linear
Association 7.538 1 .006
N of Valid Casesb 55
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,67. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pekerjaan (informal /
formal) 13.200 1.458 119.515
For cohort tindakan = buruk 4.812 .776 29.838
For cohort tindakan = baik .365 .217 .612
(24)
penghasilan * tindakan BABS Crosstab
tindakan
Total buruk baik
penghasilan tidak sesuai UMK Count 33 15 48
% within penghasilan 68.8% 31.2% 100.0%
sesuia Umk Count 1 6 7
% within penghasilan 14.3% 85.7% 100.0%
Total Count 34 21 55
% within penghasilan 61.8% 38.2% 100.0% Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 7.678a 1 .006
Continuity Correctionb 5.544 1 .019
Likelihood Ratio 7.778 1 .005
Fisher's Exact Test .010 .010
Linear-by-Linear
Association 7.538 1 .006
N of Valid Casesb 55
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,67. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for penghasilan (tidak sesuai
UMK / sesuia UMk) 13.200 1.458 119.515
For cohort tindakan = buruk 4.812 .776 29.838
For cohort tindakan = baik .365 .217 .612
(25)
pengetahuan * tindakan BABS
Crosstab
tindakan
Total buruk baik
pengetahuan buruk Count 25 5 30
% within pengetahuan 83.3% 16.7% 100.0%
baik Count 9 16 25
% within pengetahuan 36.0% 64.0% 100.0%
Total Count 34 21 55
% within pengetahuan 61.8% 38.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 12.944a 1 .000
Continuity Correctionb 11.016 1 .001
Likelihood Ratio 13.440 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .000
Linear-by-Linear Association 12.708 1 .000
N of Valid Casesb 55
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,55. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pengetahuan (buruk / baik) 8.889 2.520 31.353
For cohort tindakan = buruk 2.315 1.340 3.999
For cohort tindakan = baik .260 .111 .611
(26)
sikap * tindakan BABS
Crosstab
tindakan
Total
buruk baik
Sikap buruk Count 27 6 33
% within sikap 81.8% 18.2% 100.0%
baik Count 7 15 22
% within sikap 31.8% 68.2% 100.0%
Total Count 34 21 55
% within sikap 61.8% 38.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 13.981a 1 .000
Continuity Correctionb 11.943 1 .001
Likelihood Ratio 14.329 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 13.727 1 .000
N of Valid Casesb 55
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,40. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for sikap (buruk / baik) 9.643 2.735 33.992
For cohort tindakan = buruk 2.571 1.366 4.840
For cohort tindakan = baik .267 .122 .581
(27)
kepemilikanjamban * tindakan BABS Crosstab
tindakan
Total buruk baik
kepemilikanjamban tidak Count 16 4 20
% within kepemilikanjamban 80.0% 20.0% 100.0%
ya Count 18 17 35
% within kepemilikanjamban 51.4% 48.6% 100.0%
Total Count 34 21 55
% within kepemilikanjamban 61.8% 38.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig.
(2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 4.402a 1 .036
Continuity Correctionb 3.274 1 .070
Likelihood Ratio 4.636 1 .031
Fisher's Exact Test .046 .033
Linear-by-Linear
Association 4.322 1 .038
N of Valid Casesb 55
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,64.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for kepemilikanjamban (tidak /
ya) 3.778 1.050 13.595
For cohort tindakan = buruk 1.556 1.054 2.296
For cohort tindakan = baik .412 .161 1.055
(28)
Gambar Lampiran 1 Kondisi Jamban Cubluk Responden
Gambar Lampiran 2 Tempat Responden BAB Lampiran 4 Dokumentasi
(29)
Gambar Lampiran 3 Wawancara dengan Responden
(30)
Gambar Lampiran 5 Kondisi Jamban Responden
(31)
Gambar Lampiran 7 saluran Pembuangan Tinja Responden
(32)
Gambar Lampiran 9 Kondisi Belakang Rumah Responden
(33)
Gambar Lampiran 11 Lubang Galian untuk BAB
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
DAFTAR PUSTAKA
Atmarita, T.S.F. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Bappenas. 2011. “Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat”. Jakarta : Bappenas
Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Buku Kedokteran. Dinas Kesehatan Humbang Hasundutan. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan. Humbang Hasundutan.
Dinas Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Bidang Biomedis. Jakarta: Badan Litbangkkes.
Dinas Kesehatan Sumatera Utara. 2015. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014. Medan.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Green, LW. 2000. Health promotion planning; an educational and environmental approach. Institute of health promotion research university of British Colombia. Hurlock EB. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. 5 ed. Jakarta : Erlangga. p. 6 - 27.
Idan, A, 2010. Sanitasi: Hak Dasar Warga. Diakses 14 Maret 2016.
Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Depkes.
Kementrian PPN. Laporan Pencapatan Tujuan Pembangunan Millenium di Indonesia 2010. Jakarta : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS);2010. P.107-13.
Kusnoputranto, H. 1983. Kesehatan Lingkungan Fakultas kesehatan Masyarakat UI. Dirjen DIKTI DepDikBud. Jakarta : Dirjen DIKTI DepDikBud
Lemeshow, S. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian. Yogyakarta : Gadjah Mada University.
Madjid, S, 2009. Pengetahuan dan Tindakan Masyarakat dalam Pemanfaatan Jamban Keluarga.http://datinkessulsel.wordpress.com/2009/06/26/pe
(39)
Mansjoer, A, 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aescu Laptus FK UI.
Maryunani. A . 2013. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Untuk Mahasiswa Kesehatan dan Petugas Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Mubarak, W, 2009. Ilmu Kesehatan masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.
Netty Paska Riang. 2014 Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hilirserangkai Kabupaten Nias Sumatera Utara. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan/. Diakses 10 Maret 2016.
Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Nur Nilansari Widowati. 2015. Hubungan Karakteristik pemilik Rumah dengan Perilaku BABS di Wilayah Kerja Puskesmas sambungan II Kabupaten Sragen. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Pane. E .2009. Pengaruh Perilaku Keluarga terhadap Penggunaan Jamban. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 3, No 5, April 2009.
Pelneti, D. 2011. Faktor faktor yang Berhubungan dengan Kepemilikan dan Keadaan Jamban di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Proverawati. A; Rahmawati. E. 2012. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Yogyakarta : Nuha Medika.
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Sarwono, S. 2004. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Press.
Sekretariat Nasional STBM. 2014. Panduan Penggunaan Sistem Monitoring STBM. Jakarta
Siregar, Y. 2011. Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong terhadap Perilaku BAB di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
(40)
Soemardji Y, 1999. Pembuangan Kotoran Manusia dan Air Limbah, Majalah Sanitasi Lingkungan. Jakarta.
Soeparman dan Suparmin, 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sunaryo, Y.S. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Tarigan, E. 2007. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Keluarga dalam Penggunaan Jamban di Kabanjahe. Tesis, Program Stusi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Program Pasca Sarjana. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Wawan. A dan M. Dewi, 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia Dilengkapi contoh Kuesioner. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Nuha Medika.
WHO/UNICEF. 2010 Progresss on Sanitation and Drinking Water, 2010 Update. Geneva.
Widyono. 2008. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Jakarta : Penerbit Erlangga.
(41)
BAB III
METODE PENEITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain crosssectional study yaitu variabel sebab atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dan dikumpulkan dalam waktu bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara karakteristik individu dan kepemilikan jamban keluarga dengan tindakan buang air besar sembarangan (BABS) di Desa Sosor Tolong Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan di tahun 2016.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sosor Tolong Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Penelitian ini direncanakan akan dilakukan dari bulan April 2016 sampai dengan Mei 2016.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua rumah tangga (KK) yang ada di Desa Sosor Tolong Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu sebanyak 101 KK.
(42)
3.3.2 Sampel
Dalam pengambilan sampel penelitian ini digunakan teknik atau cara-cara tertentu sehingga sampel tersebut dapat mewakili populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah subjek yang diambil dari populasi yang memenuhi kriteria penelitian yang diambil dengan metode simple random sampling. Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Lemeshow, 1997):
Rumus :
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
Z1-α/2 : Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
Z1-β : Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada β tertentu
P0 : Proporsi di populasi
Pa : Perkiraan proporsi di populasi
Pa-P0 : Perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi
(43)
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan rumus diatas, maka didapat sampel sebanyak 55 KK dengan metode simple random sampling.
3.4Teknik Pengambilan sampel
Metode sampling yang digunakan adalah sampel secara acak (random) dengan metode ini sebuah sampel diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Cara yang dilakukan yaitu dengan membuat gulungan kertas yang sudah dituliskan nomor sebanyak jumlah populasi (101 KK) dimasukkan ke dalam wadah, diaduk dan diambil satu gulungan, dicatat dan dimasukkan kembali ke dalam wadah. Hal ini dilakukan berulang ulang sampai terpenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan. Untuk nomor yang terpilih kemudian dicocokkan dengan KK yang sebelumna dibuat dalam daftar KK.
3.5Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan observasi kepada masyarakat yang melakukan tindakan buang air besar sembarangan (BABS). Hasil wawancara dan observasi yang diperoleh akan dicatat pada lembar kuesioner dan lembar observai penelitian yang telah dipersiapkan.
(44)
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan melihat catatan/dokumen (file) yang berhubungan dengan penelitian yang diperoleh dari instansi terkait, meliputi kantor kepala desa dan puskesmas.
3.6Variabel dan Defenisi Operasional 3.6.1 Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik individu dan kepemilikan jamban. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
3.6.2 Defenisi Operasional
1. Tindakan BABS kegiatan seseorang yang berkaitan dengan pembuangan tinja meliputi, tempat pembuangan tinja dan pengelolaan tinja yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan sehingga dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan.
2. Karakteristik individu adalah keadan responden yang terdiri dari pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan dan sikap.
3. Pendidikan adalah tingkat/jenjang pendidikan formal yang terakhir ditamatkan oleh responden mulai dari SD sampai Perguruan tinggi.
4. Pekerjaan adalah sumber mata pencaharian yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup responden.
(45)
berdasarkan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Humbang Hasundutan yaitu sebesar Rp. 1.641.000,00/bulan.
6. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang pengertian jamban, syarat jamban sehat, jarak penampungan tinja terhadap air bersih, manfaat jamban dan penyakit yang ditularkan dari tinja, baik yang diperoleh dari penyuluhan oleh petugas kesehatan maupun media cetak/elektronik.
7. Sikap adalah kecenderunagan responden untuk memberikan respon (baik secara positif maupun negatif) terhadap penggunaan jamban keluarga.
8. Kepemilikan jamban keluarga adalah keluarga atau rumah tangga yang memiliki atau tidak memiliki jamban keluarga.
3.7Aspek Pengukuran A. Karakteristik Individu 1. Pendidikan
Alat ukur : kuesioner Cara ukur : wawancara Hasil ukur :
1. Rendah (Tidak sekolah, Tamat SD, dan SMP/sederajat) 2. Tinggi (Tamat SMA dan perguruan tinggi)
2. Pekerjaan
(46)
Hasil ukur :
1. Informal (Petani, pedagang, Tukang Becak) 2. Formal (PNS, BUMN,BUMD, Polisi, Koperasi) 3. Penghasilan
Alat ukur : kuesioner Cara ukur : wawancara Hasil ukur :
1. Tidak Sesuai UMK Rp <1.641.000/bulan 2. Sesuai UMK RP >1.641.000/bulan 4. Pengetahuan
Pengukuran variabel pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi 20 pertanyaan dengan ketentuan sebagai berikut : jika responden menjawab benar maka diberi skor = 2, jika responden menjawab setengah benar diberi skor = 1 dan jika responden menjawab salah maka diberi skor = 0. Sehingga didapat skor tertinggi adalah 40. Berdasarkan kriteria pemberian skor, pengetahuan dikategorikan dengan skala berikut :
a. Pengetahuan baik jika skor yang diperoleh responden ≥75% atau ≥30. b. Pengetahuan tidak baik jika skor yang diperoleh responden <75%atau<30. 5. Sikap
Pengukuran variabel sikap diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan. Untuk pertanyaan tentang sikap memiliki tiga pilihan jawaban yaitu jawaban Setuju dengan skor = 3, jawaban kurang Setuju dengan skor = 2 dan
(47)
jawaban Tidak Setuju dengan skor = 1. Sehingga didapat skor tertinggi adalah 30. Berdasarkan kriteria pemberian skor, sikap dikategorikan dengan skala berikut :
a. Sikap baik jika skor yang diperoleh responden <75% atau <23. b. Sikap tidak baik jika skor yang diperoleh responden ≥75% atau ≥23. B. Kepemilikan Jamban Keluarga
Jika responden memberi jawaban Ya maka responden memilki jamban keluarga dan jika responden memberi jawaban Tidak maka responden tidak memiliki jamban keluarga.
C.Tindakan Buang Air Besar Sembarangan
Pengukuran variabel tindakan diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan. Untuk pertanyaan tentang tindakan memiliki tiga pilihan jawaban yaitu jika responden menjawab Ya, Selalu akan diberi skor = 3, jika responden menjawab Kadang-Kadang akan diberi skor = 2 dan jika responden menjawab Tidak Pernah akan diberi skor = 1. Sehinnga diperoleh nilai tertinggi adalah 30. Berdasarkan kriteria pemberian skor, tindakan dikategorikan dengan skala berikut :
a. Tindakan BAB tidak sembarangan jika skor yang diperoleh responden <75% atau <23.
b. Tindakan BAB sembarangan jika skor yang diperoleh responden ≥75%
(48)
3.8Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat karakteristik individu (pendidikan, pekerjaan,penghasilan, pengetahuan, sikap dan kebiasaan) dan kepemilikan jamban keluarga. Analisis data bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara karakteristik individu dan kepemilikan jamban keluarga dengan tindakan buang air besar sembarangan (BABS). Untuk itu peneliti menganalisa data menggunakan Uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%(α = 0,05).
(49)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak Geografis
Desa Sosor Tolong merupakan desa yang terletak di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis, desa ini memiliki luas wilayah 500 hektar (ha). Desa Sosor Tolong memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Purba Dolok b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Batu Najagar c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Siboronboron d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Aek Lung 4.1.2 Data Demografi
Secara administratif jumlah penduduk Desa Sosor Tolong Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2016 mencapai 404 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 101 KK. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 209 jiwa dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 195 jiwa. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Desa Sosor Tolong Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2016
Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
Laki-laki Perempuan
209 195
51,74 48,26
(50)
4.2Analisis Univariat
4.2.1 Karakteristik Individu
Distribusi karakteristik inidividu dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di Desa Sosor Tolong Tahun 2016
Karakteristik Individu n %
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 18 37 32,7 67,3
Total 55 100
Umur 25-42 tahun 43-60 tahun 38 17 69,1 30,9
Total 55 100
Pendidikan
Tidak sekolah, Tamat SD dan SMP/Sederajat Tamat SMA dan Perguruan Tinggi
28 27
50,9 49,1
Total 55 100
Pekerjaan
Informal (petani,pedagang,tukang becak) Formal (PNS,BUMN,BUMD,Polisi,Koperasi)
48 7
87,3 12,7
Total 55 100
Penghasilan
Di bawah UMK(<1.641.000/bulan) Sesuai UMK (>1.641.000/bulan)
48 7
87,3 12,7
Total 55 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu 67,3%, sebagian besar berumur 25 sampai 42 tahun yaitu 69,1%, responden lebih banyak berpendidikan rendah (tidak sekolah, tamat SD dan SMP/sederajat) yaitu 50,9%, pada umumnya bekerja di sektor informal (petani, pedagang, tukang becak) yaitu 87,3% dan pada umumnya berpenghasilan di bawah UMK yaitu 87,3%.
(51)
4.2.1.1Gambaran Pengetahuan Responden di Desa Sosor Tolong
Adapun distribusi jawaban responden terhadap 20 pertanyaan yang diajukan dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Desa Sosor Tolong Tahun 2016
No Pengetahuan
Benar Salah Jumlah
n % n % n %
1 Pengertian buang air besar
sembarangan
32 58,2 23 41,8 55 100 2 Tempat yang tepat untuk buang air
besar
54 98,2 1 1,8 55 100 3 Apakah BAB sembarangan dapat
mencemari lingkungan
33 60,0 22 40 55 100
4 Pengertian jamban keluarga 13 23,6 42 76,4 55 100
5 Jenis jamban keluarga yang dianjurkan dalam kesehatan lingkungan
36 65,5 19 34,5 55 100 6 Mengapa jamban harus meiliki septic
tank
12 21,8 43 78,2 55 100 7 Jarak penampungan tinja dengan
sumber air bersih yang memenuhi syarat kesehatan
45 81,8 10 18,2 55 100
8 Manfaat BAB di jamban 33 60,0 22 40,0 55 100
9 Syarat atau standar bangunan atas jamban/WC yang memenuhi syarat kesehatan
13 23,6 42 76,4 55 100
10 Syarat atau standar bangunan tengah jamban/WC yang memenuhi syarat kesehatan
7 12,7 48 87,3 55 100
11 Syarat atau standar bangunan bawah jamban/WC yang memenuhi syarat kesehatan
11 20,0 44 80,0 55 100
12 Syarat jamban keluarga yang
memenuhi syarat kesehatan
- - 55 100 55 100
13 Apa yang kita perlukan saat buang air besar
11 20,0 44 80,0 55 100
14 Dapatkah BAB sembarangan
menularkan penyakit
49 89,1 6 10,9 55 100 15 Penyakit yang ditularkan melalui tinja 13 23,6 42 76,4 55 100 16 Melalui media apa saja tinja dapat
menularkan penyakit
(52)
18 Cara memutus rantai penularan penyakit melalui tinja
- - 55 100 55 100
19 Dapatkah air sumur yang tercemar oleh tinja dari orang yang BAB sembarangan
- - 55 100 55 100
20 Tempat penampungan tinja disalurkan kemana
16 29,1 39 70,9 55 100 Berdasarkan tabel 4.3 tentang gambaran pengetahuan responden dengan tindakan BAB sembarangan menunjukkan bahwa pada umumnya responden “benar” pada
pengetahuan tentang “tempat yang tepat untuk BAB” yaitu 98,2%, “jarak penampungan tinja dengan air bersih” yaitu 81,8% dan “BAB sembarangan dapat menularkan penyakit” yaitu 89,1%. Seluruh responden “salah” pada pengetahuan
tentang “Syarat jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan” yaitu 100%, “cara memutus rantai penularan penyakit” yaitu 100% dan dapatkah air sumur yang tercemar oleh tinja dari orang yang BAB sembarangan” yaitu 100%.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Responden Tentang Tindakan BAB Sembarangan
Kategori Pengetahuan n %
Tidak Baik Baik
30 25
54,5 45,5
Total 55 100
Berdasarkan tabel 4.7 distribusi kategori pengetahuan responden diatas, setelah dilakukan pengolahan data maka diketahui bahwa pengetahuan responden tentang tindakan BABS menunjukkan bahwa lebih banyak responden berada pada kategori pengetahuan tidak baik yaitu 54,5%.
4.2.1.2Gambaran Sikap Responden di Desa Sosor Tolong
Adapun distribusi jawaban respon mengenai sikap responden adalah sebagai berikut :
(53)
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di Desa Sosor Tolong Tahun 2016
No Sikap
Baik Tidak Baik Jumlah
n % n % n %
1 Setujukah anda BAB di tempat terbuka memberikan kenyamanan yang sama dengan BAB di jamban
22 40,0 33 60,0 55 100
2 Setujukah anda BAB
sembarangan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
31 56,4 24 43,6 55 100
3 setujukah anda BAB
sembarangan dapat menimbulkan penyakit
35 63,6 20 36,4 55 100
4 setujukah anda sumber air dapat tercemar oleh tinja
36 65,5 19 34,5 55 100
5 Setujukah anda jika buang air besar di ladang/kebun saat bekerja
2 3,6 53 96,4 55 100
6 Setujukah anda jika anggota keluarga BAB di tempat terbuka
52 94,5 3 5,5 55 100
7 Setujukah anda jika tetangga anda BAB di dekat kebun atau rumah anda
50 90,9 5 9,1 55 100
8 Setujukah anda mendirikan jamban cara untuk memutus rantai penularan dari tinja
34 61,8 21 38,2 55 100
9 Setujukah anda dengan anjuran memiliki jamban
41 74,5 14 25,5 55 100 10 Setujukah anda dengan air atau
makanan yang tercemar tinja dapat menimbulkan penyakit dan merugikan kesehatan
49 89,1 6 10,9 55 100
Berdasarkan tabel 4.5 tentang gambaran sikap respoden dengan tindakan BAB sembarangan menunjukkan bahwa pada umumnya responden menunjukkan sikap
“baik” tentang “jika tetangga anda BAB di dekat kebun atau rumah anda” yaitu 90,9%, “jika anggota keluarga BAB di tempat terbuka” yaitu 94,5% dan “bahwa
air dan makanan yang tercemar tinja dapat menimbulkan penyakit dan merugikan kesehatan yaitu 89,1%. Pada umumnya responden menunjukkan sikap “tidak
(54)
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Responden Tentang Tindakan BAB Sembarangan
Sikap n %
Tidak Baik Baik 33 22 60,0 40,0
Total 55 100
Berdasarkan tabel 4.9 distribusi kategori sikap responden diatas, setelah dilakukan pengolahan data maka diketahui bahwa sikap responden tentang tindakan BABS menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kategori sikap tidak baik yaitu 60,0%.
4.2.2 Kepemilikan Jamban Keluarga
Distribusi kepemilikan jamban dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sosor Tolong
No Kepemilikan Jamban n %
1 Memiliki jamban 1. tidak 2. ya 20 35 36,4 63,6
Total 55 100
2 Bila tidak, dimana membuang kotoran 1. sungai/parit
2. dikebun/pekarangan rumah belakang 3. disembarang tempat
5 13 2 25 65 10
Total 20 100
3 Bila ya, jenis jamban apa yang digunakan 1.leher angsa 2.cemplung 15 20 42,9 57,1
Total 35 100
4 Tempat penampungan tinja disalurkan kemana 1. septic tank
2. parit
8 27
22,9 77,1
Total 55 100
Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilki jamban yaitu 35 orang (63,6%) dan responden yang tidak memiliki jamban yaitu 20 orang (36,4%). Pada pernyataan jika responden tidak memiliki jamban menunjukkan
(55)
belakang yaitu 13 orang (65%), responden membuang tinja di sungai yaitu 5 orang (25%) dan responden membuang tinja di sembarangan tempat yaitu 2 orang (10%). Pada pernyataan bila responden memiliki jamban, jamban apa yang digunakan nenunjukkan bahwa sebagian besar responden menggunakan jenis jamban cemplung yaitu 20 orang (57,1%) dan jenis jamban leher angsa yaitu 15 orang (27,3%). Tempat penampungan tinja pada responden yang memiliki jamban menunjukkan bahwa sebagian besar menyalurkan ke parit yaitu 27 orang (77,1%) dan menyalurkan ke septic tank yaitu 8 orang (22,9%).
4.3.3 Tindakan Buang Air Besar Sembarangan
Adapun distribusi jawaban responden mengenai tindakan buang air besar sembarangan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Buang Air Besar Sembarangan di Desa Sosor Tolong Tahun 2016
No Tindakan
Ya Kadang-kadang Jumlah
n % n % n %
1 Buang air besar di ladang/kebun, sungai, parit dan tanah terbuka
19 34,5 36 65,5 55 100
2 Anggota keluarga BAB di sembarang tempat
1 1,8 54 98,2 55 100
3 Merasa nyaman saat BAB di sembarang tempat atau tanah terbuka
2 3,6 53 96,4 55 100
4 Menganggu pemandangan orang lain saat BAB di tempat terbuka
37 67,2 16 32,8 55 100
5 Jika malam hari saat keadaan sakit perut apakah BAB sembarangan
6 10,9 49 89,1 55 100
6 Menyarankan kepada anggota keluarga untuk tidak BAB sembarangan
22 40,0 33 60,0 55 100
7 Menyarankan tetangga untuk tidak BAB sembarangan
(56)
9 Saat BAB menggunakan air yang cukup
53 96,4 2 3,6 55 100
10 Setelah BAB apakah mencuci tangan pakai sabun
11 20,0 44 80,0 55 100
Tabel 4.8 tentang gambaran tindakan BAB menunjukkan bahwa pada umumnya
responden dengan tindakan “ya” terdapat pada “saat BAB menggunakan air yang
cukup” yaitu 96,4% dan pada umumnya responden menunjukkan tindakan
“kadang-kadang” tentang “Anggota keluarga BAB di sembarang tempat” yaitu
98,2%, “Merasa nyaman saat BAB di sembarang tempat atau tanah terbuka” yaitu 96,4% dan “Jika malam hari saat keadaan sakit perut apakah BAB sembarangan”
yaitu 89,1%.
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan BAB
Tindakan BAB n %
BAB sembarangan BAB tidak sembarangan
34 21
61,8 38,2
Total 55 100
Berdasarkan tabel 4.9 distribusi kategori tindakan BABS responden diatas, setelah dilakukan pengolahan data maka diketahui bahwa tindakan responden tentang tindakan BABS menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kategori tindakan BAB sembarangan yaitu 61,8%.
4.3Analisis Bivariat
Analsis yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diteliti dengan tindakan BAB sembarangan. Uji statistik yang digunakan pada analisis ini adalah Chi Square dan fisher’s exact test dengan derajat kepercayaan 95%
(α=5%). Berdasarkan uji statistik akan diperoleh nilai p, untuk nilai p < 0,05 berarti terdapat hubungan yang bermakna antara variabel yang diteliti dengan
(57)
4.3.1 Hubungan Karakteristik Individu dengan Tindakan BAB sembarangan di Desa Sosor Tolong tahun 2016
Adapun hasil analisis bivariat karakteristik individu dengan tindakan BAB sembarangan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10 Distribusi Hubungan Karekteristik Individu dengan Tindakan BAB Sembarangan di Desa Sosor Tolong Tahun 2016
No Karakteristik Individu
Tindakan BAB
Total
p RP
BAB sembarangan
BAB tidak sembarangan
n % n % n %
1 Pendidikan 1. rendah 2. tinggi 22 12 78,2 44,4 6 15 21,4 55,6 28 27 100 100
0,009 4,583
Total 34 61,8 21 38,2 55 100
2 Pekerjaan 1.informal 2.formal 33 1 68,8 14,3 15 6 31,2 85,7 48 7 100 100
0,010 13,200
Total 34 61,8 21 38,2 55 100
3 Penghasilan 1.dibawah UMK 2.sesuai UMK 33 1 68,8 14,3 15 6 31,2 85,7 48 7 100 100
0,010 13,200
Total 34 61,8 21 38,2 55 100
4 Pengetahuan 1.tidak baik 2.baik 25 9 83,8 36,0 5 16 16,7 64,0 30 25 100 100
0,001 8,889
Total 34 61,8 21 38,2 55 100
5 Sikap 1.tidak baik 2.baik 27 7 81,8 31,8 6 15 18,2 68,2 33 22 100 100
0,001 9,643
Total 34 61,8 21 38,2 55 100
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan rendah sebagian besar dengan tindakan BAB sembarangan yaitu 78,2% dan lebih sedikit dibandingkan responden pendidikan tinggi dengan tindakan BAB sembarangan yaitu 44,4%. Hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan
(58)
BAB sembarangan dengan nilai p-value < 0,05. Dengan nilai RP sebesar 4,583 yang menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan rendah mempunyai kecenderungan untuk BAB sembarangan sebesar 4,583 kali lebih besar dibandingkan responden yang berpendidikan tinggi.
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa pekerjaan responden sebagian besar di sektor informal dengan tindakan BAB sembarangan yaitu 68,8% dan lebih sedikit dibandingkan responden bekerja di sektor formal dengan tindakan BAB sembarangan yaitu 14,3%. Hasil analisis dengan menggunakan uji fisher’s exact test menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan tindakan BAB sembarangan dengan nilai p-value < 0,05. Dengan nilai RP sebesar 13,200 yang menunjukkan bahwa responden dengan pekerjaan informal mempunyai kecenderungan untuk BAB sembarangan sebesar 13,200 kali lebih besar dibandingkan responden dengan pekerjaan di sektor formal.
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa responden sebagian besar berpenghasilan di bawah UMK dengan tindakan BAB sembarangan yaitu 68,8% dan lebih sedikit dibandingkan responden yang berpenghasilan sesuai UMK dengan tindakan BAB sembarangan yaitu 14,3%. Hasil analisis dengan menggunakan uji fisher’s exact test menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan tindakan BAB sembarangan dengan nilai p-value < 0,05. Dengan nilai RP sebesar 13,200 yang menunjukkan bahwa responden dengan penghasilan di bawah UMK mempunyai kecenderungan untuk BAB sembarangan sebesar 13,200 kali lebih besar dibandingkan responden dengan penghasilan sesuai UMK.
(59)
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa lebih banyak responden berpengetahuan tidak baik dengan tindakan BAB sembarangan yaitu 83,3% dan lebih sedikit dibanndingkan responden yang berpengetahuan baik dengan tindakan BAB sembarangan yaitu 36,0%. Hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan BAB sembarangan dengan nilai p-value <0,05. Dengan nilai RP sebesar 8,889 yang menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan tidak baik mempunyai kecenderungan untuk BAB sembarangan sebesar 8,889 kali lebih besar dibandingkan responden dengan pengetahuan baik.
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa pada umumnya responden mempunyai sikap tidak baik dengan tindakan BAB sembarangan yaitu 81,8% dan lebih sedikit dibandingkan responden yang bersikap baik dengan tindakan BAB sembarangan yaitu 31,8. Hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan BAB sembarangan dengan nilai p-value <0,05. Dengan nilai RP sebesar 9,643 yang menunjukkan bahwa responden dengan sikap tidak baik mempunyai kecenderungan untuk BAB sembarangan sebesar 9,643 kali lebih besar dibandingkan responden dengan sikap baik.
(60)
4.3.2 Hubungan Kepemilikan Jamban Kelurga dengan Tindakan BAB sembarangan di Desa Sosor Tolong tahun 2016
Adapun hasil analisis bivariat kepemilikan jamban keluarga dengan tindakan BAB sembarangan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11 Distribusi Hubungan Kepemilikan Jamban Keluarga dengan Tindakan BAB Sembarangan di Desa Sosor Tolong Tahun 2016
No Kepemilikan
jamban keluarga
Tindakan BAB
Total P RP
BAB sembarangan
BAB tidak sembarangan
n % n % n %
1 Kepemilikan jamban keluarga 1. tidak 2. ya 16 18 80,0 51,4 4 17 20,0 48,6 20 35 100 100
0,036 3,778
Total 34 61,8 21 38,2 55 100
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pada umumnya responden yang tidak memiliki jamban keluarga dengan tindakan BAB sembarangan yaitu 80,0% dan lebih banyak responden yang memiliki jamban keluarga dengan tindakan BAB sembarangan yaitu 51,8%. Hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban keluarga dengan tindakan BAB sembarangan dengan nilai p-value <0,05. Dengan nilai RP sebesar 3,778 yang menunjukkan bahwa responden yang tidak memiliki jamban keluarga mempunyai kecenderungan untuk BAB sembarangan sebesar 3,778 kali lebih besar dibandingkan responden yang memiliki jamban keluarga.
(61)
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Individu
5.1.1 Hubungan antara Pendidikan dengan Tindakan Buang Air Besar Sembarangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase yang berpendidikan tinggi dengan tindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) lebih sedikit dibanding persentase yang berpendidikan rendah dan secara statistik ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan tindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Menurut Robert M. Gagne yang dikutip Sarwono (2004), tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang untuk berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu. Tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mencerna dan memahami suatu masalah, selanjutnya pemahaman masalah akan membentuk sikap seseorang dengan dipengaruhi lingkungan akan menghasilkan suatu perilaku. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat sebgaian besar responden berpendidikan rendah yaitu tamat SD dan tamat SMP hal ini mempengaruhi responden terhadap pengetahuan masyarakat sehingga sebagian besar masyarakat belum mengetahui tentang pentingnya keberdaan jamban keluarga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit berbasis lingkungan dan menjadikan masyarakat
(62)
dengan responden yang berpendidikan tinggi yaitu tamat SMA memiliki pengetahuan yang lebih baik sehingga merasa perlu untuk memilki jamban keluarga karna masyarakat sudah lebih mengetahui tentang dampak yang disebabkan oleh tinja. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi mempunyai tindakan BAB yang lebih baik dibandingkan masyarakat dengan pendidikan rendah.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanni Siregar (2011) mengenai pengaruh faktor predisposisi, pendukung dan pendorong terhadap perilaku BAB di desa Sibuntuon dengan hasil penelitian dengan uji chi square ditemukan bahwa pendidikan memiliki hubungan yang signifikan terhadap tindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dengan nilai p=0,001 (<0,05). 5.1.2 Hubungan antara Pekerjaan dengan Tindakan Buang Air Besar
Sembarangan
Responden yang bekerja pada sektor non formal seluruhnya bekerja sebagai petani dan saat bekerja ada kemungkinan responden untuk buang air besar dimana saja dikarenakan jamban/WC tidak tersedia. Penghasilan yang hanya cukup untuk kebutuhan primer membuat masyarakat tidak mampu mendirikan jamban di ladang/kebun tempat responden lebih banyak menghabiskan waktu mereka sehari-hari. Orang yang bekerja pada sektor formal merasa perlu menjaga kesehatan individu dan keluarga karena terbiasa dengan lingkungan pekerjaan yang bersih dan sehat.
(63)
dan secara statistik ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan tindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Menurut Soemardji (1999) menyatakan perbedaan tingkat partisipasi responden yang tidak bekerja juga terkait dengan aspek psikologis, artinya masyarakat yang tidak bekerja mengkondisikan dirinya seperti merasa tidak perlu berpartisipasi. Masyarakat yang pada umumnya berada pada tingkat ekonomi rendah sehingga sulit untuk membangun fasilitas jamban.
Hal ini sesuai dengan penelitian Nur Widowati (2015) mengenai hubungan karakteristik keluarga dengan perilaku buang air besar sembarangan di wilayah kerja Puskesmas Sambungan II dengan hasil penelitian dengan uji chi square ditemukan bahwa pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap tiindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dengan nilai p = 0,002 (<0,05). 5.1.3 Hubungan antara Penghasilan dengan Tindakan Buang Air Besar
Sembarangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase reponden yang berpenghasilan sesuai UMK tindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) lebih sedikit dibanding persentase responden yang berpenghasilan tidak sesuai UMK dan secara statistik ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan tindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Pada umumnya masyarakat memiliki penghasilan tidak sesuai UMK sehingga masyarakat mengggunakan penghasilannya hanya untuk kebutuhan primer/kebutuhan sehari-hari dan tidak dapat menyisihkan penghasilan untuk kebutuhan sekunder yaitu upaya pengadaan
(64)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Palneti (2001), penghasilan yang rendah memiliki pengaruh terhadap kepemilikan dan kedaan jamban keluarga di Desa Percut Deli Serdang. Penghasilan yang tinggi memungkinkan anggota keluarga untuk memperoleh yang lebih baik seperti kesehatan, pendidikan dan sebagianya. Demikian sebaiknya jika penghasilan rendah maka akan ada hambatan dalam kebutuhan sehari-hari.
5.1.4 Hubungan antara Pengetahuan dengan Tindakan Buang Air Besar Sembarangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden seluruhnya mempunyai pengetahuan tidak baik tentang syarat jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan, cara memutus rantai penularan penyakit dan dapatkah air sumur yang tercemar oleh tinja dari orang yang BAB sembarangan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat hanya mendirikan jamban saja tanpa mengetahui bagaimana jamban yang sehat dan memenuhi syarat kesehatan, tidak memelihara/merawat jamban dan mengapa jamban harus ada dan harus digunakan karena jamban yang memenuhi syarat kesehatan dapat mencegah terjadinya penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh tinja. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman dan juga diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain maupun didapat dari buku atau media massa. Pengetahuan responden yang masih rendah dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden yang lebih banyak berpendidikan rendah dan kurangnya penyampaian informasi
(65)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase responden yang berpengetahuan baik dengan tindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) lebih sedikit dibanding dengan persentase yang berpengetahuan tidak baik dan secara statistik ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan Buabg Air Besar Sembarangan (BABS).
Dalam memperoleh pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu 1) Pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi, 2) Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan dimana seseorang terpapar informasi yang awalnya tidak tahu menjadi tahu baik secara langsung maupun tidak langsung, 3) Usia, dengan bertambahnya usia seseorang maka akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis, 4) Minat, yaitu sesorang mencoba dan menekuni suuatu hal yang pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang mendalam, 5) Pengalaman merupakan suatu kejadian yang pernah dialami sesorang dan berinteraksi dengan lingkungannya, 6) Kebudayaan, lingkungan sekitar dimana hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besara terhadap pembentukan sikap, 7) Informasi, kemudahan memperoleh suatu informasi dapat membuat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
Masyarakat yang memiliki pengetahuan kategori tinggi/baik berperilaku BAB dijamban tetapi masih ada juga masyarakat yang berpengetahuan tinggi yang masih BABS dimana memiliki WC tetapi dialirkan ke kolam/parit dan BAB sembarangan atau di tempat terbuka/ladang/sungai saat bekerja di ladang atau
(66)
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri (Wawan, A dan Dewi M, 2010).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tarigan (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi keluarga dalam penggunaan jamban di Kota Kabanjahe tahun 2007 yang menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan partisipasi keluarga dalam penggunaan jamban yaitu pengetahuan dengan nilai p=0,001 (<0.05).
5.1.5 Hubungan antara Sikap dengan Tindakan Buang Air Besar
Sembarangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap masyarakat pada umumnya mempunyai sikap yang tidak baik tentang buang air besar di ladang/kebun saat bekerja (96,4%) dikarenakan kebiasaan masyarakat BAB saat bekerja di ladang tanpa membuat lubang galian untuk menutupi tinja dan sembarangan membuang tinja ke sungai jika saat mereka bekerja di ladang. Sikap merupakan predisposisi untuk berperilaku yang akan tampak aktual dalam bentuk perilaku atau tindakan, sikap yang tidak baik akan membentuk perilaku/tindakan yang tidak baik dan hal ini juga dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat yang tidak baik.
Persentase responden yang memiliki sikap baik dengan tindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) lebih sedikit dibandingkan persentase responden yang memiliki sikap tidak baik dan secara statistik ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
(67)
masalah psikologis bagi individu yang bersangkutan sehingga individu akan berusaha mengubah sikapnya atau perilakunya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pane (2009) tentang Pengaruh Perilaku Keluarga terhadap Penggunaan Jamban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap mempunyai hubungan yang signifikan terhadap penggunaan jamban. Oleh sebab itu apabila peningkatan sikap tidak diimbangi dengan tindakan nyata, maka akan memberikan peluang besar untuk meruugikan kesehatan pribadi maupun lingkungan yang mengakibatkan masyarakat masih BAB sembarangan.
5.2 Hubungan antara Kepemilikan Jamban Keluarga dengan Tindakan
Buang Air Besar Sembarangan
Berdasarkan hasil kuesioner yang diajukan ke masyarakat apabila tidak memiliki jamban maka masyarakat akan membuang kotoran/tinja di sungai/parit, di kebun/pekarangan belakang dan disembarang tempat dan sebagian masyarakat yang tidak memiliki jamban menggunakan jamban tetangga (sharing) untuk BAB supaya mencegah/mengurangi penyebaran penularan penyakit melalui tinja yang tercemar. Dan masyarakat yang memiliki jamban menggunakan jamban leher angsa dan cubluk/cemplung dengan kondisi jamban yang seadanya namun masih terdapat masyarakat yang mengalirkan tinja ke parit dan tidak menggunakan septic tank sehingga masih menimbulkan pencemaran lingkungan oleh tinja karena tidak memiliki tempat penampungan yang tertutup dan masih akan terjamah oleh hewan maupun manusia sebagai media yang menularkan penyakit
(68)
faktor penentu seseorang akan BAB pada tempatnya/melakukan tindakan yang saniter. Masyarakat yang tidak memiliki jamban keluarga belum tentu melakukan tindakan BAB sembarangan dan bisa saja memiliki tindakan saniter dengan memanfaatkan jamban tetangga. Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah memiliki jamban keluarga tetapi dengan tindakan yang tidak baik/BAB sembarangan. Ketersediaan air bukan menjadi penyebab dalam tindakan BAB sembarangan karena tersedia air untuk kebutuhan sehari-hari. Kesulitan mendapatkan air pada masyarakat menjadi salah satu alasan untuk BAB di sungai saat bekerja di ladang sehingga memungkinkan bahwa semua masyarakat pernah melakukan tindakan BAB sembarangan karena tidak tersedia jamban/WC di ladang/kebun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase responden yang tidak memiliki jamban keluarga lebih sedikit daripada yang memiliki jamban keluarga dan secara statistik ada hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban keluarga dengan tindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Penelitian ini sejalan dengan Tarigan (2007), yang menyebutkan bahwa kondisi jamban juga mempengaruhi perilaku BAB sembarangan. Karena kondisi jamban yang baik akan memberikan kenyamanan bagi pemakai dan sebaliknya akan merasa kurang nyaman saat menggunakan dan hal ini mempengaruhi perilaku masyarakat untuk buang air besar.
(69)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai hubungan karakteristik individu dan kepemilikan jamban keluarga dengan tindakan buang air besar sembarangan di Desa Sosor Tolong Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2016, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan karakteristik individu, bahwa sebagian besar responden dengan
pendidikan rendah yaitu 69,1%, pada umumnya pekerjaan informal yaitu 87,3%, pada umumnya penghasilan tidak sesuai UMK yaitu 87,3%, lebih banyak dengan pengetahuan tidak baik yaitu 54,5% dan sebagian besar dengan sikap tidak baik yaitu 60,0%.
2. Berdasarkan kepemilikan jamban keluarga, bahwa reponden dalam penelitian sebagian besar dengan responden yang memiliki jamban keluarga yaitu 63,6%. 3. Berdasarkan tindakan BAB sembarangan, bahwa responden dalam penelitian
sebagian besar dengan tindakan buang air besar sembarangan yaitu 61,8%. 4. Ada hubungan yang bermakana antara pendidikan, pekerjaan, penghasilan,
pengetahuan, sikap dan kepemilikan jamban keluarga dengan tindakan BAB sembarangan di Desa Sosor Tolong Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2016.
(70)
6.2Saran
1. Kepada Petugas kesehatan Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai tempat pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan agar menyusun rencana kerja tentang kesehatan lingkungan dalam melaksanakan pembinaan peran serta masyarakat yang belum memiliki jamban dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan lingkungan khususnya tentang jamban melalui suatu pelatihan yang berkesinambungan agar program kesehatan khususnya kesehatan lingkungan sehingga dapat berjalan sesuai apa yang menjadi harapan. Melakukan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya perilaku membuang air besar dan dampaknya terhadap kesehatan yang berpotensi sebagai penyebab dari penyakit dan tentang pentingnya memiliki jamban keluarga.
2. Kepada masyarakat diharapkan untuk mengubah tindakan Buang Air Besar Sembarangan, masyarakat dapat membuat jamban darurat di belakang rumah. Saat bekerja di ladang, dapat membuat lubang galian tempat membuang tinja sehingga tinja tidak mencemari, tidak perlu BAB di sungai atau tempat terbuka lainnya. Kepada keluarga yang tidak memiliki jamban dapat juga menumpang kepada tetangga (sharing) sehingga dapat mencegah penularan penyakit dari tinja.
3. Diharapkan kepada pemerintah agar membangun jamban umum sebagai sarana/tempat untuk buang air besar bagi masyarakat yang belum mampu
(71)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 2.1.1 Pengertian
STBM adalah pendekatan dengan proses fasilitas yang sederhana yang dapat merubah sikap lama, kewajiban sanitasi menjadi tanggung jawab masyarakat. Dengan satu kepercayaan bahwa kondisi bersih, nyaman dan sehat adalah kebutuhan alami manusia. Pendekatan yang dilakukan dalam STBM menimbulkan rasa malu kepada masyarakat tentang kondisi lingkungannya yang tidak bersih dan tidak nyaman yang ditimbulkan karena kebiasaan BAB di sembarang tempat. STMB adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan (Kemenkes RI, 2014)
2.1.2 Ruang lingkup STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat merupakan program Nasional dalam rangka percepatan peningkatan akses terhadap sanitasi Dasar di Indonesia. Selain itu program ini juga erat kaitannya dengan target Millenium Developent Goals (MDGs) dan RPJMN. Untuk mendukung program ini, ditingkat pusat telah dibentuk Sekretarat STBM (Kementerian Kesehatan). Sekretariat STBM juga beranggotakan mitra-mitra yang sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan STBM dibeberapa wilayah di Indonesia sehingga keberadaan sekretariat STBM sangat strategis dalam implementasi STBM di Indonesia serta diperkayai dari berbagai
(1)
xii
2.6 Macam-Macam Type Pembuangan Tinja... ... 28
2.7 Pengaruh Tinja Bagi Kesehatan Manusia ... ... 31
2.8 Kerangka Konsep ... ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... ... 38
3.1 Jenis Penelitian ... ... 38
3.2 Lokasi dan Waktu ... ... 38
3.3 Populasi dan Sampel ... ... 38
3.3.1 Populasi ... ... 38
3.3.2 Sampel ... ... 39
3.4 Teknik Pengampilan Sampel ... ... 40
3.5 Metode Pengumpulan Data ... ... 40
3.5.1 Data Primer ... ... 40
3.5.2 Data Sekunder ... ... 41
3.6 Variabel dan Defenisi Opersional ... ... 41
3.6.1 Variabel ... ... 41
3.6.2 Defenisi Operasional ... ... 41
3.7 Aspek Pengukuran ... ... 42
3.8 Anaisis data ... ... 45
BAB IV HASIL ... ... 46
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... ... 46
4.1.1 Letak Geografis ... ... 46
4.1.2 Data Demografi ... ... 46
4.2 Analisis Univariat ... ... 47
4.2.1 Karakteristik Individu ... ... 47
4.2.1.1 Gambaran Pengetahuan responden di Desa Sosor Tolong tahun 2016 ... ... 48
4.2.1.2 Gambaran Sikap responden di Desa Sosor Tolong tahun 2016 ... ... 49
4.2.2 Kepemilikan Jamban Keluarga ... ... 51
4.3.3 Tindakan BAB sembarangan ... ... 52
4.3 Analisis Bivariat ... ... 53
4.3.1 Hubungan Karakteristik Individu dengan Tindakan BABS di Desa Sosor Tolong Tahun 2016 ... ... 54
4.3.2 Hubungan Kepemilikan Jamban Keluarga dengan Tindakan BABS di Desa Sosor Tolong Tahun 2016 ... ... 57
BAB V PEMBAHASAN ... ... 58
5.1 Karakteristik Individu ... ... 58
5.1.1 Pendidikan ... ... 58
5.1.2 Pekerjaan ... ... 59
5.1.3 Penghasilan ... ... 60
5.1.4 Pengetahuan ... ... 61
5.1.5 Sikap ... ... 63
5.2 Kepemilikan Jamban Keluarga ... ... 64
(2)
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 66
6.1 Kesimpulan ... ... 66
6.2 Saran ... ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... ... 68 DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2. Master Data Lampiran 3. Print Out Data
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian dari FKM USU Lampiran 6. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Dinas kesehatan
Kabupaten Humbang Hasundutan
Lampiran 7. Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian dari Puskesmas Matiti
Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan
Lampiran 8. Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian dari Desa Sosor
Tolong Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan
(3)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Desa Sosor Tolong Berdasarkan Jenis
Kelamin Tahun 2016 ... ... 46 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di
Desa Sosor Tolong Tahun 2016 ... ... ... 47 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Desa Sosor
Tolong Tahun 2016 ... .. ... 48 Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan
Responden Tentang Tindakan BAB Sembarangan di Desa Sosor
Tolong Tahun 2016 ... ... 49 Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di Desa Sosor
Tolong Tahun 2016 ... ... 50 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap
Responden Tentang Tindakan BAB Sembarangan di Desa Sosor
Tolong Tahun 2016 ... ... 51 Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamban Keluarga
di Desa Sosor Tolong ... ... 51 Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan di Desa Sosor Tolong
Tahun 2016... ... 52 Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan
BAB Sembarangan Responden ... ... 53 Tabel 4.10 Distribusi Hubungan Karekteristik Individu dengan Tindakan
BAB Sembarangan di Desa Sosor Tolong Tahun 2016 ... ... 54 Tabel 4.11 Distribusi Hubungan Kepemilikan Jamban Keluarga
dengan Tindakan BAB Sembarangan di Desa Sosor
Tolong Tahun 2016 ... ... 57
(4)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Contoh Perubahan Perilaku SBS ... ... 14
Gambar 2 Bangunan Atas Jamban (Dinding dan Atap) ... ... 15
Gambar 3 Contoh Bangunan Tengah Jamban... ... 15
Gambar 4 Contoh Banguanan Bawah Jamban ... ... 17
Gambar 6 Cara CTPS yang Benar ... ... 18
(5)
xvi
DAFTAR ISTILAH
Singkatan Singkatan dari
BAB Buang Air Besar
BABS Buang Air Besar Sembarangan
CLTS Community Lead Total Sanitation
CTPS Cuci Tangan Pakai Sabun
KLB Kejadian Luar Biasa
MCK Mandi Cuci Kakus
MDGs Millenium Development Goals
PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
RENSTRA Rencana Strategis
RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
SBS Stop Buang Air Besar Sembarangan
SPAL Sistem Pembuangan Air Limbah
STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
WHO World Health Organization
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Lasrobema Sigalingging
Tempa Lahir : Lumban Bangun 19 January 1995 Tanggal Lahir : 19 January 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Batak Toba
Agama : Kristen Protestan
Nama Ayah : Makden Sigalingging
Suku Bangsa Ayah : Batak Toba
Nama Ibu : Sentiara Sitohang
Suku Bangsa Ibu : Batak
Pendidikan Formal
1. Tahun 2000-2006 : SD Negeri 173403 Sirisirisi 2. Tahun 2006-2009 : SMP Negeri 1 Doloksanggul 3. Tahun 2009-2012 : SMA Negeri 1 Doloksanggul 4. Tahun 2012-2016 : Fakultas Kesehatan Masyarakat