29
3.4.4.6 Penetapan kadar abu total
Sebanyak 2 g serbuk yang telah digerus dan ditimbang dengan seksama dimasukkan dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara kemudian diratakan.
Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan pada suhu 600
o
C selama 3 jam kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu total dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
3.4.4.7 Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam
Abu yang telah diperoleh dalam penetapan kadar abu dididihkan dalam 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, lalu bagian yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan dan disaring dengan kertas saring yang dipijarkan sampai bobot tetap kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam
asam dihitung terhadap bahan yang dikeringkan di udara.
3.5 Pembuatan Larutan Pereaksi
Pembuatan larutan pereaksi asam klorida 2 N, larutan asam sulfat 2 N, larutan asam nitrat 0,5 N, larutan natrium hidroksida 2 N, pereaksi Bouchardat,
kloralhidrat, pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorff, pereaksi Molisch, larutan timbal II asetat 0,4 M menurut Depkes RI 1995.
3.5.1 Larutan pereaksi Bouchardat
Sebanyak 4 g kalium iodida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air suling, ditambahkan iodium sebanyak 2 g dan dicukupkan dengan air suling
hingga 100 ml.
Universitas Sumatera Utara
30
3.5.2 Larutan pereaksi Dragendorff
Sebanyak 0,8 g bismuth III nitrat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam 20 ml asam nitrat pekat. Pada wadah lain ditimbang sebanyak 27,2 g kalium
iodida lalu dilarutkan dalam 50 ml air suling. Kedua larutan dicampurkan dan didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan yang jernih diambil dan
diencerkan dengan air suling hingga 100 ml.
3.5.3 Larutan pereaksi Mayer
Sebanyak 2,266 g raksa II klorida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml. Pada wadah lain ditimbang sebanyak 50 g kalium iodida
lalu dilarutkan dalam 100 ml air suling. 60 ml larutan I dicampurkan dengan 10 ml larutan II dan ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan pereaksi Mayer
sebanyak 100 ml.
3.5.4 Larutan pereaksi Molisch
Sebanyak 3 g alfa naftol ditimbang, kemudian dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N hingga volume 100 ml.
3.5.5 Larutan pereaksi asam klorida 2 N
Sebanyak 17 ml asam klorida pekat dilarutkan dalam air suling hingga volume 100 ml.
3.5.6 Larutan pereaksi asam sulfat 2 N
Sebanyak 5,5 ml asam sulfat pekat dilarutkan dalam air suling hingga volume 100 ml.
3.5.7 Larutan pereaksi asam nitrat 0,5 N
Sebanyak 3,4 ml asam nitrat pekat diencerkan dengan air suling hingga volume 100 ml.
Universitas Sumatera Utara
31
3.5.8 Larutan pereaksi timbal II asetat 0,4 M
Sebanyak 15,17 g timbal II asetat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air suling bebas karbondioksida hingga diperoleh volume pereaksi sebanyak 100
ml.
3.5.9 Larutan pereaksi besi III klorida 1
Sebanyak 1 g besi III klorida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air suling hingga volume 100 ml.
3.5.10 Larutan pereaksi kloralhidrat 70 bb