Belum ada wadah yang sesuai kebutuhan Pendekatan Fleksibilitas pada Pusat Bimbingan Belajar

I-3 bahwa pada dasarnya beban penyelenggaraan pendidikan tidak saja dipikul oleh pemerintah, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat. Bahwasanya penyelenggaraan pendidikan tidak hanya melalui sekolah-sekolah formal. Akan tetapi, pendidikan bisa diperoleh melalui suatu lembaga pendidikan. Semisal, bimbingan belajar maupun kursus-kursus atau tempat pelatihan. I.2.2 Khusus I.2.2.1 Pendidikan di Surakarta Pendidikan formal telah banyak terdapat di Surakarta dan wilayah sekitarnya. Terdapat ± 276 sekolah untuk jenjang SD baik negeri maupun swasta, untuk jenjang SMP terdapat ± 73 sekolah. Sedangkan untuk jenjang SMA terdapat ± 38 sekolah www.depdikbud.ac.id. Untuk dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia juga diperlukan sarana pendukung yang mampu mendukung pendidikan formal tersebut. Merupakan suatu kebutuhan bahwasanya setiap siswa dituntut untuk belajar lebih aktif, kreatif dan inovatif jika tidak ingin tertinggal. Untuk mendukung kegiatan pendidikan tersebut siswa mencari tambahan pengetahuan dengan mengikuti pendidikan non formal, seperti bimbingan belajar dan kursus-kursus. Besarnya minat siswa terhadap pendidikan non formal menjadikan banyak berdirinya lembaga bimbingan belajar dan kursus-kursus di Kota Surakarta ini. Di Surakarta sendiri telah terdapat bimbingan belajar seperti, Primagama, Neutron, Ganesha Operation serta bimbingan belajar lokal. Untuk kursus-kursus terdapat berbagai macam kursus Bahasa Asing d an Kursus Musik, seperti Elfa’s, Purwacaraka dan Gilang Ramadhan, serta tidak sedikit kursus musik lokal.

I.2.2.2 Belum ada wadah yang sesuai kebutuhan

Keaktifan siswa untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia tidak hanya melalui pendidikan atau mata pelajaran eksak IPA,IPS,Matematika,dsb saja. Akan tetapi ada pula siswa yang ingin mengasah bakat atau kemampuannya dibidang kesenian, seperti musik, tari dan drama. Mereka mengasah bakat tersebut dengan mengikuti kursus-kursus kesenian. Meski mempunyai bakat di bidang kesenian tidak menutup kemungkinan untuk unggul juga dalam bidang pendidikan, begitu juga sebaliknya. Terdapatnya berbagai macam bimbingan belajar dan kursus-kursus di Surakarta dirasa masih kurang mendukung sarana pendidikan. Dimana keberadaannya masih berdiri sendiri-sendiri. Serta daya tampungnya yang masih relatif kecil, karena hanya berupa kantor-kantor cabang. Untuk mendukung keseimbangan jalannya bimbingan belajar dan kursus-kursus tersebut perlu adanya I-4 wadah yang menampung semua pendidikan tersebut. Dimana wadah yang diperlukan berupa pendidikan non formal.

I.2.2.3 Pendekatan Fleksibilitas pada Pusat Bimbingan Belajar

Kebutuhan pendidikan sekarang ini terus berkembang. Terkait dengan berbagai kurikulum pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah. Dari standar kurikulum 1994 sampai sekarang kurikulum SKKM. Sampai sekarang ini sekolah-sekolah juga membuka program baru, dari program emersi, akselerasi dan saat ini program RSBI Rintisan Sekolah Berstandar Internasional. Yang akan terus berkembang. Pelajar memperoleh pendidikan bukan hanya dari pendidikan formal, akan tetapi mereka juga menambah ilmu melalui pendidikan non formal, misalnya dengan mengikuti bimbingan belajar di luar jam sekolah. Peserta didik yang mengikuti bimbingan belajar tidak sedikit. Mereka berasal dari berbagai kota untuk mencari tambahan ilmu. Perbandingan antara pelajar dengan tempat bimbingan tidaklah sebanding. Lebih banyak peserta didiknya daripada tempat bimbingan belajar. Untuk itu, keterkaitan fleksibilitas pada bimbingan belajar ini terdapat pada efisiensi ruang, yang disebabkan oleh ketersediaan lahan yang terbatas.

I.3 PERMASALAHAN DAN PERSOALAN