dengan masa kerja baru mengalami gangguan fungsi paru sebanyak 14 orang 35,9 dan tidak mengalami gangguan fungsi paru 25 orang 64,1. Uji
statistik dengan Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan gangguan fungsi paru.
2.4.2 Riwayat Pekerjaan Terdahulu
Adanya riwayat pekerjaan yang menghadapi debu akan mengakibatkan pneumokoniosis. Riwayat pekerjaan dapat digunakan untuk mendiagnosis
penyakit akibat kerja. Riwayat pekerjaan yang menghadapi debu berbahaya dapat menyebabkan gangguan paru. Riwayat pekerjaan yang menghadapi debu tetap
harus diperhitungkan karena dapat menghasilkan akumulasi dari inhalasi debu selama bekerja di tempat kerja yang lalu Suma’mur, 2009.
Hubungan antara penyakit dengan pekerjaan dapat diduga dengan adanya riwayat perbaikan keluhan pada akhir minggu atau hari libur diikuti peningkatan
keluhan untuk kembali bekerja, setelah bekerja di tempat yang baru atau setelah digunakan bahan baru di tempat kerja. Riwayat pekerjaan dapat menggambarkan
apakah pekerja pernah terpapar dengan pekerjaan berdebu Ikhsan, 2002.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
oleh Calvert et.al tahun 2003 yang menilai pajanan debu silika dari riwayat pekerjaan subjek yang meninggal karena tuberkulosis paru di 27 negara bagian di
Amerika Serikat. Proporsi kasus tuberkulosis paru yang terpajan debu silika
kategori sedang sampai tinggi pada penelitian tersebut adalah 16,5.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Kebiasaan Merokok
Riwayat merokok merupakan faktor pencetus timbulnya gangguan pernapasan, karena asap rokok yang terhisap dalam saluran napas akan
mengganggu lapisan mukosa saluran napas. Dengan demikian akan menyebabkan munculnya gangguan dalam saluran napas. Merokok dapat menyebabkan
perubahan struktur jalan napas. Perubahan struktur jalan napas karena merokok biasanya di hubungkan dengan perubahankerusakan fungsi Antaruddin, 2003.
Tenaga kerja yang merokok dan berada dilingkungan yang berdebu cenderung mengalami gangguan saluran pernapasan dibanding dengan tenaga
kerja yang berada pada lingkungan yang sama tetapi tidak merokok Mengkidi, 2006. Selain itu, menurut Gold et.al 2005, kebiasaan merokok pada pekerja
yang terpapar oleh debu memperbesar kemungkinan untuk terjadinya gangguan fungsi paru.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dorce Mengkidi tahun 2006 pada pekerja PT. Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Selatan menunjukkan responden
yang pernah merokok mengalami gangguan fungsi paru sebanyak 28 orang 43,82 dan tidak mengalami gangguan fungsi paru 36 orang 56,2.
Responden yang tidak pernah merokok yang mengalami gangguan fungsi paru sebanyak 19 orang 70,4 dan tidak mengalami gangguan fungsi paru sebanyak
8 orang 29,6. Uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan gangguan fungsi paru.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Bagian Kerja di Unit Batching Plant