Pernapasan Eksternal Pernapasan Internal

2.1.3.1 Pernapasan Eksternal

Pernapasan eksternal adalah proses pertukaran gas antara darah dan atmosfer Djojodibroto, 2009. Pada pernapasan eksternal oksigen diambil melalui hidung dan mulut, pada waktu bernapas udara masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, dan erat hubunganya dengan darah di dalam kapiler pulmonaris Pearce, 2002. Terdapat empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernapasan eksternal yaitu 1 ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar, 2 arus darah melalui paru, darah mengandung oksigen masuk keseluruh tubuh, karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru, 3 distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang tepat yang bias dicapai untuk semua bagian, dan 4 difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler karbondioksida lebih mudah berdifusi dari pada oksigen Syaifuddin, 2006.

2.1.3.2 Pernapasan Internal

Pernapasan internal adalah pernapasan selular yang berlangsung diseluruh system tubuh Djojodibroto, 2009. Pada pernapasan internal atau pernapasan jaringan, darah yang jenuh hemoglobin dengan oksigen oksihemoglobin mengalir ke seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan oksigen kedalam jaringan, mengambil karbondioksida untuk dibawa ke paru dan di paru terjadi pernapasan eksternal Pearce, 2002. Universitas Sumatera Utara

2.2 Debu Silika

Dilihat dari komposisi atau materinya, debu silika termasuk kedalam golongan debu fisik. Dilihat dari sifat kimianya, debu silika masuk kedalam golongan profilferative dust yaitu golongan debu ini dapat menimbulkan reaksi jaringan paru sehingga akan membentuk jaringan parut Fibrosis. Fibrosis ini akan membuat pengerasan pada jaringan alveoli sehingga mengganggu fungsi paru. Sedangkan berdasarkan jenisnya, debu silika termasuk kedalam jenis debu mineral yaitu debu yang di dalamnya terkandung senyawa kompleks Kristanto, 2001. Batu-batuan umumnya mengandung silika. Partikel-partikel silika bebas yang terbawa udara berasal dari peledakan, penggerindaan, penghancuran, pengeboran, dan penggilingan batuan. Pekerjaan yang sangat mungkin terpapar risiko silikosis yaitu menambang dan ekstraksi batu-batu keras; pekerjaan teknik sipil dengan batu keras; penghalusan dan pemolesan batu; pencetakan, pembentukan, dan penyemprotan pasir di tempat pengecoran dan pembersihan bangunan; persiapan dan pembuangan lapisan-lapisan kerak untuk tungku pembakaran, dll., serta pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan pasir sebagai amplas WHO, 1995. Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi mengikir, menggerinda, dll. Adapun lingkungan kerja yang mengandung silika yang tinggi seperti misalnya pabrik semen, pengusaha batu, pembersih jalan, pengusaha pasir, industri pembuatan gelas, dan yang banyak berkontak dengan silika Rab, 2010. Universitas Sumatera Utara