BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu uji diagnostik yang bersifat analitik dengan pendekatan potong lintang cross-sectional.
3.2 Waktu dan tempat penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2014 sampai bulan Oktober 2014.
3.2.2 Tempat Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan di poli Infeksi Menular Seksual unit rawat jalan DepartemenSMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan poli Ginekologi
dan poli Ibu Hamil unit rawat jalan DepartemenSMF Ilmu kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP Haji Adam Malik Medan.
3.2.3 Tempat Pemeriksaan
Pemeriksaan sampel dilakukan dilaboratorium klinik Prodia jl. S. Parman Medan.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Target
Wanita dengan sekret vagina abnormal yang berobat ke poli Infeksi Menular Seksual unit rawat jalan DepartemenSMF Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin dan poli Ginekologi dan poli Ibu Hamil unit rawat jalan DepartemenSMF Ilmu kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP Haji Adam
Malik Medan.
24
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Populasi Terjangkau
Wanita dengan sekret vagina abnormal yang berobat ke ke poli Infeksi Menular Seksual unit rawat jalan DepartemenSMF Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin dan poli Ginekologi dan poli Ibu Hamil unit rawat jalan DepartemenSMF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP Haji Adam
Malik Medan sejak bulan Februari 2014 sampai bulan Oktober 2014.
3.3.3 Sampel Penelitian
Wanita dengan sekret vagina abnormal yang berobat ke ke ke poli Infeksi Menular Seksual unit rawat jalan DepartemenSMF Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin dan poli Ginekologi dan poli Ibu Hamil unit rawat jalan Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP Haji Adam Malik Medan sejak bulan Februari
2014 sampai bulan Oktober 2014, yang memenuhi kriteria inklusi.
3.4 Besar Sampel
Untuk menghitung besar sampel penelitian, maka digunakan rumus berikut :
Rumus :
n = Zα
2
sen 1 – sen d
2
P
Keterangan : n =
Besar sampel Z
α = Tingkat kesalahan ditetapkan sebesar 5 sehingga Zα = 1,96 Sen =
Sensitivitas yang diinginkan dari pemeriksaan yang diuji nilai diagnostiknya: 99
d = Presisi penelitian ditetapkan sebesar 10
P = prevalensi vaginosis bakterial: 20 : 0,20
Universitas Sumatera Utara
n = 1,96
2
x 0,99x 1 – 0,91 0,1
2
x 0,20 = 1,96
2
x 0,99 x 0,01 0,01 x 0,0020
= 3,8416 x 0,99 x 0,01 0,0020
=
a. Wanita yang sudah pernah berhubungan seksual
0,0380 0,0020
= 19,01 = 20 sampel Jadi jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 20 orang
3.5 Cara Pengambilan Sampel Penelitian
Cara pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode consecutive sampling.
3.6 Identifikasi Variabel
3.6.1. Variabel Bebas
Kriteria Amsel dan pewarnaan Gram.
3.6.2. Variabel Terikat
Vaginosis bakterial
3.7 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi
3.7.1 Kriteria Inklusi
b. Bersedia ikut dalam penelitian dan menandatangani informed consent.
Universitas Sumatera Utara
3.7.2 Kriteria Eksklusi
a. Wanita dengan sekret vagina abnormal yang sedang mengalami menstruasi pada saat kunjungan.
b. Wanita dengan sekret vagina abnormal yang sedang dalam pengobatan antimikroba sistemik atau topikal pada vagina dalam 72 jam.
3.8 Alat, Bahan dan Cara Kerja
3.8.1 Alat
a. Alat steril : swab, spekulum, sarung tangan
b. Alat nonsteril : kaca objek, kaca penutup, tabung reaksi dan rak tabung,
mikroskop dan bunsenapi spritus, wadah untuk mencuci kaca objek, kertas pengering, mikroskop, alat pengukur waktu.
3.8.2 Cara kerja
a. Pengambilan sampel pada wanita yang mengalami sekret vagina abnormal di
unit rawat jalan DepartemenSMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan unit rawat jalan DepartemenSMF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan
RSUP Haji Adam Malik Medan dan dilakukan setelah penandatanganan informed consent.
b. Pengambilan spesimen
1 Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan serta
anjuran untuk tidak perlu merasa takut. 2
Pasien berbaring dalam posisi litotomi 3
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan sebelum melakukan pemeriksaan 4
Bila pada daerah vulva terdapat banyak duh tubuh, cuci dahulu dengan KmnO4 atau cairan sublimat.
Universitas Sumatera Utara
5 Setiap pengambilan bahan untuk pemeriksaan harus menggunakan
spekulumsengkelitkapas lidiswab steril 6
Ambil spekulum cocor bebek dengan tangan kanan. 7
Buka labia majora dengan tangan kiri masukkan spekulum dalam keadaan tertutup dan posisi tegakvertikal kedalam vagina 90
8 Masukkan spekulum pelan-pelan sampai ke ujung dan putar perlahan-
lahan sambil membuka mulut spekulum sehingga posisi mendatar horizontal 180
9 Spekulum kemudian dibuka, lalu lampu sorot diarahkan ke vagina
dengan bantuan asisten, cari portio serviks lalu spekulum dikunci sehingga serviks terfiksasi.
.
10 Bersamaan dengan memasukkan spekulum, amati apakah terdapat duh
tubuh vagina dan atau serviks. 11
Pengambilan spesimen pada dinding vagina dengan menggunakan cotton swab steril sebanyak dua swab. Swab pertama untuk pemeriksaan
sediaan basah dan swab kedua untuk pemeriksaan Gram. 12
Spekulum dilepas dengan cara melepas kunci terlebih dahulu sehingga kunci dalam keadaan tertutup, putar spekulum 90
c. Pemeriksaan sediaan basah Nacl 0,9
sehingga daun spekulum dalam posisi tegak lalu spekulum dikeluarkan perlahan-lahan.
1. Siapkan kaca objek dan kaca penutup.
2. Teteskan 1-2 tetes larutan NaCl 0,9 ke kaca objek.
Universitas Sumatera Utara
3. Bahan dan duh tubuh dari swab steril yang diambil dari dinding vagina
dicampurkan pada tetesan larutan NaCl tersebut, dan segera tutup dengan kaca penutup.
4. Sediaan basah segera diperiksa dengan mikroskop dengan pembesaran 10
x dan 400 x. Yang dicari pada sediaan basah : sel epitel vagina. Pada pemeriksaan sediaan
basah dari kriteria Amsel ditemukan adanya clue cells lebih dari 20 d.
Penetesan KOH Whiff test tes Amin 1.
Pada akhir pemeriksaan in spekulo, spekulum dikeluarkan secara hati-hati dan setelah itu cairan yang berada di spekulum ditetesi larutan KOH 10.
2. Cara lain dengan mengambil cairan vagina dan diteteskan pada kaca objek
yang sebelumnya ditetesi dengan KOH 10. Yang dicari pada pemeriksaan KOH 10 adalah bau amis atau bau amin yang
terdeteksi setelah penambahan KOH 10 pada duh tubuh vagina. e.
Penentuan pH Vagina 1.
Letakkan kertas pH pada dinding vagina. Cegah kontak dengan mukosa serviks yang memiliki pH yang tinggi.
2. Sesuaikan kertas pH dengan skala warna untuk menetukan nilai pH.
f. Pembuatan pewarnaan Gram
1 Pembuatan pewarnaan :
a Tuangkan karbol gentian violet, diamkan selama 3-5 menit cuci
dengan air mengalir b
Tuangkan tetesan lugol 45-60 detik cuci dengan air mengalir
Universitas Sumatera Utara
c Tuangkan tetesan alkohol 96 30-60 detik sampai warna ungu
menghilang d
Tuangkan tetesan karbol fuchsin 1-2 menit e
Cuci dengan air keringkan 4
Pemeriksaan mikroskopis : a
Tetesi kaca objek dengan minyak emersi pada sediaan Gram. b
Pada sediaan hapus Gram diperiksa : Jumlah bakteri morfologi batang Gram positif berukuran besar, batang Gram negatif kecil dan
variabel dan batang bengkok Gram negatifbatang gram-variabel.
3.9 Definisi Operasional
3.9.1 Wanita dengan sekret vagina abnormal
Adalah wanita yang mengeluhkan keputihan atau sekret ataupun cairan vagina yang tidak biasanya dan yang mengalami perubahan jumlah, bau dan
warna.
3.9.2 Kriteria Amsel
Adalah kriteria pemeriksaan dan analisis cairan vagina yang digunakan untuk mendiagnosis vaginosis bakterial, dimana diagnosis ditegakkan berdasarkan
adanya paling sedikit 3 dari 4 tanda-tanda berikut : sekret vagina berwarna putih keabu-abuan yang homogen, pH cairan vagina 4,5, adanya fishy odor bila
ditetesi dengan KOH 10 whiff test, adanya clue cells 20.
3.9.3 Pemeriksaan Basah
Adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan dengan menggunakan Nacl 0,9, berguna untuk melihat adanya clue cells.
Universitas Sumatera Utara
3.9.4 Clue cells
Adalah sel epitel yang ditutupi oleh berbagai bakteri vagina dalam jumlah banyak sehingga batas sel menjadi tidak jelas.
3.9.5 pH vagina
Adalah derajat keasaman vagina yang diukur dengan menggunakan kertas dengan indikator warna, dan pada vaginosis bakterial pH menunjukkan 4,5
3.9.6 Whiff Test
Adalah pemeriksaan dengan cara pengambilan sekret vagina yang lalu diteteskan pada kaca objek yang sebelumnya telah diteteskan KOH 10. Whift
test dikatakan positif bila dijumpai bau amis fishy odor.
3.9.7 Pewarnaan Gram
Adalah pemeriksaan laboratorium yang berguna untuk melihat skor Nugent untuk pengidentifikasian bakteri.
3.9.8 Vaginosis Bakterial
Adalah sindrom klinik yang terjadi akibat pergantian Lactobacillus sp. penghasil H
2
O
2
yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi contoh : Bacteroides sp, Mobilluncus sp., G. vaginalis
dan Mycoplasma hominis, yang didiagnosis dengan kriteria Amsel dan skor Nugent pada pewarnaan Gram.
3.9.9 Sensitivitas
Adalah proporsi subjek yang sakit dengan hasil uji diagnostik positif positif benar dibandingkan seluruh subyek yang sakit positif benar ditambah
negatif semu, atau kemungkinan bahwa uji diagnostik positif bila dilakukan pada subyek yang sakit.
Universitas Sumatera Utara
3.9.10 Spesifisitas
Adalah proporsi subyek sehat yang memberikan hasil uji diagnostik negatif negatif benar dibandingkan dengan seluruh subyek yang tidak sakit
negatif benar ditambah positif semu, atau kemungkinan bahwa hasil uji diagnostik akan negatif bila dilakukan pada sekelompok subyek yang sehat.
Spesifisitas memperlihatkan kemampuan alat diagnostik untuk menentukan bahwa subyek tidak sakit.
3.9.11 Positive Predictive value PPV
Adalah probabilitas seseorang menderita penyakit bila hasil uji diagnostiknya positif.
3.9.12 Negative Predictive Value NPV
Adalah probabilitas seseorang tidak menderita penyakit bila hasil ujinya negatif.
Universitas Sumatera Utara
3.10 Kerangka Operasional
Gambar 3.1. Kerangka Operasional Penelitian Wanita dengan sekret vagina abnormal yang
telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
Kriteria Amsel tiga dari empat
Diagnosis Vaginosis Bakterial
Dianalisis secara statistik Pewarnaan Gram
Sensitivitas Spesifisitas
PPV NPV
Sekret vagina putih keabu-abuan
pH vagina 4,5
Fishy odor
whiff test +
Clue cell 20 Skor Nugent
≥ 7
Universitas Sumatera Utara
3.11 Analisis Data
Data yang terhimpun ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis statistik diolah dengan memakai sistem komputer.
Untuk menilai kemampuan diagnostik kriteria Amsel dan pewarnaan Gram maka dilakukan uji sensitivitas, spesifisitas, Positive Predictive Value
PPV dan Negative Predictive Value NPV.
3.12 Ethical Clearance
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan sampel biologis, yang selama pelaksanaannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan
kode etik penelitian biomedik. Ijin didapat dari Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran USU, Nomor 61KOMETFK USU2014.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan uji diagnostik kriteria Amsel pada pasien vaginosis bakterial di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan, yang diikuti 24 pasien wanita, dimulai dari bulan Februari 2014 sampai bulan Oktober 2014.
4.1 Karakteristik Subyek Penelitian
Karakteristik subyek penelitian ini ditampilkan berdasarkan distribusi kelompok umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan pemakaian
douching.
Tabel 4.1. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan kelompok umur
Umur n
26-30 tahun 31-35 tahun
36-40 tahun 41-45 tahun
Jumlah 6
5 6
7 24
25 20,83
25 29,16
100
Tabel diatas menunjukkan bahwa pasien vaginosis bakterial umumnya pada kelompok umur 26-45 tahun, yang merupakan rentang umur seksual aktif.
Rerata umur pasien adalah 36,38 tahun dengan umur termuda 26 tahun dan tertua 45 tahun.
Pada penelitian Effendi tahun 2004 di Medan, mendapatkan bahwa persentase terbesar pada sampel penelitiannya berada pada rentang usia 19-43
tahun.
35
Universitas Sumatera Utara