lazim dilakukan dibandingkan dengan pemeriksaan skor Nugent pada pewarnaan Gram sebagai baku emas dalam menegakkan diagnosis vaginosis bakterial.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana sensitivitas dan spesifisitas kriteria Amsel dibandingkan skor Nugent pada pewarnaan Gram dalam menegakkan diagnosis vaginosis bakterial ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas kriteria Amsel
dibandingkan skor Nugent pada pewarnaan Gram dalam menegakkan diagnosis vaginosis bakterial.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengukur sensitivitas kriteria Amsel dalam mendiagnosis
vaginosis bakterial. 2.
Untuk mengukur spesifisitas kriteria Amsel dalam mendiagnosis vaginosis bakterial.
3. Untuk mengukur Positive Predictive Value PPV kriteria Amsel
dalam mendiagnosis vaginosis bakterial. 4.
Untuk mengukur Negative Predictive Value NPV kriteria Amsel dalam mendiagnosis vaginosis bakterial
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Dalam bidang akademikilmiah
Menambah wawasan kepada tenaga medis mengenai kriteria Amsel dalam mendiagnosis vaginosis bakterial.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2 Untuk pelayanan masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat tentang pengetahuan mengenai penyakit vaginosis
bakterial.
1.4.3 Dalam pengembangan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan teori dan data dasar bagi penelitian-penelitian selanjutnya mengenai
kejadian vaginosis bakterial.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Vaginosis Bakterial 2.1.1 Definisi
Vaginosis Bakterial VB adalah sindrom klinis akibat pergantian Lactobacillus sp., penghasil hidrogen peroksidase H
2
O
2
, yang merupakan flora normal pada vagina dengan bakteri anaerob konsentrasi tinggi seperti :
Bacteriodes sp., Mobiluncus sp., Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma hominis.
1-6
Vaginosis bakterial merupakan penyebab utama timbulnya sekret vagina yang berbau tidak sedap pada wanita usia reproduktif.
3
Lactobacillus sp., merupakan mikroorganisme yang mendominasi pada wanita dengan sekret vagina normal. Mikrorganisme tersebut berperan dalam
membantu pertahanan lingkungan vagina terhadap patogen dengan menjaga keasaman pH vagina dan produksi hidrogen peroksida H
2
O
2
Penyebab vaginosis bakterial bukan mikroorganisme tunggal. Pada suatu analisis dari data flora vagina memperlihatkan bahwa ada 4 kategori dari bakteri
vagina sebagai
antimokroba.
4
yang berhubungan dengan vaginosis bakterial yaitu : Gardnerella vaginalis, Bacteroides sp., Mobiluncus sp., Mycoplasma hominis.
1,18
Vaginosis bakterial ditandai oleh perubahan flora saluran genital, dominasi Lactobacillus,
digantikan oleh berbagai jenis organisme Gram positif maupun Gram negatif seperti Gardnerella vaginalis, Mobiluncus sp., Bacteriodes sp., dan Mycoplasma
sp. Lactobacillus memproduksi H
2
O
2
yang mempertahankan pH vagina dalam keadaan asam sehingga mencegah berkembangnya bakteri-bakteri lain, dengan
6
Universitas Sumatera Utara
terjadinya pergeseran dominasi flora di vagina. Perubahan mikrobiologis ini menyebabkan perubahan biokimia berupa peningkatan pH vagina, produksi uap
amin dan peningkatan kadar endotoksin, enzim sialidase serta glikosidase bakteri yang ditemukan pada cairan vagina.
1,3
2.1.2 Sejarah
Sekitar 1 abad yang lalu, Doderlein menemukan basil nonmotil yang merupakan flora normal vagina wanita. Kuman tersebut dinamai Doderlein
bacillus, yang akhirnya dikenal sebagai Lactobacillus. Tahun 1819 Menge dan Kronig mengisolasi mikroorganisme fakultatif serta obligata anaerob dari vagina.
Studi ini mengawali pendapat bahwa flora normal vagina terdiri dari beberapa mikroorganisme dengan Lactobacillus sebagai flora normal yang dominan.
2
Tahun 1913 Curtis mengungkapkan 3 hal penting bahwa sekret berasal dari vagina bukan uterus, sekret vagina berwarna keputihan dan tidak mempunyai
Doderlein bacillus dominan dan terdapat bakteri anaerob di vagina, terutama bakteri batang anaerob.
2
Tahun 1950 Weaver melaporkan suatu hubungan antara tidak adanya Lactobacillus, keberadaan spesies anaerob dan vaginitis non spesifik. Weaver
berkesimpulan tidak ada mikroorganisme tunggal yang menyebabkan gejala ini.
2
Tahun 1955, Gardner dan Dukes menemukan hubungan G. vaginalis dan vaginitis non spesifik, ini membuktikan G. vaginalis sebagai penyebab vaginosis
non spesifik. Namun karena mereka gagal menemukan hubungan bakteri anaerob lain dan VB, selama lebih dari 25 tahun para tenaga kesehatan cenderung
mengabaikan potensi mikroorganisme lain selain G. vaginalis dalam menyebabkan VB.
2
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Epidemiologi
VB merupakan infeksi vagina yang paling sering pada wanita aktif melakukan hubungan seksual. Penyakit ini dialami pada 15 wanita yang
mendatangi klinik ginekologi, 10-25 wanita hamil dan 33-37 wanita yang mendatangi klinik infeksi menular seksual.
2
Prevalensi VB berkisar antara 10-30 pada populasi yang berbeda diseluruh dunia. Di Indonesia, Krisnadi pada penelitiannya tahun 2000 di
Bandung mendapatkan prevalensi vaginosis bakterial sebesar 14,7,
10
Wedagama dkk. tahun 2000 di Denpasar mendapatkan 27,27.
11
Pada penelitian Effendi
tahun 2004 di RSU dr. Pirngadi Medan dengan menggunakan kriteria Amsel dijumpai prevalensi VB sebesar 25,7, dan dengan menggunakan pewarnaan
Gram dengan skor Nugent dijumpai sebesar 28,7.
12
Sulistyowati dkk. melakukan penelitian secara retrospektif berdasarkan catatan medik pasien VB
yang berobat di sub bagian IMS poliklinik kulit dan kelamin RSUD dr. Moewardi Surakarta periode Januari-Desember 2011.
13
Pada penelitian ini diketahui bahwa jumlah VB sebanyak 56,25, dengan distribusi pasien VB berdasarkan kelompok
umur terbanyak adalah 25-44 tahun sebanyak 43,75, 15-24 tahun sebanyak 31,25. Status pernikahan terbanyak adalah menikah sebanyak 81,25, belum
menikah 12,5, janda orang 5,25. Faktor resiko terbanyak pasien VB adalah douching vagina sebanyak 87,5, 12,5 menggunakan Intra Uterine Device
IUD. Keluhan utama terbanyak adalah keluarnya duh tubuh vagina yang disertai dengan gatal sebanyak 12 orang 75, terdapat juga keluhan perih pada 2 orang
12,5, dan tanpa keluhan pada 2 orang 12,5. Keluhan utama terbanyak adalah lebih dari 14 hari sebanyak 8 orang 50. Duh tubuh vagina terbanyak
Universitas Sumatera Utara
adalah mukous sebanyak 14 orang 87,5. Diagnosis penyerta terbanyak adalah kandidiasis vulvovaginalis sebanyak 5 orang 31,25., 5 orang 31,25 VB
dengan KVV, 1 orang 6,25 dengan KA, dan 1 orang 6,25 dengan servisitis GO.
13
2.1.4 Etiologi
Penyebab VB belum diketahui dengan pasti, namun secara epidemiologi dihubungkan dengan aktifitas seksual.
18,19
Ekosistem vagina normal sangat kompleks. Lactobacillus merupakan spesies bakteri yang dominan pada vagina
wanita usia produktif, tetapi terdapat juga bakteri-bakteri lain yaitu bakteri aerob dan anaerob.
20
Pada saat terjadi VB, terdapat pertumbuhan berlebihan dari beberapa spesies bakteri, dimana pada keadaan normal ada dalam konsentrasi rendah. Ada
beberapa bakteri vagina yang berhubungan dengan VB.
1,2
Gardnerella vaginalis adalah bakteri batang Gram negatif, pleomorfik, nonmotil dan tidak berkapsul, terdapat 90 pada wanita vaginosis bakterial.
Gardnerella vaginalis dipercaya berinteraksi dengan bakteri anaerob dan Mobiluncus hominis dan menyebabkan VB.
.2
Bakteri anaerob, Bacteroides sp. diisolasi sebanyak 76 dan Peptostrepcoccus sebanyak 36 pada wanita dengan VB, pada wanita normal,
kedua tipe anaerob jarang ditemukan. Penemuan spesies anaerob ini dihubungkan dengan penurunan laktat dan peningkatan suksinat dan asetat pada cairan vagina.
2
Mobiluncus sp., merupakan bakteri batang anaerob lengkung yang bersama bakteri lain ditemukan pada VB.
1-3
Mobiluncus hominis, merupakan agen etiologi VB bersama-sama dengan Gardnerella vaginalis dan bakteri anaerob.
Universitas Sumatera Utara
Konsentrasinya meningkat pada wanita dengan VB 100-1000 kali daripada wanita normal.
21
2.1.5 Faktor Risiko
Vaginosis bakterial dapat terjadi pada seksual aktif, namun dapat juga terjadi pada orang yang tidak seksual aktif.
2,9
Studi kohort longitudinal memberikan bukti bahwa yang mempunyai pasangan seksual baru maupun
mempunyai pasangan seksual banyak dan aktif menunjukkan peningkatan insiden VB.
2
Pada wanita yang frekuensi seksualnya meningkat, menunjukkan perubahan pH pada lingkungan vagina selama dan setelah berhubungan seksual yang
menyebabkan perubahan flora normal vagina. Bakteri patogen mendominasi flora vagina normal dengan menurunkan konsentrasi Lactobacillus yang menyebabkan
pertumbuhan bakteri anaerob.
2,9
Pemasangan IUD dengan adanya manipulasi secara langsung terhadap saluran maupun organ reproduksi mulai dari vagina, endometrium dan uterus dan
juga terdapatnya benda asing didalam uterus akan menyebabkan reaksi inflamasi dan menggangu fisiologi organ reproduksi. Ketidakseimbangan hormon yang
terjadi dengan pemasangan alat, serta tehnik, cara dan lama pemasangan adalah sangat berisiko dan dapat menggangu flora normal vagina.
2,9
Studi kohort terbaru dari 182 wanita menunjukkan bahwa terjadinya VB tidak hanya berhubungan dengan pasangan seksual dan penurunan Lactobacillus
penghasil H2O2, tetapi juga berhubungan dengan penggunaan douching pada vagina. Pemakaian douching vagina yang merupakan produk untuk menjaga
kebersihan wanita bisa menyebabkan terjadinya vaginosis bakterial. Douching dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan vagina.
2
Universitas Sumatera Utara
Merokok dikatakan berhubungan dengan terjadinya vaginosis bakterial. Berdasarkan penelitian Moris dkk di London dan Swedia, merokok berhubungan
pada vaginosis bakterial. Namun hasil penelitian – penelitian ini sangat terbatas. Pada penelitian ini, merokok kemungkinan menekan infeksi sistem imun, tetapi
dikatakan pada penelitian ini merokok merupakan kebiasaan yang tidak sehat.
9
Di Amerika dan Inggris, kelompok ras hitam memiliki prevalensi yang tinggi terhadap vaginosis bakterial. Kelompok ini dilaporkan juga memiliki angka
prevalensi tertinggi dibanding kelompok ras putih untuk penyakit seksual lainnya, seperti gonore, dan infeksi klamidia.
9
2.1.6 Patogenesis
Patogenesis terjadinya masih belum sepenuhnya diketahui.
4
Kebanyakan studi mempelajari patogenesis VB memfokuskan perhatian pada perubahan yang
terjadi pada ekosistem mikrobial vagina.
2
Vaginosis bakterial dihasilkan dari pergantian flora normal vagina, Lactobacillus dengan flora campuran yang terdiri
dari Gardnerella vaginalis, bakteri anaerob dan Mobiluncus hominis.
2,3,4
Lactobacillus vagina secara invitro menghambat pertumbuhan
Gardnerella vaginalis, bakteri anaerob Gram negatif menghasilkan H
2
O
2
yang bersifat toksik dan melalui reaksi ion halide dengan peroksidase pada serviks yang
merupakan bagian dari sistem antibakteria H
2
O
2
-halide-peroxidase. Flora normal vagina yang didominasi oleh Lactobacillus memilik pH 4,5
yang disebabkan produksi asam laktat, pada VB, pH 4,5 akibat dominasi G. vaginalis dan bakteri anaerob.
2,3
22
Pada Gardnerella vaginalis dan bakteri anaerob dapat terjadi simbiosis, dimana Gardnerella vaginalis menghasilkan asam amino
yang akan diubah oleh bakteri anaerob menjadi senyawa amin yang akan
Universitas Sumatera Utara
menaikkan pH yang merupakan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan Gardnerella vaginalis.
23
Diperkirakan produksi amin oleh flora mikrobial melalui aktivitas derkarboksilase, menghasilkan bau amis fishy odor saat cairan vagina dicampur
dengan KOH10 atau disebut whiff test, diduga karena volatisasi dari aromatik amin, meliputi putrescine, cadaverin dan trimethylamine pada pH alkali.
Mobiluncus diketahui juga menghasilkan trimethylamine, belum diketahui mikroba lain yang merupakan sumber amin.
2,3
Cairan vagina wanita VB mengalami peningkatan kadar endotoksin, sialidase dan glikosidase yang
menurunkan musin dan viskositas
.2
Peningkatan respon hospes terhadap VB didokumentasikan sebagai peningkatan kadar sitokin dan kemokin pada mukus serviks wanita VB dan
penurunan sekresi leucocyte protease inhibitor.
3
Efek VB pada epitel vagina dan pergantian sel epitel belum diketahui.
24
Namun peningkatan konsentrasi bakteri anaerob patogen dan VB dapat meningkatkan resiko infeksi saluran genital atas,
termasuk servisitis dan endrometritis.
25,26
2.1.7 Gambaran Klinis
Gambaran klinis yang umum terdapat pada VB adalah bau vagina yang khas berupa bau amis seperti bau ikan. Hal ini disebabkan produksi senyawa amin
berupa trimethylamin, putresin dan cadaverin oleh bakteri anaerob. Senyawa amin ini banyak menguap bila pH lingkungan meningkat, seperti saat
berhubungan seksual dan saat menstruasi. Duh tampak homogen, encer, bewarna putih dan menempel pada dinding vagina atau sering kali tampak pada labia atau
fourchette.
1,2,19
Universitas Sumatera Utara
2.1.8 Diagnosis
Karena tidak terdapat etiologi tunggal pada VB, kriteria klinis-kriteria Amsel digunakan untuk menegakkan diagnosis VB.
1,2,5,6
Berdasarkan kriteria ini dikatakan VB apabila terdapat 3 dari 4 kriteria berikut : duh tampak homogen,
encer dan bewarna putih keabu-abuan, peningkatan pH vagina 4,5, adanya fishy odor dari cairan vagina yang ditetesi KOH 10 whiff test dan ditemukan adanya
clue cells pada pemeriksaan mikroskop.
16
Identifikasi clue cells dapat dilakukan dengan menggunakan Nacl 0,9 sediaan basah. Pemeriksaan mikroskop pada sediaan basah kurang akurat
dibandingkan dengan pewarnaan Gram.
4
Pada pewarnaan Gram semua sediaan hapusan menunjukkan bakteri lain yang melekat pada sel epitel vagina.
21
Dalam mendiagnosis vaginosis bakterial dengan menggunakan kriteria Amsel,
menunjukkan lebih dari 20 clue cells dari total populasi sel.
6,8,15,16
Metode lain yang digunakan adalah metode diagnostik secara mikrobiologis, yaitu pemeriksaan pewarnaan Gram dengan melihat skor Nugent,
dimana metode ini telah terbukti memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dan digunakan sebagai baku emas diagnostik. Pewarnaan Gram adalah
pemeriksaan laboratorium yang cepat yang berguna untuk melihat polimorfonuklear dan flora mikrobial. Metode Nugent pada pewarnaan Gram
berguna untuk mendeteksi pergeseran flora normal vagina oleh mikroorganisme lain. Sistem skoring pada pewarnaan Gram dipakai sebagai metode standar untuk
diagnosis VB. Skoring berdasarkan tiga morfotipe, yaitu : bakteri batang Gram positif besar Lactobacillus, bakteri batang Gram negatif kecil atau variabel
Gardnerella dan bakteri anaerob dan bakteri batang bengkok Gram
Universitas Sumatera Utara
negatifbatang Gram variabel.
2,5-7,15,17
Pemeriksaan ini berdasarkan pergeseran morfotipe dari Lactobacillus yang dominan menjadi Gardnerella vaginalis dan
bakteri anerob serta Mobiluncus.
26
Pulasan vagina pada pewarnaan Gram dilihat dibawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali. Skor yang diberikan adalah 0 sampai 10 berdasarkan
proporsi relatif dari morfologi bakteri, yaitu apakah bentuk batang Gram positif besar, bentuk batang Gram negatif kecil dan variabel atau bentuk batang bengkok
Gram negatifbatang Gram variabel.
Skor
8,15
Tabel 2.1 Sistem Penilaian Skor Nugent Batang Gram
Positif Besar Lactobacillus
Batang Gram Negatif Kecil dan Variabel
Gardnerella dan Anaerob
Batang Bengkok Gram
NegatifBatang Gram Variabel
1 2
3 4
4+ 3+
2+ 1+
1+ 2+
3+ 4+
1+ atau 2+ 3+ tau 4+
Bila 0 = tidak dijumpai morfologi ; 1+ = 1 morfologi; 2+ = 1-4 morfologi; 3+ =
5-30 morfologi; 4+ = 30 morfologi atau lebih. Penilaian dihitung berdasarkan jumlah rata-rata morfologi yang terlihat
setiap lapang pandang, dan pemeriksaan pada 10 lapang pandang. Penilaian skor pada bakteri batang Gram positif besar Lactobacillus adalah nilai 4+ = skor 0;
nilai 3+ = skor 1; nilai 2+ = skor 2; nilai 1+ = skor 3; nilai 0 = skor 4, pada bakteri batang Gram negatif kecil dan variabel Gardnerella dan anaerob, nilai 0 = skor
0; nilai 3+ = skor 1; nilai 2+ = skor 2; nilai 3+ = skor 3; nilai 4+ = skor 4, sedangkan pada bakteri batang bengkok Gram negatifbatang Gram variabel, nilai
0 = skor 0; nilai 1+ atau 2+ = skor 1; nilai 3+ atau 4+ = skor 2. Jumlah skor total
Universitas Sumatera Utara
= skor bakteri batang Gram positif besar Lactobacillus + skor bakteri batang Gram negatif kecil dan variabel Gardnerella dan anerob + skor bakteri batang
bengkok Gram negatifbatang Gram variabel Mobiluncus Dikutip sesuai kepustakaan no. 8,15
Tabel 2.2 Interpretasi dari Skor Nugent Skor Total
Interpretasi
0-3 Normal
4-6 Intermediate
≥ 7 Vaginosis bakterial
Dikutip sesuai kepustakaan no. 16 Lactobacillus adalah bakteri batang Gram positif besar, yang dominan
pada wanita dengan sekret vagina normal dan tanpa vaginitis. Lactobacillus biasanya ditemukan 80-95 pada wanita dengan sekret vagina normal.
Sebaliknya Lactobacillus ditemukan 25-65 pada wanita dengan VB. Gardnerella vaginalis adalah bakteri batang Gram negatif pleomorfik yang
nonmotil dan tidak berkapsul yang diisolasi dari saluran reproduksi wanita. Gardnerella vaginalis berhubungan dengan VB. Gardnerella vaginalis dapat
diisolasi pada wanita tanpa tanda-tanda infeksi vagina. Dengan media selektif tampak G. vaginalis 40-50 pada semua wanita subur. Gardnerella vaginalis
diisolasi sekitar 90 pada wanita dengan VB. Saat ini dipercaya Gardnerella vaginalis berinteraksi dengan bakteri anaerob dan Mycoplasma hominis
menyebabkan VB. Bakteri batang dan kokus anaerob pertama kali diisolasi dari vagina pada tahun 1897 dan dianggap berhubungan dengan sekret vagina oleh
Curtis. Dari tahun 1947-1958 tiga studi menemukan hubungan bakteri batang Gram negatif anaerob yang dikenal sebagai grup Bacteroides melaninogenicus
dan bakteri batang Gram negatif lain dengan vaginitis, dan penurunan Lactobacilli
Universitas Sumatera Utara
pada wanita yang mengalami sekret vagina abnormal. Tahun 1980 Spiegel menganalisis cairan vagina dari 53 wanita dengan VB menggunakan kultur
kuantitatif anaerob dan gas liquid chromatography untuk mendeteksi metabolisme asam organik rantai pendek dari flora vagina. Dapat diisolasi Bacteroides sp.
sebesar 76 dari wanita dengan VB.
15
Spiegel menyimpulkan bahwa mikroorganisme anaerob berinteraksi dengan Gardnerella vaginalis dalam
menyebabkan VB. Mobiluncus adalah bakteri batang Gram positif anaerob.
Mobiluncus selalu terjadi bersamaan dengan mikroorganisme lain yang berhubungan dengan VB.
15
Kultur dapat digunakan untuk mengetahui secara spesifik flora penyebab VB.
4
Kultur Gardnerella vaginalis tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis, karena Gardnerella vaginalis dan mikroorganisme lain dapat juga
ditemukan pada hampir semua wanita dengan sekret vagina normal. Kultur Gardnerella vaginalis yang positif tanpa ada gejala klinis tidak memerlukan
terapi.
3
Kultur tidak digunakan pada pemeriksaan rutin VB.
2,15
Pap smear tidak dapat digunakan untuk diagnosis VB karena sensitivitas rendah.
2,4,15
Tes diagnostik lain yang dapat digunakan adalah sistem deteksi yang cepat rapid test seperti rapid card for detection pH amine, detection of proline
aminopeptidase pada cairan vagina, rapid colometric test for sialidae, BV Blue test, dan pemeriksaan oligonucleotida probe berdasarkan konsentrasi G. vaginalis
yang tinggi.
VB dapat didiagnosis banding dengan trikomoniasis dan kandidiasis. Pada trikomoniasis pemeriksaan hapusan vagina hampir menyerupai hapusan vagina
27
2.1.9 Diagnosis Banding
Universitas Sumatera Utara
VB, namun Mobiluncus dan clue cells tidak pernah dijumpai. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan peningkatan sel polimorfonuklear dan dengan preparat
basah ditemukan protozoa. Whiff test dapat positif pada trikomoniasis.
28
Pada kandidiasis pemeriksaan mikroskop sekret vagina ditambah KOH 10 berguna untuk mendeteksi hifa dan spora kandida. Keluhan yang sering
terjadi pada kandidiasis adalah gatal dan iritasi pada vagina. Sekret vagina biasanya putih dan tebal, tanpa bau dan pH normal.
28
2.1.10 Penatalaksanaan
Pengobatan direkomendasikan pada wanita dengan gejala VB. Tujuan terapi pada wanita tidak hamil adalah untuk menghilangkan tanda dan gejala
infeksi vagina dan mengurangi kemungkinan mendapatkan C. trachomatis, N. gonorrhoea, HIV dan penyakit IMS lainnya.
29-33
Pengobatan VB yang direkomendasikan pada Sexual Transmitted Disease Treatment Guideline 2010 oleh Centre for Disease Control and Prevention CDC
berupa metronidazol oral 2 x 500 mg selama 7 hari atau metronidazol gel 0,75 1 aplikator penuh 5 gram, intra vagina sekali sehari selama 5 hari atau klindamisin
krim 2 1 aplikator penuh 5 gram saat mau tidur, selama 7 hari. Selain metronidazol dapat juga diberikan terapi berupa klindamisin oral dengan dosis 2 x
300 mg selama 7 hari. Pengobatan alternatif yang dianjurkan berupa tinidazol oral 1 x 2 gram selama 2 hari, klindamisin ovules 100 mg intravagina saat mau tidur
selama 3 hari.
2,29,30
Pria pasangan seksual wanita dengan VB tidak perlu diterapi. Beberapa penelitian memperlihatkan tidak ada efek yang bermakna dari pengobatan
terhadap pria pasangan seksual dalam hal keluhan dan gejala klinis.
29-36
Universitas Sumatera Utara
Pada masa kehamilan, pengobatan VB yang direkomendasikan pada Sexual Transmitted Disease Treatment Guidelines 2010 oleh Centre for Disease
Control and Prevention CDC dapat diberikan metronidazol oral 2 x 500 mg selama 7 hari, metronidazol 3 x 250 mg selama 7 hari, dan klindamisin oral 2 x
300 mg selama 7 hari. Keuntungan terapi VB pada wanita hamil adalah dapat menurunkan gejala dan tanda-tanda infeksi pada vagina dan menurunkan risiko
infeksi komplikasi yang berhubungan VB pada wanita hamil.
29
2.1.11 Komplikasi
Vaginosis bakterial paling banyak dihubungkan dengan komplikasi pada obstetri dan ginekologi yaitu dalam kaitan kesehatan reproduksi.
36,37
VB merupakan faktor resiko gangguan pada kehamilan, resiko kelahiran prematur dan
berat badan lahir rendah.
38
Selain itu VB juga merupakan faktor resiko mempermudah mendapat penyakit infeksi menular seksual lain, yaitu gonore,
klamidia, trikomoniasis, herpes genital dan Human Imunodeficiency Virus HIV.
33
VB meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HIV melalui mekanisme diantaranya karena pH vagina yang meningkat, berkurangnya jumlah
Lactobacillus sp. Penghasil H
2 2
Adalah kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis vaginosis bakterial. Berdasarkan kriteria ini dikatakan apabila terdapat 3 dari 4 kriteria berikut :
adanya sekret vagina yang homogen, putih keabu-abuan, melekat pada dinding vagina, peningkatan pH vagina 4,5, adanya fishy odor dari cairan vagina yang
dan produksi enzim oleh flora VB yang menghambat imunitas terhadap HIV.
2,15,39
2.2 Kriteria Amsel
Universitas Sumatera Utara
ditetesi KOH 10 whiff test dan ditemukannya adanya clue cells pada pemeriksaan mikroskop.
1,15
Penentuan pH vagina dalam kriteria Amsel adalah dengan menggunakan kertas lakmus yang diletakkan pada dinding lateral vagina. Warna kertas
dibandingkan dengan warna standar, dan pH vagina normal adalah 3,8 - 4,2. Pada 80-90 pasien vaginosis bakterial ditemukan pH vagina 4,5.
2,6,8,15
Whiff test pada kriteria Amsel dinyatakan positif bila bau amis atau bau amin terdeteksi dengan penambahan satu tetes KOH 10-20 pada sekret vagina.
Bau muncul sebagai akibat pelepasan amin dan asam organik hasil dari alkalisasi bakteri anaerob. Whiff test positif menunjukkan vaginosis bakterial.
2,6,8
Clue cells adalah sel epitel yang ditutupi oleh berbagai bakteri vagina dalam jumlah banyak sehingga batas sel menjadi tidak jelas, memiliki ukuran
yang lebih besar dari sel epitel vagina normal, bentuk ireguler, inti lebih dari satu, dan memiliki sitoplasma yang keruh. Dalam mendiagnosis vaginosis bakterial
dengan menggunakan kriteria Amsel, menunjukkan lebih dari 20 clue cells dari total populasi sel.
Pewarnaan Gram pertama kali diuraikan dan dipublikasikan oleh seorang ahli bakteriologi Denmark Hans Christian Gram pada tahun 1884.
6,8,12
2.3 Pewarnaan Gram 2.3.1 Definisi
40
Pewarnaan Gram bertujuan untuk mengetahui bakteri Gram positif atau bakteri Gram negatif
yang memiliki struktur yang berbeda terutama pada dinding selnya.Pewarnaan Gram sangat penting dalam proses pengidentifikasian bakteri. Dengan mengetahui
jenis bakteri Gram negatif atau Gram positif.
40,41
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Perbedaan Gram Positif dan Negatif Beserta Contohnya
Perbedaan warna antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif adalah pada dinding selnya. Bila dalam suatu pewarnaan Gram ditemukan bakteri
berwarna ungu akibat pewarnaan karbol gentian violet maka bakteri tersebut adalah Gram positif yang mempertahankan zat bewarna ungu. Dan bila ditemukan
bakteri bewarna merah akibat pewarnaan fuschin maka bakteri tersebut adalah bakteri Gram negatif.
40-42
2.3.3 Mekanisme Penyerapan Zat Warna oleh Gram Positif dan Gram Negatif
Pada pewarnaan Gram ini, bakteri yang telah difiksasi dengan panas sehingga membentuk pada kaca objek diwarnai dengan pewarna basa yaitu kristal
violet. Karena warna ungu mewarnai seluruh sel, maka pewarna ini disebut pewarna primer primary stain. Selanjutnya mordant penajam. Setelah iodin
dicuci dengan baik, bakteri Gram positif maupun Gram negatif tampak berwarna ungu. Selanjutnya noda spesimen dicuci dengan alkohol yang merupakan
decolorizing agent senyawa peluntur warna yang pada spesies bakteri tertentu dapat menghilangkan warna ungu dari sel. Setelah alkohol dicuci, noda spesimen
diwarnai kembali dengan fuschin yang merupakan pewarna basa berwarna merah. Bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram positif, sedangkan
bakteri yang berwarna merah digolongkan ke dalam Gram negatif. Dunkelberg merupakan orang yang pertama mengusulkan pemeriksaan
hapusan vagina dengan menggunakan pewarnaan Gram untuk diagnosis VB. Spiegel dkk kemudian mempublikasikan petunjuk klinis dari pewarnaan Gram.
Sistem skoring pada pewarnaan Gram dipakai sebagai metode standar untuk
40
Universitas Sumatera Utara
diagnosis VB. Pemeriksaan pewarnaan Gram ini memiliki sensitivitas 89 dan spesifisitas 83.
2,41
Baku emas diagnosis VB adalah pemeriksaan pewarnaan Gram dengan melihat skor Nugent, dimana metode ini telah terbukti memiliki sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi. Metode Nugent menilai berbagai morfologi flora vagina pada sediaan hapus pewarnaan Gram, untuk mendeteksi pergeseran flora normal
vagina oleh mikroorganisme lain. Skoring berdasarkan tiga morfotipe, yaitu : bakteri batang Gram positif besar Lactobacillus, bakteri batang Gram negatif
kecil atau bervariabel Gardnerella dan bakteri batang anaerob dan bakteri batang bengkok Gram negatifbakteri Gram variabel.
2,5,16
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Teori
Gambar 2.1. Kerangka Teori Penelitian
Diagnosis
Pewarnaan Gram
Faktor risiko : -Aktifitas seksual
-IUD -
Douching -Merokok
-Ras
Etiologi
gangguan keseimbangan
mikroorganisme, contohnya : bakteri batang
Gram positif besar Lactobacilus,
bakteri batang Gram negatif kecil
dan variabel
Gardnerella dan aneorob, bakteri
batang bengkok Gram negatifbatang Gram
variabel
Kriteria Amsel VAGINOSIS BAKTERIAL
Rapid test
Sekret vagina putih keabu-
abuan
Fishy odor
whiff test + pH vagina 4,5
Clue cells 20
Rapid card for detection pH amine
Rapid colometric test for sialidase
BV Blue test
Skor Nugent ≥ 7
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konsep