status gizi siswa diperoleh melalui pengukuran berat dan tinggi badan siswa secara langsung dengan menggunakan timbangan digital dan microtois.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari bagian administrasi SDN 124400 Pematangsiantar tahun 2016 yang meliputi, jumlah siswa, jenis kelamin, tanggal
lahir, prestasi belajar raport serta gambaran umum SD Negeri 124400 Pematangsiantar.
Definisi Operasional
Konsumsi sarapan pagi adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran konsumsi sarapan murid sekolah dasar meliputi frekuensi dan jumlah zat gizi
sarapan energy,dan protein, serta sumbangan energi dan protein terhadap angka kecukupan gizi harian.
Sarapan pagi adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan sebelum memulai aktivitas di pagi hari hingga pukul 09.00.
Frekuensi sarapan adalah banyaknya melaksanakan sarapan pagi yang dilakukan oleh anak sekolah dasar dalam satu minggu.
Jumlah gizi sarapan adalah banyaknya komponenpenyusun zat gizi dalam makanan sarapan pagi meliputi energi dan protein sarapan.
Jumlah energi sarapan adalah banyaknya energi yang dikonsumsi anak setiap pagi dibandingkan dengan angka kecukupan energi sarapan yang dianjurkan.
Jumlah protein sarapan adalah banyaknya protein yang dikonsumsi anak setiap pagi dibandingkan dengan angka kecukupan protein sarapan yang dianjurkan.
Universitas Sumatera Utara
Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi adalah banyaknya kontribusi zat gizi berupa energi dan protein dari jumlah gizi sarapan pagi murid sekolah
dasar terhadapanjuran kecukupan gizi harian. Status gizi adalah status gizi anak sekolah yang diukur secara antropometri
dengan indeks IMTU pada anak sekolah kemudian ditentukan Z-Scorenya untuk menentukan kategori dan ambang batas status gizinya.
Tingkat prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sesuai kemampuan siswa dari proses belajar dalam waktu tertentu raport bulanan yang disajikan dalam bentuk
nilai dari ujian bulanan. Indikatornya jika nilai ≥70 masuk dalam kategori „Baik‟
dan jika nilainya 70 masuk dalam kategori „kurang‟ Kriteria Ketuntasan
Minimal SD Negeri 124400 Pematangsiantar, 2016.
Aspek Pengukuran Frekuensi Sarapan
Frekuensi sarapan anak SD dilihat dengan menghitung jumlah melakukan sarapan siswa dalam seminggu. Untuk memudahkan dalam analisis data, peneliti membagi
frekuensi sarapan menjadi 2 kategori, yaitu dikatakan „sering‟ bila responsen
melakukan kegiatan sarapan pagi selama seminggu dengan frekuensi 5 kali per minggu dan dikatakan
„jarang‟ bila responden melakukan sarapan dalam seminggu dengan frekuensi ≤5 kali perminggu Ratna, 2008.
Jumlah Gizi Sarapan Pagi
Jumlah gizi sarapan pagi diukur dari kandungan gizi yang terdapat pada makanan sarapan.
Tabel 3.1 Jumlah Gizi Sarapan Pagi Golongan Usia
Jumlah Gizi Sarapan Pagi
Universitas Sumatera Utara
Energi kkal Protein gram
4-6 tahun 7-9 tahun
Pria 10-12 Tahun Wanita 10-12 tahun
240,0 – 480
277,5 – 555
315,0 – 630
300,0 – 600
5,25 – 10,5
7,35 – 14,7
8,40 - 18,0 9,00 - 18,0
Sumbangan Sarapan terhadap Anjuran Kecukupan Gizi
Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi diukur dengan melihat konsumsi energi dan protein sarapan pagi dibandingkan dengan AKG dan
dinyatakan dalam satuan persen dengan rumus :
Sumbangan energi sarapan terhadap tingkat kecukupan gizi
konsumsi energi sarapan pagi Sumbangan energi =
X 100 AKG
Selanjutnya dikategorikan menjadi: cukup ≥15 dan kurang 15 Depkes,
2014. Sumbangan protein sarapan terhadap tingkat kecukupan gizi
konsumsi protein sarapan pagi Sumbangan protein =
X 100 AKG
Selanjutnya dikategorikan menjadi: cukup ≥15 dan kurang 15.
Status Gizi
Status gizi setiap siswa dinilai menggunakan aplikasi WHO Anthro Plus, dengan menggunakan nilai ambang batas Z-score untuk melihat status gizi
berdasarkan IMTU siswa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Kategori dan ambang batas status gizi berdasarkan IMTU anak umur
5-18 tahun
Status gizi berdasarkan IMTU Ambang batas Z-score
Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Kurus -3 SD sampai dengan -2 SD
Sangat kurus -3 SD
Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia 2010
Tingkat Prestasi Belajar
Pengukuran tingkat prestasi belajar dengan melihat nilai rata-rata seluruh mata pelajaran dalam rapot bulanan siswa. Nilai
≥70 masuk dalam kategori „Baik‟ dan jika nilainya 70 masuk dalam
kategori „kurang‟ Kriteria Ketuntasan Minimal SD Negeri 124400 Pematangsiantar, 2016.
Metode Analisis Data Pengolahan Data
Editing adalah cara untuk mengoreksi data yang meliputi kelengkapan pengisian
jawaban, konsistensi atas jawaban, dan keseragaman prosedur.
Koding adalah kegiatan pemberian kode data untuk mempermudah dalam proses pengelompokan.
Pencatatan hasil penelitian adalah kegiatan mencatat hasil yang didapat dari penelitian.
Entri data adalah memasukkan data yang telah diperoleh ke dalam komputer. Analisis Data
Seluruh data akan dikumpulkan dan diolah kemudian dari hasil tersebut dideskripsikan dalam persentase yang disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
Gambaran Lokasi Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Sekolah Dasar Negeri 124400 merupakan sekolah dasar yang terletak di Jalan Bah Tongguran Kiri Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar dengan nomor
statistik sekolah 101076302024 dengan luas sekolah 1.884,7 m². Sekolah Dasar Negeri 124400 dikepalai oleh ibu Sontiar, S.Pd. SD dan memiliki
guru pengajar berjumlah 7 orang. Jumlah murid sebanyak 117 orang dengan 62 orang laki-laki dan 55 orang perempuan.
Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik siswa meliputi jenis kelamin dan umur. Distribusi berdasarkan karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Jenis Kelamin
Jenis kelamin siswa yaitu laki-laki dan perempuan dan disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Distribusi Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin di SD Negeri
124400 Pematangsiantar Tahun 2016 Jenis Kelamin
Jumlah Persentase
Laki-laki 29
53,7 Perempuan
25 46,3
Jumlah 54
100,0
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah total responden sebanyak 54 orang, dengan respondenyang lebih banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu
berjumlah 29 orang dengan persentase 53,7 , sedangkan sisanya sebanyak 25 orang berjenis kelamin perempuan dengan persentase 46,3.
4.2.2 Umur