Kebiasaan Sarapan Pagi Anak Sekolah Konsumsi Sarapan Pagi Anak Sekolah

Di perkotaan tidak sarapan seringkali disebabkan kesibukan ibu bekerja, dan waktu yang amat terbatas dipagi hari karena harus segera meninggalkan rumah. Bagi orang tua, khususnya ibu, masalah utama untuk membiasakan sarapan pada anak adalah sulitnya membangunkan anak dari tidurnya untuk sarapan 59, sulit mengajak anak untuk sarapan 19, sulit meminta anak menghabiskan sarapan 10, dan kuatir anak telat sekolah 6 Hardinsyah et al. 2012.

2.1.5 Kebiasaan Sarapan Pagi Anak Sekolah

Setelah hampir delapan sampai sepuluh jam saluran pencernaan beristirahat selama anak tidur, tubuhmembutuhkan asupan makanan untuk menyokong energi untuk beraktivitas dan konsentrasi belajar. Kebiasaan sarapan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan sarapan yang meliputi sikap, kepercayaan danpemilihan makanan.Seringkali anak usia sekolah mengabaikan sarapan denganalasan kurangnyawaktu, atau bosan dengan menu sarapanyang itu-itu saja. Padahal, sarapan bukan sekedarpengganjal perut, tapi juga memberikan energi anak bisa beraktivitas dengan baik, otak bekerja lebih optimal,dan tidak cepat mengantuk. Kebiasaan tidak sarapan pagi yang terus menerus akan mengakibatkan pemasukan gizi menjadi berkurang dan tidak seimbang sehingga pertumbuhan anak menjadi terganggu. Dengan demikian seorang anak yang biasa tidak sarapan pagi dalam jangka waktu lama akan berakibat buruk pada penampilan intelektualnya, prestasi di sekolah menurun dan penampilan sosial menjadi terganggu Khomsan, 2010.

2.1.6 Konsumsi Sarapan Pagi Anak Sekolah

Konsumsi sarapan pagi dimulai antara bangun pagi sampai jam 9 pagi untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian atau sekitar 15-30 dari kebutuhan Universitas Sumatera Utara gizi harian dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif dan cerdas dengan kadar tidak lebih dari 300-400 kilo kalori atau 25 dari kebutuhan kalori harian sebesar 1.400-1.500 kilo kalori Hardinsyah, 2012. Sarapan yang baik adalah bila selalu dilakukan pada pagi hari bukan menjelang makan siang dan tidak perlu dibedakan antara saat hari kerjasekolah dan hari libur Hardinsyah, 2012. Menurut Khomsan 2010 sarapan sebaiknya menyumbangkan energi sekitar 25 dari asupan energi harian yang terdiri dari sekitar 450-500 kalori dan 8-9 gram protein. Sarapan yang mengandung sekitar 25 kebutuhan gizi sehari merupakan bagian dari pemenuhan gizi seimbang serta dapat memengaruhi daya pikir dan aktivitas seseorang seharian, terlebih lagi pada anak dalam usia pertumbuhan. Oleh karena itu, sarapan pagi sebaiknya harus dilakukan setiap hari dengan menu sarapan yang lengkap dan mengandung semua unsur gizi yang dibutuhkan tubuh seperti protein, karbohidrat, vitamin, zat besi dan lemak yang mengandung omega 3 sehingga dapat memberikan nutrisi yang baik untuk perkembangan tubuh anak. Saptawati dalam penelitian Jumarni, dkk 2012 menjelaskan bahwa dari hasil penelitian terhadap 220 anak sekolah di lima SD di Jakarta, menimbulkan masalah gizi terhadap asupan kalori anak-anak umumnya di bawah 100 dari kebutuhan mereka. Dari total anak yang diteliti, sebanyak 94,5 anak mengkonsumi kalori di bawah angka kecukupan gizi yang dianjurkan Recommended Dietary AllowancesRDA,yakni di bawah 1.800 kcal Martinah, 2008. Anak Usia Sekolah Berdasarkan UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum Universitas Sumatera Utara menikah. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya.Anak usia sekolah terdiri dari tiga golongan yaitu taman kanak-kanak Pra sekolah usia 4-6 tahun, sekolah dasar 7-12 tahun, dan remaja 13-18 tahun. Pada anak usia sekolah dasar 6-12 tahun laju dan kecepatan pertumbuhan relatif tetap, akan tetapi mengalami perkembangan yang luar biasa secara kognitif, emosional, dan sosial. Kehidupan anak pada periode ini merupakan persiapan bagi kebutuhan – kebutuhan fisik dan emosional yang timbul akibat dorongan pertumbuhan remaja adolescent. Kesehatan bagi anak sekolah tidak terlepas dari pengertian kesehatan pada umumnya. Kesehatan di sini meliputi kesehatan badan, rohani dan sosial, bukanhanya sekedar bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan UU No.9 tahun 1980 tentang Pokok – Pokok Kesehatan dalam Merryana A dan Wirjatmadi B, 2012. Gizi yang adekuat memegang peranan yang penting selama usia anak sekolah untuk menjamin anak-anak tersebut mencapai potensi pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang penuh atau optimal Mayer, 1989 dalam Merryana A dan Wirjatmadi B, 2012. Beberapa masalah gizi yang masih terjadi pada masa ini adalah anemia defisiensi besi, kurang gizi undernutrition dan karies gigi. Pada masa ini, BB sering menjadi masalah, memicu terjadinya peningkatan prevalensi obesitas dan munculnya gangguan makan malnutrisi. Universitas Sumatera Utara Pada anak usia sekolah, kekuatan otot, koordinasi motorik dan stamina meningkat secara progresif Behrman, 2000. Persentase lemak tubuh kemudian meningkat sebagai persiapan menghadapidorongan pertumbuhan remaja. Pada pertengahan usia sekolah, laki-laki memiliki masa tubuh yang lebih tipis per cmTB bila dibandingkan dengan perempuan. Perbedaan komposisi tubuh ini akan lebih tampak nyata pada masa remaja. Perlu diketahui bahwa BMI tidak konstan selama masa usia sekolah. Dengan peningkatan lemak tubuh pada pra-remaja, terutama perempuan mungkin akan merasa mengalami kelebihan berat badan overweight. Gizi Anak Usia Sekolah Anak dari golongan usia sekolah memerlukan makanan yang kurang lebih sama dengan yang dianjurkan untuk anak prasekolah terkecuali porsinya harus lebih besar karena kebutuhannya yang lebih banyak, mengingat bertambahnya berat badan dan aktivitasnya. Kebutuhan gizi yang disesuaikan dengan banyak aktifitas yang dilakukan oleh anak usia sekolah sangat memengaruhi. Anak-anak membutuhkan makanan yang bervariasi yang dapat memberikan energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Energi Kebutuhan energi anak usia sekolah berhubungan dengan laju pertumbuhan. Kebutuhan energi individual anak bergantung pada tingkat aktivitas anak dan ukuran tubuhnya. Aktivitas fisik memerlukan energi diluar kebutuhan untuk metabolisme basal. Universitas Sumatera Utara Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan makan sumber karbohidrat, seperti padi-padian, umbi-umbian, dan gula murni. Semua makanan yang dibuat dari dan dengan bahan makanan tersebut merupakan sumber energi. Kebutuhan akan energi berbeda-beda setiap orang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh orang tersebut.Daftar kebutuhan energi pada anak usia sekolah dasar dapat dilihat pada tabel 2.2 Tabel 2.2 Kebutuhan energi pada anak usia sekolah dasar Golongan Usia Berat badan kg Tinggi badan cm Energi kkal 4 – 6 tahun 19 112 1600 7 – 9 tahun 27 130 1850 Pria 10-12 tahun 34 142 2100 Wanita 10-12 tahun 35 145 2000 Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia Karbohidrat Di dalam tubuh, zat-zat makanan yang mengandung unsur karbon dapat digunakan sebagai bahan pembentuk energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Karbohidrat- zat tepung pati adalah makanan yang dapat memengaruhi keperluan akan tenaga ini. Universitas Sumatera Utara Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh, selain itu karbohiddrat juga mempunyai fungsi lain yaitu karbohidrat diperlukan bagi kelangsungan proses metabolisme lemak. Diketahui juga karbohidrat mengadakan suatu aksi penghematan terhadap protein. Daftar kebutuhan karbohidrat pada anak usia sekolah dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Kebutuhan karbohidrat pada anak usia sekolah dasar Golongan Usia Berat badan kg Tinggi badan cm Karbohidratg 4 – 6 tahun 19 112 220 7 – 9 tahun 27 130 254 Pria 10-12 tahun 34 142 289 Wanita 10-12 tahun 35 145 275 Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia Protein Asupan protein yang direkomendasikan untuk anak usia sekolah adalah 0.95 gram protein per kilogram berat badan untuk usia 4-13 tahun laki-laki dan perempuan. Diet vegetarian juga sesuai untuk anak usia sekolah kalau mereka membutuhkan energi yang cukup, makanan protein tambahan, variasi jenis makanan dan tingkat asupan vitamin dan mineral yang adekuat story, 2000 dalam Widodo R, 2009. Memenuhi kebutuhan energi individual anak, protein disiapkan untuk pertumbuhan dan pemulihan jaringan. Berdasarkan daftar Angka Kecukupan Gizi2013, angka Kecukupan protein yang dianjurkan tiap orang per harian pada anak usia sekolah dasar dapat dilihat pada tabel 2.4 Tabel 2.4 Angka kecukupan protein pada anak usia sekolah dasar Golongan Usia Berat badan kg Tinggi badan cm Proteingram 4 – 6 tahun 19 112 35 7 – 9 tahun 27 130 49 Pria 10-12 tahun 34 142 56 Universitas Sumatera Utara Wanita 10-12 tahun 35 145 60 Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia

d. Lemak

Makanan tinggi lemak, khususnya yang mengandung lemak jenuh tinggi dan asam lemak agar dikonsumsi sedikit mungkin. Namun bagaimanapun, konsumsi jumlah yang tepat penting untuk memenuhi kecukupan energi, asam lemak esensial dan vitamin larut dalam lemak. Demi kesehatan WHO menganjurkan agar konsumsi lemak sebesar 15-30 dari kebutuhan energi total. Menurut jenisnya,konsumsi lemak jenuh maksimal sebesar 10 dari kebutuhan energi total, sedangkan untuk lemak tak jenuh sebesar 3-7 Widodo R, 2009.

2.3 Status Gizi

Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan zat gizi dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu Hardiana, 2014. Menurut Almatsier 2009 dalam Ruhayati dan Fatmah 2011 status nutrisi nutritional status adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi siswa yaitu terdiri dari penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung nya yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi yang mungkin diderita, sedangkan penyebab tidak langsungnya yaitu ketahanan pangan keluarga yang merupakan kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga, pola pengasuhan anak yang meliputi sikap ibu atau pengasuh lain dalam hal Universitas Sumatera Utara berhubungan dengan anak, memberikan makan, merawat, menjaga kebersihan, memberi kasih sayang, dan sebagainya. Selain ketahanan pangan keluarga dan pola pengasuhan anak pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan juga merupakan penyebab tidak langsung yang mempengaruhi status gizi siswa.

2.3.1 Kaitan Sarapan dengan Status Gizi