karena jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT tertentu khusus dalam rangka pelaksanaan program atau tugas pemerintah tertentu.
1.5.4.4. Pengertian Hak Milik Atas Tanah
Hak milik merupakan hak atas tanah yang terkuat, terpenuh, dan bersifat turun temurun serta merupakan induk dari hak-hak lain dengan jangka waktu yang tidak terbatas.
Hak Milik bisa dialihkan, dijaminkan, dan diwariskan. Dalam penulisan ini Hak Milik yang maksud adalah berbentuk Sertipikat Hak Milik.
Menurut pasal 20 ayat 1 UUPA adalah hak turun temurun, terkuat, dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Turun temurun: maksudnya Hak Milik atas Tanah
dapat berlangsung terus selama pemiliknya masih hidup dan bila pemiliknya meninggal dunia, maka Hak Milinya dapat dilanjutkan oleh ahli warisnya sepanjang memenuhi syarat
sebagai subjek Hak Milik. Terkuat maksudnya: Hak Milik atas tanah lebih kuat bila dibandingkan dengan hak atas tanah yang lain, tidak mempunyai batas waktu tertentu, mudah
dipertahankan dari gangguan pihak lain, dan tidak mudah hapus. Terpenuh: Hak Milik atas Tanah memberi wewenang kepada pemiliknya paling luas bila dibandingkan dengan hak atas
tanah yang lain, dapat menjadi induk bagi hak atas tanah yang lain, tidak berinduk kepada hak atas tanah yang lain, dan penggunaan tanahnya lebih luas bila dibandingkan dengan hak
atas tanah yang lain. Menurut pasal 50 KUH Perdata, Hak Milik adalah hak untuk menikmati suatu benda
itu dengan sebebas-bebasnya, asal tidak dipergunakan bertentangan dengan Undang-Undang atau Peraturan Umum yang diadakan oleh kekuasaan yang mempunyai wewenang untuk itu
dan asal tidak menimbulkan gangguan terhadap hak-hak orang lain.
Kesemuanya itu dengan tidak mengurangi kemungkinan adanya pencabutan hak itu untuk kepentingan umum, dengan adanya pembayaran
Universitas Sumatera Utara
pengganti kerugian yang layak dan menurut ketentuan Undang-Undang.
1.5.4.5. Pendaftaran dan Penerbitan Hak Milik Atas Tanah
Sertipikat hak atas tanah sebagai produk akhir dari pendaftaran tanah yang diperintahkan oleh hukum, yakni Undang-Undang Pokok Agraria dan Peraturan
pemerintahNomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah telah mengikat bagi para pejabat Badan Pertanahan Nasional untuk menerbitkan sertipikat sebagai alat pembuktian yang kuat
atas pemilikan tanah. Sejak berlakunya PP Nomor 10 tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah, jual beli
dilakukan oleh para pihak dihadapan PPAT yang bertugas membuat aktanya. Dengan dilakukannya jual beli dihadapan PPAT, dipenuhi syarat terang bukan perbuatan hukum
yang gelapyang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Akta Jual Beli yang ditandatangani para pihak membuktikan telah terjadi pemindahan hak dari penjual kepada pembelinya
dengan disertai pembayaran harganya, telah memenuhi syarat tunai dan menunjukan bahwa secara nyata atau riil perbuatan hukum jual beli yang bersangkutan telah dilaksanakan.
Demikian juga menurut PP Nomor 24 tahun 1997 Pasal 3 ayat 1, menghendaki perjanjian jual beli tanah harus dibuat dalam bentuk akta autentik yang dibuat dihadapan para
pejabat yang bewenang, yakni PPAT. Jadi, menurut PP Nomor 24 tahun 1997 pendaftaran jual beli itu hanya dapat
dilakukan dengan Akta PPAT sebagai buktinya. Orang yang melakukan jual beli tanpa dibuktikan dengan Akta PPAT tidak akan dapat memperoleh sertipikat.
Setelah PPAT membuat akta autentik dan telah ditandatangani oleh kedua pihak, dan setelah penjual, pembeli tersebut memenuhi persyaratan, maka PPAT tersebut melakukan
pendaftaran atas tanah tersebut melalui Kantor Badan Pertanahan Nasional dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional setempat.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian Kantor Badan Pertanahan Nasional BPN tersebutlah yang memproses Pendaftaran dan Peralihan Hak tersebut, dan setelah selesai diproses dalam jangka waktu
kurang lebih 2 dua bulan berkas tersebut diterima oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional, maka setelah selesai terbitlah sertipikat atas nama pembeli yang baru tadi. Dan sertipikat itu
telah resmi menjadi hak milik pembeli sepenuhnya.
1.6. Definisi Konsep
Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat ilmu sosial. Dengan
konsep peneliti melakukan abstraksi dan menyederhanakan pemikirannya melalui penggunaan satu istilah untuk beberapa kejadian event yang berkaitan satu dengan yang
lainnya. Adapun yang menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah : 1. Pelayanan Administrasi: hasil pelayanan yang secara kualitas dan kuantitas yang
diberikan oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya dalam hal pelayanan publik. 2. Proses Peralihan Jual Beli Hak Atas Tanah dan pendaftaran Hak Milik atas Tanah
dalam bentuk Sertipikat Hak Milik: pelaksanaan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan untuk melaksanakan kegiatan Pemerintah dalam hal pemindahan nama
dan pendaftaran hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3. Kantor Badan Pertanahan Nasional BPN, yaitu menyusun rencana, menyusun
program, dan penganggaran dalam rangka pelaksanaan tugas pertanahan, pelayanan perijinan, pelaksanaan survey, pengukuran, pemetaan dasar, pelaksanaan
pengendalian pertanahan.
Universitas Sumatera Utara