persyaratan untuk mencapai tujuan. Pada Kantor Pertanahan Nasional Kota Binjai
Prosedurnya sudah maksimal.
c. Waktu : waktu dalam pengurusan Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah sudah
sesuai, waktu dalam pengurusan Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas tanah sebenarnya sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku, hanya saja waktu pengurusan
masyarakat sering bertambah, karena dokumen persyaratan pelayanan administrasi tidak lengkap dikarenakan kurangnya informasi yang diberikan.
d. Biaya : biaya pengurusan Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah pada Kantor
Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai berbeda-beda, sesuai dengan Luas Tanah masing-masing dan Berdasarkan Zona Nilai Tanah per DesaKelurahannya, dan biaya
penambahan seperti biaya PPAT, serta biaya wajib seperti pembayaran PBB, BPHTB
dan PPh yang harus dilunasi oleh pemohon.
e. Hambatan : hambatan yang sering ditemukan dalam Proses Peralihan Jual Beli Hak
Milik Atas Tanah yaitu kurangnya informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat yang belum mengerti pentingnya pendaftaran hak atas tanah. Belum lengkapnya
persyaratan pelayanan administrasi yang dibutuhkan untuk Proses Perallihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah. Banyaknya dokumen pemohon proses Peralihan Hak Atas
tanah yang harus diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan, serta masyarakat yang kurang memahami pentingnya sebuah dokumen yang digunakan sebagai salah
satu persyaratan untuk Proses Peralihan Hak Atas Tanah mereka.
VI.2. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini, yaitu : 1.
Kepada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai, mohon kiranya memberikan informasi yang lengkap dan akurat kepada masyarakat yang belum mengerti dan
Universitas Sumatera Utara
belum paham tentang pertanahan, dan agar pelayanan berikutnya tentang sertipikat dapat dipahami dan dimengerti oleh masyarakat.
2. Kepada masyarakat agar sering bertanya kepada pihak Badan Pertanahan Nasional
tentang pentingnya pendaftaran hak atas tanah dan apa saja yang menjadi persyaratan pelayanan administrasi yang harus dilengkapi dalam pengurusan setiap program yang
ada di Badan Pertanahan Nasional.
Universitas Sumatera Utara
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
II.I. Bentuk Penelitian
Pada penelitian ini metode yang dipakai adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif penelitian ini adalah penelitian yang diarahkan untuk
melihat gejala dan fakta secara sistematis dan akurat sehingga menghasilkan data dari hasil pengamatan penulis.
Adapun alasan penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif adalah untuk melihat bagaimana Pelayanan Administrasi Kantor Pertanahan Dalam Menyelesaikan
Proses Peralihan Hak Milik Atas Tanah Melalui Proses Jual Beli.
II.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Badan Pertanahan Nasional BPN Kota Binjai, di Jalan Samanhudi, Kota Binjai.
II.3. Informan Penelitian
Subjek penelitian yang menjadi informan dalam memberikan informasi terdiri dari : a.
Informan kunci key informan, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
b. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti. c.
Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti.
Adapun informan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah : a.
Informan Kunci, yaitu Kepala Kantor Pertanahan Kota Binjai, Kepala Seksi Hak Atas Tanah dan Pendaftaran Hak Atas Tanah.
Universitas Sumatera Utara
b. Informan Utama yaitu, Kasubsi Peralihan Hak Atas Tanah dan staff-staff pegawai
Kantor Pertanahan Kota Binjai. c.
Informan tambahan, yaitu masyarakat yang pada saat itu sedang berada pada Kantor Pertanahan Kota Binjai.
11.4. Teknik Pengumpulan Data