Pengertian Jual Beli Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah 1. Pengertian Peralihan Hak Milik Atas Tanah

5. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang Pertanahan. 6. Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah. Kantor Pertanahan yang sebagaimana dimaksud sebagai instansi vertikal dari Badan Pertanahan Nasional BPN menurut Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia memiliki agenda kebijakan yaitu : 1. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional. 2. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta sertifikasi tanah secara menyeluruh diseluruh Indonesia. 3. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah land tenureship. 1.5.4. Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah 1.5.4.1. Pengertian Peralihan Hak Milik Atas Tanah Peralihan Hak Milik atas Tanah diatur dalam Pasal 20 ayat 2 UUPA, yaitu Hak Milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. Peralihan Hak Atas Tanah merupakan suatu proses pemindahan hak atas tanah dari Pihak Pertama Penjual kepada Pihak Kedua Pembeli, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Peralihan hak baru terjadi setelah adanya penyerahan levering dari pihak penjual kepada pihak pembeli Pasal 1459 KUHP Perdata. Terhadap hak kebendaan untuk barang tak bergerak penyerahannya dilakukan dengan balik nama dihadapan pegawai kadaster atau pegawai penyimpanan hipotik. Seseuai dengan sifat obligator tadi, maka penyerahan terjadi apabila harga yang diperjanjikan telah dibayar lunas oleh pembeli.

1.5.4.2. Pengertian Jual Beli

Sebelum berlakunya UUPA, yaitu : UU No. 5. Tahun 1960, di Indonesia, telah dikenal 2 dua ketentuan UU berkenaan dengan hukum pertanahan, yakni kitab UU Hukum Perdata dan Hukum Adat dengan berpedoman kepada ketentuan-ketentuan hukum tersebut. Sesuai dengan bunyi ketentuan Pasal 1457 KUH Perdata, bahwa jual beli Universitas Sumatera Utara adalah suatu perjanjian dengan mana pihak penjual mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan kepada pembeli dan membayar dengan harga yang telah diperjanjikan, pada pengertian jual beli menurut KUH Perdata tersebut diatas, tidak dipersoalkan objek yang diperjual belikan, namun dengan demikian dikarenakan jual beli itu adalah suatu perjanjian, maka berlakulah ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata didalamnya. Menurut ketentuan dari pasal ini, bahwa objek yang diperjanjikan harus ditentukan jenisnya untuk mana kemudian dicantumkan didalam perjanjian. Hal ini juga ditegaskan dalam Pasal 1458 KUH Perdata, yang antara lain menyebut, bahwa jual beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak yang pada saat mereka mencapai kata sepakat mengenai objek yang diperjanjikan dan harganya, walaupun hak atas tanah belum diserahkan dan harganya belum dibayar atau telah dibayar sebahagian saja. Menurut Soerjono Soekanto dalam hukum adat Indonesia 1983 : 120, jual beli tanah adalah suatu perbuatan pemindahan hak atas tanah yang bersifat terang dan tunai. Terang berarti, bahwa perbuatan pemindahan hak tersebut harus dilakukan dihadapan pihak yang berwenang seperti Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT, atau jika tanah adat harus dilakukan dihadapan kepala adat yang berperan sebagai Pejabat yang menanggung keteraturan, dan sahnya perbuatan pemindahan hak itu. Dengan tunai maksudnya ialah, bahwa perbuatan pemindahan hak dan pembayaran atas tanah tersebut dilakukan secara kontan atau sebagian sesuai dengan perjanjian. Dengan telah terjadinya jual beli sedemikian itu, tidaklah berarti bahwa haknya sipenjual atas objek perjanjian beralih dengan sendirinya kepada sipembeli. Pengertian jual beli menurut Hukum Adat Indonesia, seperti diketahui bahwa ketentuan Hukum Adat sebagian besar adalah tidak tertulis, demikian jugalah terhadap pengertian jual beli ini. Universitas Sumatera Utara Peralihan hak baru terjadi setelah adanya penyerahan levering dari piihak Penjual kepada pihak Pembeli Pasal 1459 KUH Perdata. Terhadap hak kebendaan untuk barang tidak bergerak penyerahannya dilakukan dengan balik nama dihadapan pejabat yang berwenang seperti Notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah, sesuai dengan sifat obligator tadi, maka penyerahan terjadi apabila harga yang diperjanjikan telah dibayar lunas oleh pembeli. Dalam pasal 26 UUPA, peralihan hak milik melalui jual beli hanya bisa dilakukan dimana pembelinya Warga Negara Indonesia WNI.

1.5.4.3. Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT

Dokumen yang terkait

Peran Badan Pertanahan Nasional Dalam Pelayanan Publik Di Era Otonomi Daerah (Study Kasus Kabupaten Deli Serdang)

7 81 79

Problematika Jual Beli Dan Pendaftaran Tanah Hak Milik Yang Dimiliki Bersama Anak Di Bawah Umur (Studi Di Pematang Siantar)

3 66 129

PERAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA PADANG DALAM PENYELESAIAN SENGKETA HAK MILIK ATAS TANAH.

0 0 6

Prosedur Pendaftaran Peralihan Hak Milik Atas Tanah Dengan Cara Jual Beli di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sukoharjo.

0 0 8

Pelayanan Administrasi Kantor Badan Pertanahan Nasional Dalam Menyelesaikan Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai)

0 0 8

Pelayanan Administrasi Kantor Badan Pertanahan Nasional Dalam Menyelesaikan Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai)

0 0 1

Pelayanan Administrasi Kantor Badan Pertanahan Nasional Dalam Menyelesaikan Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai)

1 0 26

Pelayanan Administrasi Kantor Badan Pertanahan Nasional Dalam Menyelesaikan Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai)

0 0 3

Pelayanan Administrasi Kantor Badan Pertanahan Nasional Dalam Menyelesaikan Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai)

0 0 3

PROSES PEMBUATAN SERTIPIKAT ATAS TANAH NEGARA MENJADI HAK MILIK AKIBAT PERALIHAN JUAL BELI DI KANTOR PERTANAHAN KOTA JAKARTA BARAT

0 0 27