Peralihan hak baru terjadi setelah adanya penyerahan levering dari piihak Penjual kepada pihak Pembeli Pasal 1459 KUH Perdata. Terhadap hak kebendaan untuk barang
tidak bergerak penyerahannya dilakukan dengan balik nama dihadapan pejabat yang berwenang seperti Notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah, sesuai dengan sifat obligator
tadi, maka penyerahan terjadi apabila harga yang diperjanjikan telah dibayar lunas oleh pembeli.
Dalam pasal 26 UUPA, peralihan hak milik melalui jual beli hanya bisa dilakukan dimana pembelinya Warga Negara Indonesia WNI.
1.5.4.3. Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT
Menurut Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004, tentang Jabatan Notaris dalam Pasal 1 satu, disebutkan pengertian Notaris adalah Pejabat umum yang berwenang membuat akta
otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Menurut Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: M.01-
HT.03.01 tahun 2006, tentang Syarat dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemindahan, dan Pemberhentian Notaris dalam Pasal 1 ayat 1, yang dimaksud dengan Notaris adalah pejabat
umum yang berwenang membuat akta otentik dan kewenangan lainnya. Notaris adalah pejabat umum maksudnya adalah seseorang yang diangkat, diberi
wewenangdan kewajiban oleh Negara untuk melayani publik dalam hal tertentu. Notaris merupakan merupakan pejabat publik yang menjalankan profesi dalam
pelayanan hukum kepada masyarakat, guna memberi perlindungan dan jaminan hukum demi tercapainya kepastian hukum dalam masyarakat. Pejabat umum adalah orang yang
menjalankan sebagian fungsi publik negara, yang khususnya dibidang hukum Perdata. Sedangkan yang dimaksud dengan Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT ialah,
pejabat yang berfungsi membuat akta yang bermaksud memindahkan tanah, memberikan hak baru atau membebankan hak atas tanah.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Effendi Perangin dalam Hukum Agraria Indonesia 1994 : 3, Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT adalah pejabat yang berwenang membuat
akta daripada perjanjian-perjanjian yang bermaksud memindahkan hak atas tanah, menggadaikan tanah atau meminjamkan uang dengan hak atas tanah sebagai
tanggungan. Pengertian Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT lebih ditegaskan lagi dalam Undang-
Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang pendaftaran
tanah yang menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1961 yaitu Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta pemindahan hak
atas tanah, pembebanan hak atas tanah dan akta-akta lain yang diatur dengan peratuuran perundang-undangan yang berlaku dan membantu Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional
dalam melaksanakan pendaftaran tanah dengan membuat akta-akta yang akan dijadikan dasar pendaftaran, perubahan data pendaftaran tanah.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 371998, tanggal 5 Maret 1998, Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT terdiri dari PPAT, PPAT sementara
dan PPAT Khusus, dikemukakan bahwa : a.
PPAT adalah : pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai hak atas tanah atau Hak Milik atas Satuan
Rumah Susun, biasanya jabatan ini dirangkap juga oleh Notaris. b.
PPAT Sementara adalah : Pejabat Pemerintah yang ditunjuk karena jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat Akta PPAT di daerah yang belum cukup
terdapat PPAT. c.
PPAT Khusus adalah : Pejabat Badan Pertanahan Nasional yang ditunjuk
Universitas Sumatera Utara
karena jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT tertentu khusus dalam rangka pelaksanaan program atau tugas pemerintah tertentu.
1.5.4.4. Pengertian Hak Milik Atas Tanah