2.3.1. Kehidupan sosial dan budaya Desa Tanjong Pulo Kecamatan Payung Kabupaten Karo
Sosial budaya adalah segala sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut, baik berupa kesenian,
moral, pengetahuan, kepercayaan, dan kemampuan olah pikir dalam bentuk lain yang didapatkan seseorang sebagai anggota masyarakat dan keseluruhan bersifat kompleks.
Jadi dapat disimpulkan sosial budaya mengacu pada kehidupan bermasyarakat yang menekankan pada aspek adat istiadat dan kebiasaan masyarakat itu sendiri.
23
Sangkep Nggeluh adalah ciri khas dari masyarakat Karo. Dengan Sangkep Nggeluh semua masyarakat Karo memiliki tali kekeluargaan dan tidak ada yang tidak
memiliki ikatan kekeluargaan. Hal ini telah menjadi tradisi dari leluhur. Di dalam masyarakat Karo terdapat lima Marga yang menjadi induk dari semua Marga yang
Di dalam mengetahui adat istiadat masyarakat Karo yang harus diketahui yaitu Sangkep Enggeluh yaitu suatu sistem kekeluargaan pada masyarakat Karo yang
disebut dengan “Rakut sitelu Tutur siwaluh Perkade-kaden si sepuloh dua tambah Sada” yang dimaksud dengan Rakut sitelu yaitu Senina, Kalimbubu, dan Anak Beru.
Tutur Siwaluh yaitu Sipemeren, Siparibanen, Sipengalon, Anak Beru, Anak Beru Menteri, Anak Beru Singikuri, Kalimbubu, Puang Kalimbubu. Perkade-kaden
Sepuloh dua yaitu Nini, Bulang, Kempu, Bapa, Nannde, Anak, Bengkilka, Bibi, Permen, Mama, Mami, Bere-bere.Tambah sada yaitu Teman meriah.
23
Adam haris, Kehidupan bersosial.Jakarta:F.a.Lisan,1977,hal.78.
Universitas Sumatera Utara
ada di Karo yang disebut dengan Merga Silima. Kelima Marga tersebut yaitu: Ginting, Sembiring, Perangin-Angin, Tarigan dan Karo-Karo.
Sangkep Nggeluh di dalam Masyarakat Karo juga digunakan di Desa Tanjung Pulo dan menjadi dasar Adat dan Sistem kekerabatan.Seperti halnya dengan
masyarakat Karo lainnya masyarakat Desa Tanjung Pulo juga memakai Sangkep Nggeluh sebagai norma dalam berkehidupan bermasyarakat. Dengan mengetahui
Sangkep Nggeluh maka masyarakat dapat mengetahui Orat tutur yaitu bagaimana kita menyebut panggilan secara adat Karo terhadap seseorang seperti Erbapa Bapak,
Ernande Ibu, Erturang Saudari, Senina Saudara, Mama Paman, dan lain-lain. Pada tahun 1984 ketika Pura dibangun masyarakat Karo masih kental dengan
Adat Sangkep Nggeluh. Begitu juga ketika Pura dibangun masyarakat Tanjung Pulo memiliki rasa gotong royong untuk bekerja. Akan tetapi sekarang generasi muda
tidak ingin tahu akan Sangkep Enggeloh akibat dari perkembangan jaman yang semakin maju dan melupakan budaya yang memiliki nilai membangun karakter yang
berbudaya luhur.
2.3.2. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Desa Tanjung Pulo Kecamatan Payung Kabupaten Karo