Masuknya Agama Kristen dan Islam ke Tanah Karo

4.2.1 Masuknya Agama Kristen dan Islam ke Tanah Karo

Sebelum masuknya Agama Kristen dan Islam ke Tanah Karo masyarakat Karo menganut Agama Pemena yang kemudian berubah menjadi Agama Hindu. Agama Hindu yang dianut masyarakat Karo merupakan Agama pertama yang masuk ke Tanah Karo, kemudian perkembangan Agama di Tanah Karo dimasuki oleh Agama Kristen dan Islam. Menurunnya penganut Agama Hindu di Desa Tanjung Pulo terjadi pada tahun 1965 karena pada tahun ini terjadi pembrontakan G 30 S. Masyarakat Karo yang mayoritas menganut Agama Pemena banyak yang masuk ke Kristen karena takut dianggap atheis. Komunis pada waktu itu dianggap atheis. Pada saat itu juga terjadi pembabtisan massal terhadap masyarakat Karo dan semakin berkuranglah penganut Hindu di Tanah Karo. Di tengah terjadinya Kristenisasi dan banyaknya umat Hindu yang beralih menjadi Kristen penganut Hindu di Desa Tanjung Pulo tetap bertahan dan perkembangan Kristen di Tanjung Pulo tidak begitu cepat. Hal ini terbukti dari masih banyaknya penganut Agama Hindu dan dibangunnya Pura di Desa Tanjung Pulo. Tempat ibadah yang pertama di Desa Tanjung Pulo adalah Pura Sekula Serasi. Menurunnya Agama Hindu di tanah Karo tidak lepas dari proses Kristenisasi. Dimana kristenisasi mempunyai strategi yang sangat membantu masyarakat Karo, hal ini bisa dilihat dari pembangunan rumah sakit, memberikan pendidikan. Hal-hal Universitas Sumatera Utara positif ini yang membuat masyarakat Karo yang dulunya menganut Agama Hindu banyak yang beralih dan masuk menjadi Kristen. 41 Proses Kristenisasi dan Islamisasi di tanah Karo merupakan salah satu faktor eksternal yang menyebabkan penganut Agama Hindu di tanah Karo dan khususnya di desa Tanjung Pulo terjadi penurunan umat yang sangat besar. Kelemahan Parisada Hindu Dharma Indonesia dalam mengantisipasi gejolak ini menyebabkan terputusnya komunikasi Parisada Hindu dharma Indonesia dengan Parisada Hindu Dharma Karo bahkan hubungan Parisada Hindu Dharma Karo dengan Parisada Hindu desa Tanjung Pulo tidak lagi memiliki hubungan yang dekat. Selain itu strategi yang digunakan Parisada Hindu dharma Karo untuk mengatasi permasalahan ini tidak ada yang mendapatkan solusi dan menyebabkan penganut Agama Hindu di Tanah Karo mulai merosot tajam dan diambang kepunahan, dimana didalam persentase penduduk Selain proses kristenisasi menurunnya umat Hindu ditanah Karo khusunya di desa Tanjung Pulo, proses islamisasi juga mempunyai peran dalam penurunan Agama Hindu. Sama halnya dengan Kristenisasi, perkembangan Islam pada tanah karo mendapat tantangan dan penolakan sebagian besar masyarakat karo. Perkembangan Islam diperkirakan pada tahun 1888 yang dibawa oleh para ulama yang berasal dari Aceh, para ulama dari Aceh ini menggunakan cara pengobatan dan ilmu kebatinan hal ini dilakukan tidak terlepas dari pengaruh masyarakat Karo masih menganut Animesme yang cenderung mengarah kearah mistik. 41 Http: search google: masuknya Kristen ditanah Karo, diakses tanggal 20 desember 2016 Universitas Sumatera Utara menurut Agamakepercayaan tahun1999 penganut Agama Hindu di Tanah Karo hanya 0,56 42 Pengajar Agama Hindu identik dengan kata Guru dimana di dalam bahasa Sansekerta yang berarti pengajar atau pemimpin keagamaan maupun spiritual. Di dalam Agama Hindu guru dipandang sebagai pemimpin suci yang memberi kebijakan dan pedoman. Menemukan guru sejati seringkali menjadi syarat mutlak bagi orang yang ingin mencapai pencerahan. .

4.2.2. Tidak tersedianya pengajar Agama Hindu di sekolah yang ada di Desa Tanjung Pulo