Latar Belakang Masalah Perdagangan Komoditi Karet di Daerah Aliran Sungai Batang Hari Jambi Tahun 1906 – 1942

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Jambi merupakan sebuah wilayah kesultanan sejak tahun 1615 -1906. Wilayahnya tercatat membentang 350 kilometer dari Timur ke Barat dan 220 kilometer dari Utara ke Selatan. 1 Jambi memiliki posisi yang sangat strategis yakni di cekungan sebuah sungai yang memiliki banyak anak sungai, Batang Hari merupakan sungai utama yang ada di wilayah Kesultanan Jambi. 2 Sungai Batang Hari berhulu di Pegunungan Bukit Barisan dan bermuara di Selat Berhala. Sungai Batang Hari merupakan sungai yang memiliki kawasan Daerah Aliran Sungai DAS terbesar di Sumatera yang berkelok kelok menyusuri wilayah sepanjang 800 kilometer. Sungai yang menjadi anak sungai Batang Hari terdiri dari Batang Asai,Batang Tembesi, Batang Merangin, Batang Tabir, Batang Tebo, Batang Sumay, Batang Bungo, dan Batang Suliti. Sungai sungai inilah yang memiliki fungsi vital dalam menghubungkan kawasan ulu dan ilir. Sungai Batang Hari menjadi urat nadi utama transportasi yang menghubungkan antar wilayah yang ada di kawasan Kesultanan Jambi. 1 Elsbeth Locher-Scholten, Kesultanan Sumatra dan Negara Kolonial: Hubungan Jambi- Batavia 1830-1907 dan Bangkitnya Imperialisme Belanda, terj. Noor Cholis, Jakarta: KITLV dan Banana, 2008. hal 39 2 Daerah Aliran Sungai DAS Batang Hari merupakan DAS terbesar kedua di Indonesia,mencakup luas areal tangkapan catchment area ± 4.9 juta Ha.Sekitar 76 DAS Batang Hari berada pada provinsi Jambi, sisanya berada pada provinsi Sumatera Barat. DAS Batang Hari juga berasal dan berada di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS dan di Taman Nasional Bukit Duabelas TNBD. Di landscape TNKS terdapat Margo Batin Pengambang dan Margo Sungai Tenang. Sedangkan di Landscape TNBD terdapat Margo Sumay.Sungai Batang Hari merupakan muara dari sembilan hulu anak sungai. Universitas Sumatera Utara 2 Sungai Batang Hari memiliki fungsi yang vital dalam hubungan perdagangan dari Jambi ke Selat Malaka, hal ini telah mendatangkan keuntungan bagi penduduk lokal. Hasil hutan seperti damar, karet, rotan dan kayu dihimpun dan dikirimkan melalui sungai Batang Hari ke pasar pasar di luar Jambi utamanya ke Singapura setelah tahun 1819. 3 Melalui sungai hasil bumi yang terdapat di hulu di bawa ke hilir untuk di perdagangkan dan di ekspor ke luar terutama Singapura dan Penang. 4 Peran sungai selain sebagai jalur perdagangan, juga berguna sebagai jalur untuk menjangkau ke pedalaman. Pada awal sebelum di bangunnya jalan raya, masyarakat melakukan perdagangan melalui sungai. Hal inilah yang menyebabkan transportasi utama masyarakat pada saat itu adalah melalui jalur sungai. 5 Pada umumnya sungai- sungai yang berada di Kawasan Jambi merupakan sarana transportasi yang amat penting karena memiliki kedalaman yang dapat dilayari oleh kapal berukuran 5 sampai 1000 ton bobot mati. Pentingnya sungai dalam kehidupan masyarakat Jambi dapat dilihat dari pemukiman-pemukiman di wilayah Jambi yang berada disepanjang jalur sungai. 6 Masuknya pengaruh Belanda ke wilayah Kesultanan Jambi mulai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Fachrudin yakni pada tahun 1833, ketika Sultan meminta bantuan kepada Belanda untuk mengusir bajak laut yangmenguasai kawasan 3 Elsbeth Locher-Scholten, op.cit., hal. 41. 4 Bambang Triatmodjo, Pelabuhan, Jakarta : Beta Offset, 1992, hlm.7. 5 Edi sumarno, Mundurnya Kota Pelabuhan Tradisional di Sumatera Timur Pada Priode Kolonia, dalam Buletin Historisme Edisi No 22 Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara,2006 hlm. 2. 6 Resosudarmo, ed.,Geografi Budaya Daerah Jambi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hal. 19. Universitas Sumatera Utara 3 penting Kesultanan Jambi yakni di kawasan Sungai Batang Hari yang menjadi pusat ekonomi pada saat itu. Pada tahun 1615 Jan Pieterzoon Coen, Gubernur Jenderal VOC, mengirim dua kapal ke Jambi di bawah pimpinan kepala perwakilan dagang opperkoopman Sterck. Selain tujuan kunjungan untuk memberantas bajak laut jugamenyelidiki kemungkinan perdagangan di Jambi. 7 Setelah bantuan diberikan oleh Belanda kemudian muncul korte verkelaring atau perjanjian pendek yang berisikan tentang penguasaan dan perlindungan Negeri Jambi diserahkan kepada Belanda, Pemerintah Belanda memiliki hak untuk membangun kekuatan di Kesultanan Jambi. 8 Perjanjian inilah yang menyebabkan masuknya imperialis modern ke Jambi. 9 Pada tahun 1876 Perhimpunan Geografi Kerajaan Belanda atau KoninklijkNederlandsAardrijkskundig Genootschap KNAG menyarankan dilakukan survey mengenai kelayakan sungai Batang Hari dilayari dari Gassing yang terletak di Hulu Batang Hari hingga ke Hilir Batang Hari. Hal ini dilakukan untuk mengeksplorasi jalur transportasi lain bagi kepentingan angkutan Batu Baradari Ombilin. 10 7 Taufik Abdullah, Reaksi terhadap Perluasan Kuasa Kolonial: Jambi dalam Perbandingan, Prisma 11 1984, hlm. 13. 8 Tim penyusun, Sejarah Perjuangan Rakyat Jambi, Jambi: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jambi,2000,hlm.66. 9 Imperialisme modern adalah istilah dalam historiografi untuk memaparkan periode 1870- 1914, yakni saat negara-negara Barat merampas kekuasaan di wilayah-wilayah non-lat Barat, terutama Asia dan Afrika. 10 Elsbeth Locher-Scholten,op.cit., hal. 171. Sebab Batu Bara merupakan salah satu komoditi yang sangat dibutuhkan sebagai penggerak pelayaran dari Eropa ke Asia. Universitas Sumatera Utara 4 Sungai Batang Hari pada awalnya menjadi salah satu pilihan bagi penyaluran hasil Batu Bara dari Ombilin, namun hasil survey yang dilakukan menyatakan sungai Batang Hari tidak layak untuk jalur pengangkutan Batu Bara dari Ombilin. Hal ini karena muatan kapal lebih kecil dari muatan gerbong yang diangkut menggunakan kereta api. Pilihan penggunaan rel kereta api sebagai pengangkut Batu Bara Ombilin merupakan sebuah hal yang dianggap lebih rasional. Sehingga penggunaan sungai Batang Hari sebagai pengangkut hasil Ombilin di kesampingkan. Sungai- sungai merupakan urat nadi utama transportasi di Jambi. Para penduduk biasanya bertempat tinggal di kawasan tepi sungai. Namun pada musim kemarau aliran sungai Batang Hari tidak dapat dilalui, hal ini karena debit air pada musim kemarau mengalami penurunan yang mengakibatkan aliran sungai pada beberapa bagian mengalami surut sehingga memutus jalur antara Jambi Hulu dan Jambi Hilir. 11 Pada tahun 1900 perekonomian Jambi tidak terlalu berarti, hal ini dikarenakan perdagangan total daerah lain yang lebih besar, perdagangan Jambi yang didominasi oleh hasil hutan hanya memiliki nilai keseluruhan f 653.000 per tahun, jumlah Namun pada musim hujan debit air sungai Batang Hari mengalami peningkatan, sehingga tidak jarang luapan air sungai meluber sampai ke pemukiman warga yang ada di tepian sungai. Walaupun sungai merupakan sarana transportasi paling utama di Jambi namun pada tahun 1920 mulai dibangun sarana infrastruktur jalan raya untuk menjangkau wilayah pemukiman yang tidak dilalui sungai. 11 Ibid., hal. 40. Universitas Sumatera Utara 5 tersebut kurang dari 1 persen dari jumlah statistik perdagangan Hindia Belanda. 12 Namun, pada tahun 1925 pendapatan Jambi dari hasil karet sangat menakjubkan yakni 46.000.000 gulden per tahun, jumlah yang menakjubkan ini menduduki tempat teratas dari berbagai jenis komoditi ekspor Hindia Belanda. 13 Penyaluran hasil karet ini tidak terlepas dari penggunaan sungai Batang Hari sebagai jalur untuk menyalurkan hasil karet dari kawasan Jambi Hulu ke Jambi Hilir. Perdagangan hasil karet di kuasai oleh pedagang – pedagang Cina. Para pedagang Cina mengumpulkan karet langsung dari petani karet yang berada jauh di pedalaman Jambi dengan menggunakan kapal kapal beroda hekwieler. 14 Dalam mengumpulkan karet pada tahun 1925 di Jambi terdapat 2 kongsi kapal beroda milik orang Cina, yang setiap minggunya melakukan dua kali perjalanan dalam mengumpulkan karet. Hubungan antara Jambi dan Singapura dilayani tiga kapal milik kongsi kapal Cina, dua diantaranya merupakan pengangkut karet. Hal ini menjadikan pedagang Cina menjadi pelaku utama dalam memonopoli penyaluran maupun perdagangan. Selain itu pedagang Cina juga memiliki jaringan pemilik pabrik remilling di Singapura. 15 Kedatangan Koninklijke Paketvaart Maatschapitj KPM pada tahun 1926 telah menggeser sejenak monopoli pedagang-pedagang Cina dari kekuasaannya 12 Ibid., hal. 321. 13 Ibid., hal. 323 14 Lindayanti, “Perkebunan Karet Rakyat di Jambi pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda, 1906-1940”, Arikel sejarah 5, hal 40. 15 Ibid. Universitas Sumatera Utara 6 dalam bisnis pengangkutan hasil karet. 16 Hal ini karena KPM menambah armadanya untuk mengangkut hasil karet dari Jambi, selain itu KPM membayar hasil karet rakyat sesuai dengan harga pasar. 17 Permintaan yang tinggi ini di imbangi oleh semakin banyak warga Jambi yang melakukan penanaman karet secara besar-besaran, perkembangan karet rakyat di Jambi mengalami peningkatan secara signifikan berdampak pada kehidupan masyarakat Jambi pada saat itu. Perkembangan yang terjadi pada perdagangan Aktifitas yang dilakukan oleh KPM menguntungkan bagi pedagang karet pribumi sehingga menyebabkan banyaknya pengapalan karet yang dilakukan KPM yang memperkuat kedudukan pedagang perantara pribumi. Dari uraian di atas, penelitian ini diberi judul Perdagangan Komoditi Karet di Daerah Aliran Sungai Batang Hari Jambi tahun 1906 -1942. Periode waktu yang dipilih dalam penelitian ini adalah tahun 1906 -1942. Pada tahun 1906 merupakan periode dimana masuknya tanaman karet ke Kesultanan Jambi, masuknya komoditi ini menjadi penyebab majunya perekonomian Jambi secara signifikan. Terutama karena pertumbuhan perusahaan otomotif banyak membutuhkan Ban sebagai salah satu komponen utamanya, sehingga permintaan yang banyak terhadap karet menyebabkan harga karet yang cukup tinggi di pasaran internasional pada saat itu. 16 Elsbeth Locher-Scholten, op.cit., hal. 323. 17 Lindayanti, op.cit.,hal. 41. Universitas Sumatera Utara 7 komoditi karet ini tidak terlepas dari keberadaan Sungai Batang Hari yang memiliki peran sangat vital dalam penyaluran dan perdagangan karet. Tahun 1942 menjadi akhir periode penelitian, karena pada tahun ini perdagangan karet di Jambi mengalami kemerosotan, karena disebabkan terjadinya perang dunia ke II. Sehingga permintaan akan karet di pasaran internasional mengalami penurunan. Turunnya permintaan terhadap karet ini memberikan dampak yang cukup luas bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Jambi.

1.2. Rumusan Masalah