Masuknya Tanaman Karet di Jambi.

31 karet. Tanaman karet merupakan tanaman tropis yang membutuhkan sinar matahari yang cukup, minimal 5 – 7 jam per hari. 45 Masuknya tanaman karet di Jambi melalui perantara orang Sumatra yang melakukan ibadah Haji ke Mekkah dan pada saat kembali singgah ke Singapura sebelum kembali ke Jambi, pada saat di Singapura ini para Jamaah Haji ini membeli bibit-bibit karet untuk ditanam di Jambi.Selain para Jamaah Haji yang singgah di Singapura, para pedagang-pedagang Cina juga menjadi perantara masuknya tanaman karet di Jambi.Selain itu Pemerintah Hindia Belanda melalui Residen O.L. Helfrich kemudian secara resmi memperkenalkan tanaman Hevea brasiliensis di Jambi.Residen O.L.Helfrich memulai dengan membuat kebun-kebun percobaan.

3.1. Masuknya Tanaman Karet di Jambi.

Penanaman karet oleh penduduk Jambi dilakukan pertama kali pada 1904, dan pada mulanya penanaman karet masih dilakukan terbatas pada perkebunan percobaan pemerintah yang berada di sekitar ibukota Jambi.Keterlibatan rakyat Jambi dalam penanaman karet tidak terlepas dari pengaruh keberhasilan tanaman karet di Malaka yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. 46 45 Didit Heru Agus Andoko.Petunjuk Lengkap Budi daya Karet ed. Revisi. Jakarta: Agro Media. 2008. hal. 41. 46 Ibid.,.hal 87. Kebun-kebun percobaan tersebut dibuat pada daerah Muara Tembesi dan Bangko.Setelah berhasil dengan kebun-kebun karet percobaan, Residen O.L.Helfrich memberikan bantuan bibit kepada penduduk. Universitas Sumatera Utara 32 Penanaman karet di Jambi meningkat dan pada tahun 1912 karet Jambi mulai mendapatkan tanggapan baik di pasar internasional.Pada tahun ini karet Jambi laku di pasar Singapura f 5200.00 per ton. 47 Sejak saat itu penduduk mulai ramai menanam tanaman karet secara besar besaran. Hal ini dapat terlihat dari tahun 1912 jumlah pohon karet di Karesidenan Jambi mencapai angka lebih dari 2000.000 batang pohon padahal pada tahun 1907 tanaman karet baru mencapai angka 5796 batang pohon. 48 Pada awal penanaman karet di Jambi, petani bisa mendapatkan bibit karet dari pedagang Cina. Dalam menjual bibit karet ke petani pedagang Cina menyediakan dua cara yakni; cara pertama petani dapat membeli bibit karet berupa biji, kemudian petani sendiri lah yang melakukan penyemaian bibit karet dan cara kedua petani dapat membeli bibit karet yang sudah berupa tanaman muda. Bibit karet yang masih berupa biji karet dijual oleh pedagang Cina dengan harga 25 sen per 1000 biji, dan Terjadinya pembukaan secara besar-besaran perkebunan karet di Jambi, terjadi karena beberapa alasan yakni, pembukaan perkebunan rakyat di Jambi dapat dilakukan dengan mudah hal ini karena, lahan untuk membuka perkebunan tersedia sangat luas tanpa perlu melakukan penyewaan tanah.Penduduk dapat membuka lahan selama wilayah penggarapan masih berada di wilayah kelompoknya. Selain itu faktor lain yang menjadi penunjang terjadinya pertambahan kebun karet karena bibit dan tanaman muda karet dapat diperoleh dengan mudah. 47 Jang A. Muttalib,’’Suatu Tinjauan mengenai Beberapa Gerakan Sosial di Jambi pada perempatan pertama abad ke 20’’, dalam Prisma, No. 8 Agustus 1980,Tahun IX,hlm.29. 48 Ibid. Universitas Sumatera Utara 33 harga 1000 pohon karet muda dengan tinggi 30-40 cm adalah f 7 sampai dengan f 14, pohon muda ini di tanam dengan cara yang masih sederhana, yakni dengan melubangi tanah dengan kayu runcing dengan jarak yang berdekatan kemudian benih ditutup dengan tanah. 49 Sumber : A.L. Samson,”Een en Ander over de Bevolkingsrubber in de Afdeeling Moeara Boengo van de Residentie Djambi” dalam Tikjdschrift voor het Binnenlnadsch Bestuur, Batavia; G.Kollf Co,1913, hlm. 292. Tabel 3.1 Jumlah Pohon Karet di Karesidenan Jambi 1907-1912 Perkebunan karet rakyat sebagian besar berada di sekitar pinggiran sungai, hal ini terjadi karena letak pemukiman penduduk di Jambi berada di sepanjang pinggiran sungai. Lalu-lintas warga yang utama melalui jalur sungai, sehingga pengangkutan hasil karet akan mudah dan cepat bila dilakukan melalui jalur sungai. Selama beberapa tahun antara tahun 1907-1912 penanaman karet di Jambi mengalami 49 Lindayanti, op.cit.,hal. 36. DISTRIK 1907 1908 1909 1910 1911 1911 Jambi 8.750 33.886 138.941 382.398 290.829 252.452 Muara Tembesi 1.260 635 362 938 44.903 206.312 Muara Tebo - 350 200 9.940 18.119 101.430 Sarolangun 2.223 2.088 4.947 53.454 48.676 137.640 Bangko - - 209 4.206 14.320 44.137 Muara Bungo 750 4.298 6.380 21.429 53.595 113.228 Kerinci 14 42 197 7.810 500 317 Total 13.000 41.300 151.256 480.175 470.942 855.516 Universitas Sumatera Utara 34 peningkatan yang cukup signifikan.Walaupun perkembangan penanaman karet terjadi hasil dari karet tersebut belum dapat dirasakan oleh rakyat Jambi, hal ini karena tanaman karet masih belum berproduksi.Pada tahun 1907-1912 perekonomian rakyat Jambi masih bergantung dari hasil hutan. Setelah karet Jambi mendapatkan penerimaan di pasar internasional, banyak penduduk Jambi secara besar besaran menanam tanaman karet.Penanaman karet yang terjadi menjadikan karet sebagai komoditi ekspor terpenting diantara hasil hutan lainnya.Jambi yang pada saat itu merupakan salah satu produsen besar karet di Hindia Belanda. Karet telah menjadi mata pencaharian utama rakyat Jambi dan perkebunan karet terdapat hampir di seluruh Jambi.Tetapi di beberapa daerah seperti Distrik Bangko dan Jambi tidak dapat di tanami oleh karet.Wilayah tersebut yaitu; pada Distrik Bangko ada wilayah seperti marga Serampas, Pembarap, dan Pangkalan Jambu, pada wilayah ini karet tidak dapat tumbuh dengan baik. Pada Disrtik Jambi terdapat wilayah seperti di marga Tungkal ilir dan daerah sepanjang pantai Jambi yang tidak dapat ditanami tanaman karet, namun masyarakat pada marga tersebut bergerak dalam bidang tanaman kelapa. 50 Bertambahnya kebun karet secara besar-besaran terjadi pada tahun1924- 1925.Pada tahun-tahun ini areal padi yang seharusnya ditanami padi, terjadi pengalih fungsian lahan.Penanaman karet ini disebabkan oleh harga karet yang cukup tinggi 50 Lindayanti, op.cit.,hal. 37. Universitas Sumatera Utara 35 sehingga menyebabkan penduduk mulai mengabaikan penanaman padi, jumlah banyaknya pohon karet di karesidenan Jambi dapat dilihat pada tabel. Tabel 3.2 Jumlah Pohon Karet Rakyat di Beberapa Distrik Keresidenan Jambi tahun 1924 Sumber :Lindayanti,Junaidi T. Noor dan Ujang Harjadi, Jambi dalam Sejarah 1500- 1942,Jambi: Jambi Heritage,2013,hlm.95. Pesatnya perkembangan perkebunan karet rakyat di Jambi terjadi setelah tahun 1920 yang diawali dengan krisis karet yang terjadi pada awal 1920-an dan di DISTRIK 1907 1908 1909 1910 1911 1911 Jambi 8.750 33.886 138.941 382.398 290.829 252.452 Muara Tembesi 1.260 635 362 938 44.903 206.312 Muara Tebo - 350 200 9.940 18.119 101.430 Sarolangun 2.223 2.088 4.947 53.454 48.676 137.640 Bangko - - 209 4.206 14.320 44.137 Muara Bungo 750 4.298 6.380 21.429 53.595 113.228 Kerinci 14 42 197 7.810 500 317 Total 13.000 41.300 151.256 480.175 470.942 855.516 Universitas Sumatera Utara 36 ikuti dengan pembatasan produksi karet pada 1922 dan peningkatan permintaan karet dunia yang mengakibatkan harga karet dunia naik, terutama pada 1925.Ketika peraturan Stevenson’s Scheme 51 Dalam satu hari seorang penyadap karet dapat menyadap pohon karet sebanyak kurang lebih 400 pohon. telah berjalan selama satu tahun. Karena di Hindia Belanda peraturan ini tidak diberlakukan, maka produksi semakin melonjak tinggi bahkan melampaui komoditas lainnya.

3.2 Pengumpulan dan Perdagangan Hasil Karet.