Masuknya Pengaruh Belanda ke Jambi

27

2.4. Masuknya Pengaruh Belanda ke Jambi

Semakin melemahnya kekuasaan Kesultanan Jambi pada masa sultan bayangan menyebabkan Belanda semakin menekan secara terus menerus ke pada Kesultanan Jambi.Jatuhnya kesultanan Jambi ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda di tandai oleh menyerahnya Pangeran Ratu Sultan Ahmad Zainuddin dan inilah menjadi awal pemerintah Hindia Belanda menguasai Jambi. Langkah awal penguasaan pemerintah Hindia Belanda atas Jambi, pemerintah Belanda mulai mengatur pemerintahan Jambi dengan menjalankan peraturan sementara.Setelah tunduknya kesultanan Jambi pemerintah Belanda secara resmi menggabungkan wilayah Jambi dengan Karesidenan Palembang sebagai Afdeeling. Kebijakan ini tertera dalam Keputusan Pemerintah Hindia Belanda Gouvenements-Besluit 11 Agustus 1903 No. 23 yang diubah dengan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda Gouvenements-Besluit 1904 No. 3. 40 Pembentukan pemerintahan Karesidenan Jambi pada tahun 1906 Dengan demikian Jambi mulai menjalankan pemerintahan dibawah pemerintahan Karesidenan Palembang. 41 40 G. J. Velds, De Onderwerpring van Djambi in 1901 – 1907, Batavia: Departement van Oorlog, hlm. 109. 41 Staatsblad van Nederlandsch Indie, 1906, No. 187. Baca Juga Bataviaasch nieusblad” De toestand in Djambi”.tanggal 18 Mei 1906, lembar ke-5. , membuat pemerintahan Belanda harus merombak ulang sistem pemerintahan di wilayah Jambi yang sebelumnya disatukan dengan Karesidenan Palembang.Sistem pemerintahan yang di terapkan oleh pemerintah Belanda mengikuti sistem pemerintahan di wilayah Universitas Sumatera Utara 28 kekuasaan Belanda lainnya.Pemerintahan Karesidenan dipimpin oleh seorang residen .O.L. Helfrich. Pada awal kepemimpinannya Residen O.L. Helfrich mulai menata ulang sistem pemerintahan yang ada di Jambi. Hal ini merupakan tuntutan pemerintah Belanda untuk menjalankan sistem pemerintahan modern kedalam pemerintahan Jambi. Dalam menjalankan pemerintahannya residen di bantu oleh pemerintahan daerah atau afdeeling yang dibentuk melalui pembagian wilayah. Berdasarkan pembagian wilayahnya, Karesidenan Jambi di bagi menjadi 5 afdeeling. 42 Masuknya Belanda ke Jambi memberikan dampak terhadap pembagian wilayah menjadi berdasarkan marga marga. Masing-masing afdeeling diberikan seorang kontrolir yang bertanggung jkawab atas afdeelingnya.Afdeeling-afdeeling yang ada kemudian dibagi menjadi beberapa distrik yang dikepalai oleh Demang. Distrik-distrik yang ada di bagi menjadi onderdistrik yang dikepalai oleh Asisten Demang, kemudian Asisten Demang dibantu oleh Pasirah atau Kepala Adat dan yang terakhir adalah Penghulu yang mengepalai sebuah kampung. 43 42 Staatsblad van Nederlandsch Indie, 1906, No. 261. 43 Istilah Marga Berasal dari Palembang dengan Maksud hukum adat.Marga yang dimaksud merupakan pembagian wilayah berdasarkan distrik adat. Baca Bambang Suwondo, op.cit., hlm 46. Dengan penentuan batas-batas daerah masing-masing. Setiap marga dipimpin oleh seorang kepala marga atas dasar pemilihan.Demikian pula, kepala-kepala kampung ditetapkan berdasarkan hasil pemilihan. Universitas Sumatera Utara 29 Berdasarkan peta Schetkaart Resindentie Djambi Adatgemeenschappen Marga’s, Tahun 1910, maka daerah-daerah di Jambi telah dibagi berdasarkan Margo.Seperti Margo Batin Pengambang, Margo Batang Asai, Cerminan Nan Gedang, Datoek Nan Tigo. Sedangkan di Merangin dikenal Luak XVI yang terdiri dari Margo Serampas, Margo Sungai Tenang, Margo Peratin Tuo, Margo Tiang Pumpung, Margo Renah Pembarap dan Margo Sanggrahan. Sedangkan Di Tebo dikenal dengan Margo Sumay. Batang Hari Margo Petajin Ulu, Margo Petajin Ilir, Margo Marosebo, Kembang Paseban. Sedangkan di Muara Jambi dikenal Margo Koempeh Ilir dan Koempeh Ulu, Jambi Kecil.Di Tanjabbar dikenal dengan Margo Toengkal ilir, Toengkar Ulu.Dan di Tanjabtim dikenal Margo Berbak, Margo Dendang Sabak. Selain Margo juga dikenal Batin. Seperti Batin Batin II, III Hoeloe Hulu, Batin IV, Batin V, Batin VII, Batin IX Hilir, Batin VIII dan Batin XIV. Setiap Margo atau batin mempunyai pusat pemerintahan.Misalnya pusat pemerintah Margo Batin Pengambang di Moeratalang, Margo Serampas di Tanjung Kasri, Sungai Tenang di Jangkat, Peratin Tuo di Dusun Tuo, Sanggrahan di Lubuk Beringin, Sumay di Teluk Singkawang. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah