22 lokasi Puskesmas. Apalagi angkutan umum yang melewati Puskesmas itu sangat
sedikit membuat Puskesmas sulit dijangkau sebagian masyarakat. Dari sudut pandang sumber daya manusia pelaku kesehatannya,
Puskesmas Bandar khalipah hanya memiliki beberapa dokter. Namun dokter tersebut jarang ada di tempat. Dengan kata lain dokter yang ada tidak melayani
sesuai dengan jam kerja yang seharusnya, ditambah lagi pelayanan yang belum maksimal seperti masih tampak adanya keluhan yang terjadi seperti perawat yang
kurang ramah dan petugas kesehatan yang masih lamban dalam menangani, masih adanya pegawai nakal yang meminta “ uang minum” untuk pegurusan surat-surat
serta ketidakdisiplinan pegawai seperti waktu datang dan pulang yang tidak jelas. Hal ini jelas membuat pasien merasa kecewa.
Berdasarkan uraian di atas, penulis sadar kesehatan adalah sesuatu hal yang penting dan harus di dukung dengan sebuah pelayanan yang baik pula,
karena itu penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judul
“Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang.
”
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana efektivitas pelayanan
Universitas Sumatera Utara
23
kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Desa Bandar Khalipah ?”.
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dengan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Desa
Bandar Khalipah.
I.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah: a.
Manfaat Ilmiah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dan informasi tambahan bagi dunia pendidikan.
b. Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pemerintah maupun pihak pengelola Puskesmas dalam rangka peningkatan
efektivitas pelayanan kesehatan sehingga kualitas pelayanan semakin baik untuk ke depannya.
c. Manfaat Praktis
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti dalam hal mengaplikasikan ilmu dalam hal administrasi dan kebijakan di bidang kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
24
I.5 Kerangka teori
Menurut Kerlinger dalam Singarimbun 1995: 37, teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, definisi dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosiak secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep dan kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir
untuk menunjukkan perspektif yang digunakan dalam memandang fenomena sosial yang menjadi obyek penelitian.
Terkadang banyak orang yang menyamakan makna efektivitas dengan efisiensi, namun sebenarnya keduanya memiliki makna yang berbeda. Efektivitas
merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat menggunakan konsep-konsep dalam
Menurut Arikunto 2002: 92, Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan variable pokok, sub variable atau pokok masalah yang ada dalam penelitian.
Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan
referensi dalam penelitian. Kerangka teori diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Adapun
kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
I.5.1 Efektivitas
Universitas Sumatera Utara
25 teori manajemen dan organisasi khususnya yang berkaitan dengan teori
efektivitas. Atmosoeprapto 2002 :139 menyatakan Efektivitas adalah melakukan hal yang benar, sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, atau
efektivitas adalah sejauh mana kita mencapai sasaran dan efisiensi adalah bagaimana kita mencampur segala sumber daya secara cermat.
Menurut Stoner dalam Kurniawan 2005 :106 menekankan pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan efektivitas
adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Efektivitas dalam kegiatan organisasi dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang
menunjukkan sejauh mana sasaran telah dicapai. Sumaryadi 2005:105 berpendapat dalam bukunya bahwa organisasi dapat dikatakan efektif bila
organisasi tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Efektivitas umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif dan
operasional. Menurut Silalahi 2002:10, efektivitas menunjuk pada keberhasilan
pencapaian sasaran-sasaran organisasi dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Sedangkan Tangkilisan 2005:139, efektivitas
organisasi adalah keseimbangan atau pendekatan secara optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan dan pemanfaatan tenaga manusia.
Ditinjau dari aspek ketepatan waktu maka menurut Siagian 2002 :171, efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya,
Universitas Sumatera Utara
26 tepat waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah
dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan. Efektivitas memiliki tiga tingkatan sebagaimana yang didasarkan oleh
David J. Lawless dalam Gibson, Ivancevich dan Donnely 1997: 25 antara lain : 1.
Efektivitas Individu Efektivitas Individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang
menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari organisasi. 2.
Efektivitas kelompok Adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu saling bekerja sama
dalam kelompok. Jadi efektivitas kelompok merupakan Jumlah kontribusi dari semua anggota kelompoknya;
3. Efektivitas Organisasi
Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok. Melalui pengaruh sinergitas, organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang lebih
tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya.
Selain itu, Gibson, Ivancevich dan Donnely 1997 :31 memberikan batasan dalam kriteria efektivitas organisasi melalui pendekatan teori sistem
antara lain: 1.
Produksi Produksi merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan
mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
27 2.
Efisiensi Konsep efisiensi didefinisikan sebagai angka perbandingan antara output
dengan input. Ukuran efisiensi harus dinyatakan dalam perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan waktu atau dengan output.
3. Kepuasan
Kepuasan menunjukkan sampai di mana organisasi memenuhi kebutuhan para karyawan dan pengguna.
4. Adaptasi
Kemampuan adaptasi adalah sampai seberapa jauh organisasi dapat menenggapi perubahan ekstern dan intern.
5. Perkembangan
Organisasi harus dapat berkembang dalam organisasi itu sendiri untuk memperluas kemampuannya untuk hidup terus dalam jangka panjang.
6. Hidup terus
Organisasi harus dapat hidup terus dalam jangka waktu yang panjang.
Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah di tentukan sebelumnya. Dengan kata lain segala sesuatu
dikatakan efektif apabila tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya tercapai.
Maka dapat disimpulkan bahwa konsep tingkat efektivitas organisasi menunjuk pada tingkat sejauh organisasi melaksanakan kegiatan atau fungsi-
Universitas Sumatera Utara
28 fungsi sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan
secara optimal alat-alat dan sumber-sumber yang ada, ketepatan waktu dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk melaksanakan tugas tersebut yang
dapat dilihat dari kuanlitas maupun kuantitas dan dapat bermanfaat bagi anggota- anggota yang ada di sekitarnya.
Dengan membaca uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa efektivitas berhubungan dengan empat hal yaitu :
a. Pencapaian tujuan yang telah disepakati, sebuah kegiatan yang
dikatakan efektif apabila tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. b.
Penyelesaian pekerjaan tepat waktu, sebuah pekerjaan dikatakan efektif apabila pekerjaan tersebut dilakukan secara tepat waktu.
c. Kemampuan sumber daya manusia untuk melaksananan tugas ataupun
pekerjaannya. d.
Adanya manfaat yang nyata yang dirasakan oleh masyarakat yang ada di sekitarnya.
Masih soal effektivitas, ada beberapa pendekatan terhadap efektivitas. Pendekatan- pendekatan itu adalah :
1. Pendekatan sasaran Goal Approach
Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil merealisasikan suatu lembaga yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran
Universitas Sumatera Utara
29 dalam pengukuran efektivitas dimulai dengan menidentifikasi sasaran
orgainisasi dalam pencapaian sasaran tersebut.
2. Pendekatan Sumber System Resources Approach
Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang
dibutuhkannya. Suatu lembaga harus dapat memperoleh berbagai amcam sumber dan juga memelihara keadaan dan sistem agar dapat menjadi
efektif.
3. Pendekatan Proses Internal Proses Approach
Pendekatan proses menganggap efektivitas sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses
internal berjalan dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian yanga da berjalan secara terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan
lingkungan melainkan memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakuakan terhadap sumber-sumber yang dimiliki lembaga, yang
menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan lembaga.
Universitas Sumatera Utara
30
I.5.2 Pelayanan I.5.2.1 Definisi Pelayanan
Seperti yang telah dijelaskan diatas pelayanan merupakan salah satu tugas pokok pemerintah. Secara umum pelayanan dapat diartikan dengan melakukan
perbuatssan yang hasilnya ditujukan untuk kepentingan orang lain, baik perorangan, maupun kelompok atau masyarakat. Menurut Keputusan Menteri
Negara Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003, disebutkan bahwa pelayanan adalah Segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di
pusat, di daerah, dan di lingkungan badan usaha milik negara daerah dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Menurut Gronroos yang dikutip dari Ratminto 2005: 2, pelayanan adalah
suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata tidak dapat diraba yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antar konsumen dengan
karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh organisasi pemberi pelayanan yang dimaksudnya untuk memecahkan untuk memecahkan permasalahan
konsumen atau pelanggan. Moenir 2000: 27 berpendapat pelayanan hakikatnya adalah serangkaian
kegiatan, karena itu ia merupakan proses, sebagai proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam
masyarakat. Menurut Lijan Poltak 2006: 5, Pelayanan adalah setiap kegiatan
Universitas Sumatera Utara
31 yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan ,dan menawarkan
kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara fisik. Menurut Paimin 2007: 164, Pelayanan adalah serangkaian kegiatan suatu
proses pemenuhan kebutuhan orang lain secara lebih memuaskan berupa produk jasa dengan sejumlah ciri seperti tidak terwujud ,cepat hilang, lebih dapat
dirasakan daripada memilki, dan pelanggan lebih dapat berpartisispasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka pelayanan dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang dilakukan suatu oraganisasi yang ditujukan untuk konsumen atau
masyarakat umum yang berbentuk jasa untuk memenuhi kebutuhan. Ada pun dua bagian konsep pelayanan yang ada di Indonesia yaitu :
1. Pemerintah memberi pelayanan secara langsung melalui dinas daerah.
Pada kategori ini kebijakan yang harus dilakukan guna mengoptimalkan pelayanan pada masyarakat adalah unit dinas di daerah agar lebih mampu
memudahkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Pemerintah menyerahkan fungsi pelayanan kepada masyarakat atau
swasta. Hal ini dilakukan karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Pemerintah berfungsi mendorong peran serta masyarakat dan swasta
dalam memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan pengawas terhadap fungsi pelayanaan yang telah
diberikan.
Universitas Sumatera Utara
32
I.5.2.2 Fungsi Pelayanan
Pelayanan memiliki beberapa fungsi yang diberikan oleh pemerintah. Fungsi tersebut dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Fungsi pelayanan masyarakat Publik Service Functions
a. Pendidikan
b. Kesehatan Masyarakat
c. Kesehatan Lingkungan
d. Penataan Jaringan Jalan dan Taman
e. Penyediaan Air Bersih
2. Fungsi Pembangunan Development Functions
a. Perencanaan Pembangunan Fisik, Sosial Ekonomi, Sosial
Budaya b.
Kebijakan Pengembangan Perekonomian sesuai dengan potensi daerah kerajinan tangan, pariwisata, perdagangan, industri
untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengangguran. c.
Mengatur Perizinan, memfasilitasi hubungan dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan daerah secara ekonomi
maupun fisik. d.
Mendorong Partisipasi Masyarakat, secara langsung melalui Lembaga Swadaya Masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
33 3.
Fungsi Ketertiban dan Ketentraman Prospective Functions a.
Penciptaan ketertiban dan ketentraman b.
Perlindungan terhadap bencana alam
c. Perlindungan terhadap kebakaran
I.5.3 Pelayanan publik I.5.3.1 Definisi Pelayanan Publik
Pelayanan publik menjadi fokus studi disiplin ilmu administrasi publik Indonesia, masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan
penyelesaian yang komprehensif. Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat terus mengalami pembaruan, baik dari sisi paradigma maupun
format pelayanan seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan di dalam pemerintah itu sendiri. Meskipun demikian, pembaruan
dilihat dari dua sisi tersebut belumlah memuaskan, bahkan masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang tidak berdaya dan termarginalisasikan dalam
kerangka pelayanan. Pelayanan publik merupakan segala kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga Negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik. Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 2009, pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peratuaran perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan
Universitas Sumatera Utara
34 penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administrative yang disediakan
oleh penyelenggara peleyanan publik. Menurut Ratminto 2005:5, Pelayanan publik adalah segala bentuk
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tangguang jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di
pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sementara menurut Kurniawan 2005: 4, Pelayanan publik adalah
pemberian layanan melayani keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang
telah ditetapkan. Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pelayanan publik adalah keseluruhan pelayanan yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah kepada publik didalam suatu organisasi atau instansi untuk
memenuhi kebutuhan penerima pelayanan publik masyarakat. Ruang lingkup pelayanan publik menurut Undang-Undang Nomor 25
tahun 2009, Pelayanan Publik meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Dalam ruang lingkup tersebut, termasuk pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan,
Universitas Sumatera Utara
35 jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata,
dan sektor strategis lainnya. Adapun penyelenggara pelayanan publik adalah lembaga dan petugas
pelayanan publik baik pemerintah daerah maupun Badan Usaha Milik daerah yang menyelenggarakan pelayanan publik. Sedangkan penerima pelayanan publik
adalah orang perorangan dan atau kelompok orang dan atau badan hukum yang memiliki hak, dan kewajiban terhadap suatu pelayanan publik Rohman, Ahmad
ainur. 2008: 3.
I.5.3.2 Bentuk-bentuk pelayanan publik
Pemerintah merupakan pihak yang memberikan pelayanan bagi masyarakat. Adapun didalam pelaksanaannya pelayanan ini terdiri dari beberapa
bentuk. Menurut Moenir 2010: 190, bentuk pelayanan itu terdiri dari : 1. Pelayanan lisan
Pelayanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas dibidang hubungan masyarakat, dibidang layanan informasi dan di bidang-bidang lain yang
tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan.
2. Pelayanan berbentuk tulisan Ini merupakan jenis pelayanan dengan memberikan penjelasan melalui
tulisan di dalam pengelolahan masalah masyarakat. Pelayanan dalam bentuk tulisan ini terdiri dari dua jenis yakni:
Universitas Sumatera Utara
36 a.
Pelayanan yang berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan kepada orang-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka dalam
berurusan dengan institusi atau lembaga. b.
Pelayanan yang berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan, pemberianpenyerahan, pemberitahuan dan lain sebagainya.
3. Pelayanan berbentuk perbuatan Dalam kenyataan sehari-hari jenis layanan ini memang tidak terhindar dari
layanan lisan , jadi antara layanan perbuatan dan layanan lisan sering bergabung. Hal ini disebabkan karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam
hubungan pelayanan secara umum. Hanya titik berat terletak pada perbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh orang yang berkepentingan. Jadi tujuan utama yang
berkepentingan ialah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan hanya sekedar penjelasan dan kesanggupan secara lisan. Disini
faktor kecepatan dalam pelayanan menjadi dambaan setiap orang, disertai dengan kualitas hasil yang memadai.
I.5.3.3 Azas pelayanan publik
Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguan jasa, penyelenggara pelayanan harus memenuhi azas-azas pelayanan sebagai berikut
Ratminto, 2005: 19 : a.
Transparansi
Universitas Sumatera Utara
37 Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan
dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. b.
Akuntabilitas Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. c.
Kondisional Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan
tetap berpegang teguh pada prinsip efisiensi dan efektivitas. d. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan public dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.
e.Kesamaan Hak Tidak diskriminatif dalam arti tidak membeda-bedakan suku, ras, agama,
golongan, gender, dan status ekonomi. f. Keseimbangan hak dan kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan public harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Lembaga administrasi Negara membuat beberapa kriteria pelayanan publik yang baik, antara lain meliputi, kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, kemauan
ketebukaan, efisiensi, ekonomis, dan keadilan merata, ketepatan waktu serta kriteria kua ntitatif.
Universitas Sumatera Utara
38
I.5.3.4 Prinsip-prinsip pelayanan publik
Berdasarkan keputusan menteri pendayagunaan aparatur Negara nomor 63 tahun 2003, dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan harus
memenuhi beberapa prinsip yaitu: 1. Kesederhanaan , prosedur tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah,
cepat , tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. 2. Kejelasan mencakup beberapa hal antara lain :
a. Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan umum. b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertangguang jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalansengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.
c. Rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayaran. 3. Kepastian waktu. Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan. 4. Akurasi. Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
5. Rasa aman. Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
6. Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertangguang jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian
keluahan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
Universitas Sumatera Utara
39 7. Kelengkapan sarana dan prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan
sarana teknologi telekomunikasi dan informatika. 8. Kemudahan akses. Tempat dan lokasi serta sarana prasarana kerja yang
memadai dan mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telematika.
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan. Pemberi layanan harus bersikap disiplin, sopan, dan santun, ramah serta memberikan pelayanan yang ikhlas.
10. Kenyamanan. Lingkungan pelayanan harus tertib, disediakan ruang tunggu yang nyaman , bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi
dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.
I.5.4 Pelayanan Kesehatan I.5.4.1 Definisi Pelayanan Kesehatan
Sebelum kita membahas mengenai pelayanan kesehatan terlebih dahulu kita harus mengetahui definisi dari kesehatan. Kesehatan berdasarkan Undang-
Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 1 ayat 1 didefinisikan sebagai Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Jadi pengertian kesehatan cakupannya sangat luas, mencakup sehat fisik maupun non
fisik jiwa, sosial, ekonomi. Sedangkan upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
Universitas Sumatera Utara
40 untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah
dan atau masyarakat. Dalam pasal 1 juga tertuang definisi jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat adalah suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan asas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan
dan dengan mutu yang terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara praupaya. Dalam pasal 3 menjelaskan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pasal 8
menjelaskan bahwa pemerintah bertugas menggerakkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan
fungsi sosial sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu tetap terjamin.
Menurut Sutadi 2005 :10, Pelayanan kesehatan merupakan komoditi yang unik dan khusus, tidak dapat disamakan dengan komoditi lain karena
pelayanan yang diberikan berupa jasa, sehingga sulit untuk mencapai kepuasan pelanggan. Dalam pengertian ini, pelayanan kesehatan disamping sebagai suatu
usaha untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat, sekaligus juga dalam rangka usaha pembinaan, pengembangan pemanfaatan sumber daya manusia.
Maka Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara,
Universitas Sumatera Utara
41 meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat. Berdasarkan rumusan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa bentuk dan
jenis pelayanan kesehatan tergantung dari beberapa faktor yaitu: 1.
Pengorganisasian pelayanan; pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan secara sendiri atau bersama-sama sebagai anggota
dalam suatu organisasi. 2.
Tujuan atau ruang lingkup kegiatan; pencegahan penyakit, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, penyembuhan
pengobatan dan pemulihan kesehatan. 3.
Sasaran pelayanan; perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan memilik tiga fungsi yang saling berkaitan, saling berpengaruh dan saling bergantungan , yakni fungsi sosial fungsi untuk
memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat pengguna pelayanan kesehatan, fungsi teknis kesehatan fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan
masyarakat pemberi pelayanan kesehatan, dan fungsi ekonomi fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan institusi pelayanan kesehatan. Ketiga fungsi
tersebut ditanggung jawab oleh tiga pilar utama pelayanan kesehatan yaitu, masyarakat yang dalam prakteknya dilaksanakan bersama antara pemerintah dan
masyarakat, tenaga teknis kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga professional
Universitas Sumatera Utara
42 kesehatan, dan tenaga administrasimanajemen kesehatan
manajemenadministrator kesehatan.
I.5.4.2 Sasaran pelayanan kesehatan
Menurut Hodgetts dan Cascio dalam Azwar 1996 : 36 , Pelayanan kesehatan dapat dibagi menjadi dua bagian utama jika dilihat berdasarkan
sasarannya : 1. Pelayaanan kesehatan personal Personal health services maksudnya sasaran
pelayanan kesehatan ini adalah untuk pribadi atau perorangan. 2. Pelayanan kesehatan lingkungan Environmental health services yaitu sasaran
pelayanan kesehatan ini adalah lingkungan, kelompok, atau masyarakat.
I.5.4.3 Syarat pokok pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang baik memiliki berbagai persyaratan pokok. Syarat pokok yang dimaksud yaitu sebagai berikut :
1. Tersedia dan berkesinambungan Yaitu syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah
pelayanan kesehtaan tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat berkesinambungan. Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
oleh masyarakat tidak sulit ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat selalu ada ketika dibutuhkan.
2. Dapat diterima dan wajar
Universitas Sumatera Utara
43 Pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adapt istiadat, kebudayaan, keyakakinan, dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat
tidak wajar bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik. 3. Mudah dicapai
Lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Dengan demikian maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting, pelayanan
kesehatan yang terlalu terkonsentrasi pada perkotaan saja dan tidak ditemukan di daerah pedesaaan bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
4. Mudah dijangkau Dapat dilihat dari segi biaya, untuk dapat mewujudkan keadaan yang
seperti ini harus diupayakan biaya pelayanan kesehatan yangb sesuai dengan kemempuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal dan hanya
bisa dijangkau oleh sebagian masyarakat bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
5. Bermutu Maksudnya menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan. Dan dipihak lain tata cara penyelenggaraan sesuai kode etik serta
standar yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
44
I.5.4.4 Stratifikasi pelayanan kesehatan
Menurut Azwar 1996 :41 dalam bukunya yang berjudul “ Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan “ , Staratifikasi pelayanan kesehatan yang dianut
setiap Negara tidaklah sama, namun secara umum berbagai strata ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu :
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama primary health services Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan kesehatan
yang bersifat pokok, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan ambulatoryout patient services.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua Pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan yang lebih lanjut,
telah bersifat rawat inap in patient services dan untuk menyelenggarakannya telah dibutuhkan tenaga spesialis.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga Pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan yang
bersifat lebih komplek dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga subspesialis.
I.5.4.5 Tujuan pelayanan kesehatan
Tujuan pelayanan kesehatan sesuai dengan visi dan misi pembangunan kesehatan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Visi
Universitas Sumatera Utara
45 pembangunan kesehatan Indonesia yaitu :”gambaran masyarakat Indonesia yang
dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat,bangsa, dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pola kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
diseluruh wilayah republik Indonesia” DepKes RI . Visi kesehatan Indonesia dilaksanakan melalui misi yang juga ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan Reepublik Indonesia. Misi pembangunan kesehatan Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan Para penanggung jawab program pembangunan harus memasukkan
pertimbangan kesehatan didalam semua kebijakan pembangunannya. Program yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan diharapkan untuk tidak
dilaksanakan. b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup mendiri
Kesehatan merupakan tangguang jawab individu, masyarakat, pemerintah dan swata, itu artinya kesehatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah ,
masyarakat juga harus mandiri menjaga kesehatannya sendiri. c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,merata, dan
terjangkau.
Universitas Sumatera Utara
46 d. Menjangkau dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
beserta lingkungan tanpa meninggalkan upaya penyembuhan penyakit.DepKes RI
I.5.5 Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas I.5.5.1 Definsi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat PUSKESMAS merupakan sebuah wadah kesehatan yang lahir untuk menjawab semua masalah pelayanan kesehatan yang
ada. Puskesmas adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebaga unit pelaksaan teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan upaya
penyuluhan, pencegahan, dan penanganan kasus-kasus penyakit di wilayah kerjanya secara terpadu dan terkoordinasi. Definisi Puskesmas berdasarkan
Kepmenkes No 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas adalah unit pelaksana teknis UPT dinas kesehatan kabupatenkota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja UPT tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan.
Puskesmas hadir sebagai upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memadai dan memiliki jangkauan luas bagi masyarakat. Tujuan umum
pelayanan kesehatan melalui puskesmas adalah untuk terselenggaranya upaya kesehatan masyarakat yang bermutu, merata, terjangkau, dan peran serta
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
47 Menurut KepMen kesehatan tersebut, Dalam menjalankan tugasnya
Puskesmas memiliki beberapa usaha pokok tentang Kebutuhan Dasar Puskesmas, dimana beban pokok Puskesmas dikurangi dari 18 menjadi 6 yaitu :
1. Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
2. Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Kesehatan Lingkungan
4. Pemberantasan Penyakit Menular
5. Promosi Kesehatan
6. Pengobatan
Dalam menciptakan efektifitas pegawai harus juga memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat. Menurut Putu Sudayasa 2009, Ada lima nilai dasar
dalam aspek pelayanan kesehatan yang sebaiknya selalu dijunjung tinggi oleh para pegawai dan aparat kesehatan, dalam upaya memberdayakan masyarakat
untuk hidup bersih dan sehat. Lima nilai dasar tersebut adalah:
1. Bertindak Cepat dan Tepat
Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan atau tindakan kesehatan, terhadap kasusmasalah yang bisa bersifat mendadak emergency
maupun mendesak urgency. Tepat dalam melaksanakan proses pelayanan kesehatan sesuai prosedur tetap protap atau standar operasional prosedural
SOP yang telah ditentukan.
2. Berpihak Kepada Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
48 Masyarakat sebagai subyek pelayanan, berhak menentukan jenis pelayanan
kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang dihadapinya. Masyarakat sebagai obyek pelayanan, wajib diberikan pelayanan kesehatan yang bermutu agar
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
3. Meneggakkan Kedisiplinan:
Disiplin kerja adalah menegakkan semangat kerja dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau sasaran pelayanaan. Disiplin
Administrasi adalah melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan secara tertib, teratur, terarah, terbuka dan terukur.
4. Menunjukkan Transparansi :
Menunjukkan keterbukaan pelayanan, dengan aturan kerja yang jelas, ringkas dan tuntas, sehingga bisa dipahami oleh sasaran pelayanan. Menunjukkan
keterbukaan anggaran, sesuai tata hukum dan peraturan yang berlaku dalam lingkup pelayanan kesehatan
5. Mewujudkan Akuntabilitas:
Hasil kegiatan pelayanan diarahkan secara bertanggungjawab terhadap institusi internal didalam lingkup pelayanan kesehatan dan kepada institusi
eksternal diluar lingkungan pelayanan kesehatan. Tanggungjawab terhadap masyarakat, sangat penting sekali karena menyangkut upaya peningkatan
Universitas Sumatera Utara
49 pemberdayaan
derajat kesehatan masyarakat secara holistik. http:www.puskel.comhakikat-5-nilai-dasar-pelayanan-kesehatan-puskesmas.
Diakses pada tanggal 5092011 pukul 11:10 wib.
I.5.5.2 Fungsi Puskesmas
Berdasarkan Kepmenkes No 128 Tahun 2004, Puskesmas memiliki beberapa fungsi yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas, diantaranya:
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Dalam hal ini Puskesmas selalu berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yg
berwawasan kesehatan. Selain itu juga aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah
kerjanya. Serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya,
serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
50 3.
Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi : a.
Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayannan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi private Goods dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu rawat inap. b.
Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat umum Public Goods dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan menyembuhkan penyakit dan pemuluhan kesehatan. Pelayaanan kesehatan tersebut
antara lain adalah promosi kesehatan, memberantas penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
Universitas Sumatera Utara
51
I.5.6 Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Salah satu upaya untuk mengurangi variasi proses adalah dengan melakukan standarisasi. Proses standarisasi. Meliputi penyusunan, penerapan,
monitoring, pengendalian ,serta evaluasi dan revisi standar Koentjoro, 2007 :24. Dalam PP 1022000 dijelaskan standar adalah spesifikasi teknis atau
sesuatu yang dilakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat
keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, yakni perkembangan masa kini dan
masa yang akan datang, untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya 2007:25.
Standar pelayanan minimal bidang kesehatan sangat terkait dengan indikator Indonesia sehat 2010, karena baik SPM bidang kesehatan maupun
indikator Indonesia sehat 2010 sama-sama memberikan target-target yang harus dicapai dalam pelayanan public bidang kesehatan. Standar pelayanan minimal
bidang kesehatan untuk tingkat nasional diatur dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457 MENKESSKX2003 tentang standar pelayanan
minimal bidang kesehatan di kabupaten kota. Dalam pasal 2 KEPMENKES tersebut diamanatkan kabupatenkota untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan sesuai standar pelayanan minimal. Adapun target yang merupakan SPM
Universitas Sumatera Utara
52 bidang kesehatan tingkat nasional adalah sebagai berikut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1457 MENKESSKX2003 Ratminto. 2005: 271 :
a. Pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi: 1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90
3. Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk 100 4. Cakupan kunjungan neonatus 90
5. Cakupan kunjungan bayi 90 6. Cakupan bayi berat lahir rendah BBLR yang ditangani 100
b. Pelayanan kesehatan anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah 1. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah
90 2. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga
kesehatan atau tenaga terlatih guru UKS Dokter kecil 100 3. Cakupan pelayanan kesehatan remaja 80
C. Pelayanan Keluar Bencana 1. Cakupan peserta aktif KB 70
d. Pelayanan Imunisasi 1. Desa Kelurahan Universal Child Immunization UCI 100
e. Pelayanan Pengobatan Perawatan 1. Cakupan rawat jalan 15
Universitas Sumatera Utara
53 2. Cakupan Rawat Inap 1,5
f. Pelayanan Kesahatan Jiwa 1. Pelayanan kesehatan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum 15
g. Pemantauan Pertumbuhan Balita 1. Balita yang naik berat badannya 80
2. Balita Bawah Garis Merah 15 h. Pelayanan Gizi
1. Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun 90 2. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 90
3. Cakupam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi bawah garis merah dari keluarga miskin 100
4. Balita gizi buruk mendapat perawatan 100 i. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi dasar dan komprehensif
1. Akses terhadap ketersediaan darah dan komnen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus 80
2. Ibu hamil resiko tinggi komplikasi yang ditangani 80 3. Neonatal resiko tinggi komplikasi yang ditangani 80
j. Pelayanan gawat darurat 1. Sarana kesehatan dan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat
diakses masyarakat 90 k. Penyelenggaraan penyelidikan epidemologi dan penanggulangan kejadian luar
biasa KLB dan gizi buruk
Universitas Sumatera Utara
54 1. Desa kelurahan mengalami KLB yang ditangani 24 jam 100
2. Kecamatan bebas rawan gizi 80 l. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit polio
1. AFP rate per 100.000 penduduk 15 tahun 1 m. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit TB paru
1. Kesembuhan penderita TBCBTA positif 85 n. Pencegahan dan Pembrantasan penyakit ISPA
1. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani 100 o. Pencegahan dan Pembrantasan penyakit HIV AIDS
1. Klien yang mendapatkan penanganan HIV AIDS 100 2. Infeksi menular seksual yang diobati 100
p. Pencegahan dan pembrantasan penyakit Demam Berdarah Dengue DBD 1. Penderita DBD yang ditangani 100
q. Pencegahan dan pembrantasan penyakit Diare 1. Balita dengan diare di tangani 100
Dan lainnya.
I.5.7 Peran Pemerintah dalam Regulasi Pelayanan Kesehatan
Regulasi pelayanan kesehatan Ratminto, 2005 : 25 adalah upaya publik
untuk memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap perilaku dan fungsi organisasi maupun perorangan yang menyediakan pelayanan
kesehatan. Diterapkan otonomi daerah bukan berarti organisasi pelayanan
Universitas Sumatera Utara
55 kesehatan di daerah dapat melakukan kegiatan pelayanan secara bebas tanpa
adanya kendali. Peran pemerintah pusat dan masyarakat diperlukan sebagai pengendali melalui kegiatan regulasi. Peran pemerintah pusat tersebut tentunya
juga dapat diwujudkan melalui lembaga masyarakat yang dipercaya dan mendapatkan otoritas untuk melakukan kegiatan regulasi. Pada dasarnya kegiatan
regulasi diperlukan untuk mengendalikan kegiatan pelayanan kesehatan agar dilaksanakan sesuai persyaratan yang berlaku, yang dapat dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat. Persyaratan regulasi disusun agar organisasi pelayanan kesehatan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dengan memperhatikan nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat, antara lain akuntabilitas pelayanan publik, keragaman
yang ada di masyarakat, keseimbangan dan keadilan, pilihan masyarakat terhadap pelayanan publik dan swasta, pembiayaan kesehatan kebutuhan masyarakat
terhadap keterbukaan informasi, dan perlindungan terhadap lingkungan. Disamping mengendalikan mutu pelayanan kesehatan, regulasi juga dilakukan
untuk melindungi masyarakat terhadap kegagalan pasar, meningkatkan efisiensi pelayanan, dan mencegah terjadinya diskriminasi pelayanan terhadap masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
56
I.6 Definisi Konsep
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,keadaan kelompok, atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995:37. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari
variabel yang diteliti. Oleh karena itu untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka penulis mengemukakan definisi konsep
dari penelitian ini yaitu : Efektivitas adalah tingkatan sejauh mana suatu organisasi dapat
melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsinya sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan secara optimal alat-alat
dan sumber-sumber yang ada. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat. Maka dapat disimpulkan, Efektivitas pelayanan kesehatan adalah tingkatan
sejauh mana suatu organisasi dapat melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsinya dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
57
I.7 Sistematika Penulisan