Hubungan Faktor Risiko Keadaan Sanitasi Kamar Awak Kapal dengan Keberadaan Vektor

5.3. Hubungan Faktor Risiko Keadaan Sanitasi Kamar Awak Kapal dengan Keberadaan Vektor

Keberadaan vektor juga banyak dijumpai di kamar awak kapal sebagai salah satu faktor risiko. Dari 54 kapal, kamar awak kapal yang keadaan sanitasinya berisiko sebesar 38 atau 70,4 dan yang tidak berisiko sebesar 16 atau 29,6. Dari 38 kapal tersebut yang menunjukkan keberadaan vektor pada kamar awak kapal sebesar 30 kapal atau 78,9 dan 8 kapal atau 21,1 yang tidak menunjukkan adanya vektor. Hasil uji statistik Chi-Square dapat disimpulkan ada hubungan antara kamar awak kapal dengan keberadaan vektor dimana nilai ρ=0.0260,05. Nilai OR yaitu 4,821 artinya keadaan sanitasi kamar awak kapal yang berisiko mempunyai peluang 4,8 kali adanya keberadaan vektor dibanding yang tidak berisiko. Hal tersebut sangat sangat relevan karena pada kamar awak kapal mempunyai risiko yang tinggi dan keberadaan vektor kecoa yang tinggi pula. Dari hasil penelitian di lapangan pada umumnya kamar awak kapal terletak dibagian bawah lambung kapal. Sebagian besar ventilasi tidak sesuai, sehingga tidak terjadi sirkulasi udara dan membuat kelembaban kamar menjadi tinggi, ditambah lagi dengan penghuni kamar lebih dari 4 orang. Tingkat kebersihan belum memadai, masih banyak ditemukannya sampah berserakan di lantai kamar. Sehingga mempunyai celah vektor kecoa bersembunyi dan berkembang biak. Keadaan kamar yang lembab sangat disukai oleh kecoa dan sampah tempat kecoa mencari makan breeding place serta barang-barang anak buah kapal yang berserakan dan tidak Universitas Sumatera Utara disimpan pada tempatnya, menjadi media bagi vektor kecoa bersembunyi resting place dan berkembang biak Untuk meningkatkan keadaaan sanitasi kamar awak kapal agar tidak berisiko tingkat kebersihannya baik tidak terlihat kotoran, sampah dibuang pada tempatnya, barang-barang tersusun rapi, ventilasi cukup artinya terjadinya sirkulasi udara yang baik, sehingga kamar tidak lembab dan berbau dan ditambah dengan ventilasi mekanis untuk mendukung ventilasi alam. Pencahayaan 5-10 fc, atau bisa digunakan untuk membaca. Tidak boleh lebih dari 4 orang untuk 1 kamar tidur Wijanarko, 2006. Menurut PP No.7 tahun 2000 menyatakan: luas lantai kamar tidur ABK paling sedikit 2,00 M 2 untuk kapal yang berukuran lebih kecil dari 500 GT atau 1.415M 3 , 2,35 M 2 untuk kapal yang berukuran 500 GT atau 1.415 M 3 dan 2,78 M 2 untuk kapal yang berukuran 3000 GT atau 8.490 M 3 . Disekat dari cuaca panas, dan dingin serta kedap air, gas dan kebisingan. Tidak memiliki pintu langsung keruang muatan. Kamar awak kapal yang merupakan faktor risiko dalam penelitian ini sebagian besar belum sesuai dengan kriteria kesehatan kapal. Hal ini dapat dilihat sebagian besar kapal yang berisiko dan ditemukannya vektor.

5.4. Hubungan Faktor Risiko Keadaan Sanitasi Toilet dengan Keberadaan Vektor

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Pencegahan Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di Kelurahan Aek Nauli Kecamatan Siantar Selatan Kota Pematangsiantar tahun 2013

3 102 120

Hubungan Faktor Fisik Di Kapal Dan Di Pelabuhan Tembilahan Dengan Keberadaan Tikus

6 102 81

Pengaruh Sanitasi Dan Manajemen Kapal Terhadap Kepemilikan Sertifikat Sanitasi Kapal Pada Pelabuhan Lhokseumawe

26 176 104

Pengaruh Determinan Perilaku Anak Buah Kapal (ABK) Terhadap Pengendalian Vektor Penular Penyakit Pada Kapal Yang Sandar Di Pelabuhan Belawan

9 152 155

Hubungan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi Dan Pantang Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

2 14 169

Kajian Analisis Risiko Keberadaan Tempat Pemotongan Ayam di Kawasan Pondok Rumput Bogor terhadap Penyebaran Penyakit Avian Influenza

1 9 40

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Kapal dan Keberadaan Vektor Pembawa Penyakit (Larva Nyamuk, Musca Domestica, Periplaneta Americana dan Tikus) Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2016

50 253 142

Hubungan Sanitasi Kapal Dengan Tanda-Tanda Keberadaan Tikus Pada Kapal Yang Berlabuh Di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin

3 6 8

Arthropoda sebagai vektor yang mampu menularkan penyakit dapat berperan sebagai vektor penular dan sebagai intermediate host (Slamet, 2011). 2.1.1.1 Arthropoda Sebagai Vektor Penular

0 0 21

STUDI KONDISI TINGKAT SANITASI PADA KAPAL PENUMPANG DI WILAYAH KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) KELAS I MAKASSAR TAHUN 2011

1 3 110