BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Faktor Risiko dan Keberadaan Vektor
5.1.1. Faktor Risiko
Besarnya risiko atau probabilitas seseorang yang akan menjadi sakit akibat terpajan oleh suatu faktor penyebab penyakit, dan faktor penyebab penyakit tersebut
dikatakan sebagai faktor risiko Rahman, 2005. Sedangkan IHR, 2005 menyatakan: faktor risiko faktor yang bisa menyebabkan terbawa masukkeluarnya penyebaran
penyakit lintas negara yang punya potensi menimbulkan PHEIC melalui lingkungan pelabuhan, bandara dan PLBD. Faktor risiko dalam penelitian ini adalah seluruh
kapal kargo dan barang yang singgah di pelabuhan Tembilahan, faktor risiko di kapal yang diteliti yaitu keadaan sanitasi pada kompartemen kapal yaitu: deck, kamar awak
kapal, toilet, dapur dan gudang persediaan makanan. Kalau keadaaannya tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan risiko kesehatan masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54 kapal yang diobservasi ternyata yang paling berisiko adalah kamar awak kapal yaitu 38 kapal atau 70,4,
sedangkan yang paling kecil risikonya adalah deck yaitu 7 kapal atau 13. Hal ini perlu dilakukan lagi pembenahan dan pengawasan faktor risiko dengan meningkatkan
keadaan sanitasi yang lebih optimal terhadap kompartemen kapal yang berpotensi menimbulkan penyakit. Sesuai dengan ketentuan yaitu agar
meniadakanmenghilangkan sumber penularan penyakit di kapal, kapal tetap dalam
Universitas Sumatera Utara
keadaan bersih sewaktu berangkat dan berlayar dan penumpang maupun ABK senang berada di dalamnya Permenkes 530, 1987. Sasaran pemeriksaan kapal yang dapat
menimbulkan risiko penyakit antara lain: dapur, kamar awak kapal, ruang rakit makan dan gudang persediaan makanan, deck serta kolam renang WHO, 2007.
Dari faktor risiko kamar awak kapal yang berisiko umumnya adalah masalah tingkat sanitasi yang tidak sesuai dengan kriteria kesehatan kapal. Hal ini sesuai
dengan penelitian Saifullah 2010, bahwa kapal yang mempunyai risiko tinggi perlu pembenahan terhadap sanitasi kapal.
5.1.2. Keberadaan Vektor
Keberadaan vektor dalam penelitian ini di lihat ada atau tidaknya vektor di kapal, yang di amati pada setiap ruangan di kapal yang merupakan faktor risiko untuk
menyebarnya suatu penyakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 54 kapal yang di observasi ternyata yang paling tinggi ditemukan vektor kecoa adalah toilet
sebanyak 30 atau 85,7 dari 35 yang berisiko dan kamar awak kapal sebanyak 30 atau 78,9 dari 38 yang berisiko. sedangkan yang paling rendah ditemukan kecoa
yaitu deck sebanyak 6 atau 85,7 dari 7 yang berisiko. Hal ini perlu diambil tindakan penanggulangan dalam menghilangkan vektor penyakit di kapal sebagai
langkah agar tidak terjadi risiko kesehatan terhadap awak kapal. Tindakan yang diambil yaitu dengan hapus serangga. Sesuai regulasi menyatakan hapus serangga
adalah tindakan untuk mengendalikan atau membunuh serangga penular penyakit atau vektor yang ada di bagasi, kargo, peti kemas, alat angkut, barang dan paket pos
IHR, 2005. Hal ini sangat memungkinkan untuk terjadinya perkembangbiakan
Universitas Sumatera Utara
vektor kecoa karena tingkat kebersihan dapur tidak memenuhi kriteria kesehatan kapal. Menurut Depkes 2007 bahwa persebaran vektor melalui alat angkut adalah
suatu keadaan yang tidak dapat dipungkiri. Hal ini sesuai dengan penelitian Tambunan 2011 sanitasi kapal mempunyai hubungan dengan keberadaan vektor di
kapal. Artinya semakin jelek sanitasi kapal maka kompartemen yang ada di dalam kapal merupakan faktor risiko untuk terjadinya risiko terpajan penyakit yang dialami
oleh awak kapal akibat berkembangbiaknya vektor penular penyakit di kapal.
5.2. Hubungan Faktor Risiko Keadaan Sanitasi Deck dengan Keberadaan Vektor