Kemampuan BinatangVektor Yang Sering Ditemui Di kapal

2.2. Kemampuan BinatangVektor Yang Sering Ditemui Di kapal

Binatangvektor yang sering ditemui di kapal antara lain adalah tikus, kecoa, dan nyamuk. 1. Tikus Lingkungan manusia sangat disenangi oleh tikus, ada 2 dua hal menarik yakni tersedianya makanan dan tempat istirahat, bermain-main maupun bersarang. Namun apabila tidak ada makanan pastilah akan semakin tidak disenangi dan mereka akan segera meninggalkan tempat tersebut. Kemampuan fisik tikus yaitu menggali lubang dalam tanah di luar dan atau di dalam rumah sebagai tempat bersarang, biasanya berbentuk mangkuk berdiameter lebih kurang 20 cm. Memiliki kemampuan memanjat pohon, bangunan atau tempat tinggi yang sangat baik, bahkan dapat memanjat vertikal di dalam pipa yang berukuran 3 inch. Memiliki kemampuan meloncat setinggi 60 cm, sejauh kurang lebih 40 cm dan dari ketinggian 5 meter tikus juga dapat meloncat ke bawah. Mempunyai kebiasaan menggigit dan mengerat kayu, papan, bahan makanan, pembungkus barang. Tujuan menggigit dan mengerat barang adalah untuk menjaga agar gigi tidak terlalu panjang. Dapat menyelam selama 30 detik, suhu air yang rendah tidak memengaruhi kemampuan tikus untuk berenang. Disamping kemampuan fisik, tikus juga memiliki kemampuan indera, antara lain: penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa dan peraba. Untuk mengetahui ada tidaknya tikus antara lain: Dropping, Runways, Growing, Borrow, bau, tikus hidup dan ditemukannya bangkai tikus Wijanarko, 2008. Universitas Sumatera Utara 2. Kecoa Kecoa merupakan salah satu dari serangga kapal, disamping serangga rumah dan bangunan. Pada malam hari kecoak aktif mencari makan di dapur, gudang makanan, tempat sampah dan saluran air. Kecoa mampu membawa Ootheca atau sarang telur yang diletakkan dipunggungnya selama beberapa minggu. Mampu terbang, mampu beradaptasi walau terbawa dalam barang pada alat angkut, termasuk kapal, mampu berjalan dari gedung ke gedung lain atau dari saluran ke saluran lain, taman, selokan dalam tanah ke tempat kehidupan manusia. Suka makan tinja manusia dan suka menginjak-injak kotoran maupun sampah pada waktu mencari makanannya. Mampu mengeluarkan cairan dari mulut dan bagian lain dari tubuhnya, sehingga mengakibatkan bau di area atau makanan yang diinjaknya. Jenis kecoa yang banyak terdapat di Indonesia Periplaneta americana, Periplaneta australasiae, Supella longipalpa Wijanarko, 2008. 3. Nyamuk Berdasarkan tempat hidupnya dikenal 2 tingkatan: tingkatan dalam air dan tingkatan diluar tempat berair. Jadi untuk kalangsungan hidupnya sangat diperlukan air. Kemampuan hidup dalam air pada saat nyamuk masih berupa telur, larva, dan kepompong, sedangkan setelah menjadi nyamuk dewasa kehidupannya akan berada di luar air dan mampu terbang setelah menghirup udara. Nyamuk betina hanya kawin 1 kali selama hidupnya, setelah 24-28 jam keluar dari kepompong. Nyamuk mencari darah siang dan malam hari dan ada yang mulai dari senja sampai menjelang pagi. Universitas Sumatera Utara Nyamuk senang dengan darah manusia dan juga darah hewan. Nyamuk mampu terbang antara 50 sampai 100 meter untuk jenis Aedes Aegypti. Belkin 1945 dan Perry 1946, melaporkan bahwa jarak terbang Anopheles Farauti lebih kurang 800 meter. Penyebaran nyamuk secara aktif menyebar menurut kebiasaan terbangnya, sedangkan secara pasif nyamuk terbawa angin atau kendaraan. Kepadatan nyamuk dipengaruhi oleh topografi dan kesuburan daerah, ada orang dan ternaknya untuk makanannya, ada kebun untuk istirahatnya dan ada sumber air untuk berkembangbiaknya.

2.3. Penyakit yang Ditimbulkan oleh BinatangVektor di Kapal

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Pencegahan Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di Kelurahan Aek Nauli Kecamatan Siantar Selatan Kota Pematangsiantar tahun 2013

3 102 120

Hubungan Faktor Fisik Di Kapal Dan Di Pelabuhan Tembilahan Dengan Keberadaan Tikus

6 102 81

Pengaruh Sanitasi Dan Manajemen Kapal Terhadap Kepemilikan Sertifikat Sanitasi Kapal Pada Pelabuhan Lhokseumawe

26 176 104

Pengaruh Determinan Perilaku Anak Buah Kapal (ABK) Terhadap Pengendalian Vektor Penular Penyakit Pada Kapal Yang Sandar Di Pelabuhan Belawan

9 152 155

Hubungan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi Dan Pantang Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

2 14 169

Kajian Analisis Risiko Keberadaan Tempat Pemotongan Ayam di Kawasan Pondok Rumput Bogor terhadap Penyebaran Penyakit Avian Influenza

1 9 40

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Kapal dan Keberadaan Vektor Pembawa Penyakit (Larva Nyamuk, Musca Domestica, Periplaneta Americana dan Tikus) Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2016

50 253 142

Hubungan Sanitasi Kapal Dengan Tanda-Tanda Keberadaan Tikus Pada Kapal Yang Berlabuh Di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin

3 6 8

Arthropoda sebagai vektor yang mampu menularkan penyakit dapat berperan sebagai vektor penular dan sebagai intermediate host (Slamet, 2011). 2.1.1.1 Arthropoda Sebagai Vektor Penular

0 0 21

STUDI KONDISI TINGKAT SANITASI PADA KAPAL PENUMPANG DI WILAYAH KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) KELAS I MAKASSAR TAHUN 2011

1 3 110