Pembuatan Akta Pertanggung Jawaban Likuidator Kepada RUPS

xcii d. Pengumuman pembubaran dalam Surat Kabar. Mimin Rusli mengatakan, bahwa dalam jangka waktu tidak lebih dari 10 sepuluh hari sejak tanggal penyampaianpengiriman dokumen pendukung kepada Menteri atau Dirjen AHU, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengirimkan surat Penerimaan Pemberitahuan Pembubaran Perseroan Terbatas dalam likuidasi. 112 Setelah Notaris menerima surat Penerimaan Pemberitahuan Pembubaran Perseroan Terbatas dalam likuidasi dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Notaris kemudian mengirimkan surat permohonan kepada Percetakan Negara agar pembubaran Perseroan Terbatas diumumkan dalam Berita Negara Republik Indoensia BNRI. Selanjutnya Notaris akan menerima Berita Negara Republik Indonesia BNRI pengumuman pembubaran Perseroan Terbatas.

3. Pembuatan Akta Pertanggung Jawaban Likuidator Kepada RUPS

Disamping membuat akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB, Notaris juga berperan membuat akta berita acara pertanggung jawaban Likuidator kepada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, sebagaimana diatur dalam Pasal 152 ayat 1 UUPT. Dalam Pasal 152 ayat 1 UUPT tersebut, memang tidak disebutkan bahwa berita acara pertanggung jawaban likuidator kepada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS harus dibuat dengan akta notaris atau akta dibawah tangan. Akan tetapi berita acara pertanggung jawaban Likuidator kepada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dapat dibuat dengan akta otentik dan akta dibawah tangan. Namun untuk keperluan pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, berita acara pertanggung jawaban Likuidator kepada Rapat Umum Pemegang 112 Hasil wawancara dengan. Mimin Rusli, NotarisPPAT di Kota Medan, tanggal 26 Agustus 2011. Universitas Sumatera Utara xciii Saham RUPS harus dibuat dalam bentuk akta otentik. Apabila berita acara pertanggung jawaban Likuidator kepada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tersebut dibuat dalam akta dibawah tangan, maka akta dibawah tangan tersebut harus ditegaskan kembali dalam akta otentik atau akta notaris yang disebut dengan akta Pernyataan Keputusan Rapat PKR atau akta Penegasan Keputusan Rapat PKR. 113 Pertanggung jawaban Likuidator kepada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dilaksanakan setelah Likuidator selesai melakukan pemberesan terhadap harta Perseroan. Meskipun pertanggung jawaban likuidator tersebut bukan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, akan tetapi harus dihadiri oleh seluruh pemegang saham karena likuidator memberikan pertanggung jawabannya kepada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Oleh karena itu, syarat dan tata cara pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham RUPSLB yang telah diuraikan di atas juga berlaku terhadap pelaksanaan pertanggung jawaban likuidator. 114 Di dalam Berita Acara pertanggung jawaban likuidator tersebut memuat seluruh kegiatan pemberesan penyelesaian urusan Perseroan sampai kepada pemberitahuan kepada Menteri. Meskipun pemberitahuan hasil akhir proses likuidasi kepada Menteri dilakukan setelah adanya pertanggung jawaban likuidator kepada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, namun pemberitahuan tersebut sudah diatur dalam akta Berita Acara pertanggung jawaban likuidator tersebut. 113 Hasil wawancara dengan Erwin Wahyu Purwantoro, NotarisPPAT di Kota Medan, tanggal 15 Juli 2011. 114 Hasil wawancara dengan Erwin Wahyu Purwantoro, NotarisPPAT di Kota Medan, tanggal 15 Juli 2011. Universitas Sumatera Utara xciv 4. Pemberitahuan Kepada Menteri Dan Pengumuman Dalam Berita Negara Republik Indonesia Berakhirnya Status Badan Hukum Perseroan Berdasarkan Pasal 152 ayat 3 UUPT, pemberitahuan kepada Menteri dan mengumumkan hasil akhir proses likuidasi dalam Surat Kabar, wajib dilakukan likuidator setelah Rapat Umum Pemegang Saham RUPS memberikan pelunasan dan pembebasan acquit et discharge atau setelah Pengadilan Negeri menerima pertanggung jawaban likuidator yang ditunjuknya atau setelah pertanggungjawaban Kurator diterima Hakim Pengawas. Pemberitahuan dan pengumuman hasil akhir proses likuidasi dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal pertanggungjawaban likuidator atau kurator diterima oleh RUPS, pengadilan atau Hakim Pengawas. Pemberitahuan dan pengumuman tersebut, merupakan tahap akhir proses pembubaran Perseroan. 115 Pemberitahuan kepada Menteri dan pengumuman dalam Surat Kabar tersebut tidak dapat dilakukan dalam waktu bersamaan, akan tetapi dilakukan secara bertahap. Yang pertama dilakukan adalah mengumumkan dalam Surat Kabar kemudian dilanjutkan dengan pemberitahuan kepada Menteri. 116 Oka Iskandar mengatakan, pemberitahuan hasil akhir proses likuidasi kepada Menteri pada tahap ini merupakan kewajiban likuidator sebagaimana diatur dalam Pasal 152 ayat 3 UUPT, 117 akan tetapi dalam prakteknya dapat juga dilakukan oleh Notaris berdasarkan kuasa dari Likuidator. 118 Pemberitahuan kepada Menteri pada tahap ini ini dilakukan secara manual baik oleh Likuidator maupun oleh Notaris, karena database dari Perseroan Terbatas yang dibubarkan tersebut, pada saat pemberitahuan Perseroan Terbatas dalam likuidasi telah dihapus 115 M.Yahya Harahap, Op.Cit, hal. 582. 116 Hasil wawancara dengan Erwin Wahyu Purwantoro, NotarisPPAT di Kota Medan, tanggal 15 Juli 2011. 117 Hasil wawancara dengan Ok Iskandar, sebagai likuidator, tanggal 19 September 2011. 118 Hasil wawancara dengan Erwin Wahyu Purwantoro, NotarisPPAT di Kota Medan, tanggal 14 September 2011. Universitas Sumatera Utara xcv dari SISMINBAKUM. Meskipun database Perseroan Terbatas tersebut sudah dihapus dari SISMINBAKUM akan tetapi nama Perseroan tersebut belum dihapus dari daftar Perseroan, oleh karena itu masih diperlukan pemberitahuan kepada Menteri. Pemberitahuan kepada Menteri baik oleh Likuidator maupun oleh Notaris, dilakukan dengan mengirimkan surat pemberitahuan dan permohonan berikut dokumen pendukungnya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dokumen-pendukung yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. 1 satu salinan akta Berita Acara pertanggung jawaban likuidator bermeterai; b. Pengumuman hasil akhir proses likuidasi dalam Surat Kabar; c. 1 satu lembar fotocopy sesuai asli surat Penerimaan Pemberitahuan Pembubaran PT dalam likuidasi. 119 Berdasarkan pemberitahuan tersebut, Menteri : a. Mencatat berakhirnya status badan hukum Perseroan [Pasal 152 ayat 5], b. Menghapus nama Perseroan tersebut dari Daftar Perseroan [Pasal 152 ayat 5], c. Mengumumkan berakhirnya status badan hukum Perseroan dalam Berita Negara RI [Pasal 152 ayat 8]. 120 Demikian pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tersebut dilaksanakan guna memenuhi ketentuan Pasal 152 ayat 5 jo ayat 8 UUPT agar Perseroan tersebut dapat dikatakan benar-benar bubar secara sempurna. 119 Hasil wawancara dengan Erwin Wahyu Purwantoro, NotarisPPAT di Kota Medan, tanggal 15 Juli 2011. 120 M.Yahya Harahap, Op.Cit, hal. 581. Universitas Sumatera Utara xcvi Pemberitahuan kepada Menteri dan pengumuman dalam Surat kabar, merupakan tahap proses akhir pembubaran Perseroan. Maka terhitung sejak pemberitahuan kepada Menteri dan pengumuman dalam Surat Kabar, berakhirlah status badan hukum Perseroan tersebut. Erwin Wahyu Purwantoro mengatakan, dalam hal pembubaran Perseroan Terbatas, tanggung jawab Notaris dimulai pada saat pembuatan akta pembubaran Perseroan Terbatas dihadapan Notaris sampai pemberitahuan hasil akhir proses likuidasi tahap terakhir kepada Menteri selesai. Artinya banyak Perseroan Terbatas PT Tertutup seperti PT. Ulu Musi Agung Tenera yang tidak mengetahui setelah pemberitahuan pertama kepada Menteri bahwa Perseroan dalam likuidasi, masih ada lagi pemberitahuan kedua kepada Menteri mengenai hasil akhir proses likuidasi tahap terakhir. Oleh karena itu Notaris wajib mengingatkan likuidator baik secara lisan maupun dengan surat resmi bahwa harus dilakukan pemberitahuan kedua kepada Menteri. Jika notaris tidak mengingatkan likuidator maka akibatnya notaris kehilangan kepercayaan dari kliennya. Apabila Notaris sudah mengingatkan dan likuidator tidak melaksanakannya maka hal tersebut menjadi tanggung jawab likuidator. 121 121 Hasil wawancara dengan Erwin Wahyu Purwantoro, NotarisPPAT di Kota Medan, tanggal 14 September 2011. Universitas Sumatera Utara xcvii

BAB IV TANGGUNG JAWAB PEMEGANG SAHAM, DIREKSI DAN LIKUIDATOR BILA

PROSES PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS TIDAK SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

A. Likuidasi Perseroan Terbatas 1. Likuidasi Perseroan Terbatas

Dalam rangka menyelesaikan aktiva dan pasiva Perseroan, dalam hal terjadi pembubaran Perseroan, wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator atau kurator. Likuidator memikul kewajiban untuk menyelesaikan harta atau boedel Perseroan. Likuidasi winding- upvereffening mengandung arti pemberesan penyelesaian dan pengakhiran urusan Perseroan setelah adanya keputusan apakah itu berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS atau berdasarkan penetapan Pengadilan yang menghentikan atau membubarkan Perseroan. 122 Likuidator suatu Perseroan diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, dalam hal Perseroan dibubarkan atas dasar putusan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS atau apabila pembubaran Perseroan didasarkan atas dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga. Namun apabila Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tidak mengangkat likuidator, maka Direksi bertindak sebagai likuidator. Khusus untuk pengangkatan likuidator dalam rangka pembubaran Perseroan karena berakhirnya jangka waktu berdirinya Perseroan, sudah harus dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dalam tenggang waktu 30 tiga puluh hari setelah jangka waktu berdirinya perseroan berakhir. Dalam hal pembubaran Perseroan dilakukan melalui penetapan Pengadilan Negeri, maka yang memiliki kewenangan 122 Tri Budiyono, Op.Cit, hal. 236. Universitas Sumatera Utara xcviii untuk menunjuk likuidator adalah Pengadilan Negeri yang memberikan penetapan pembubaran Perseroan. Menurut Pasal 143 ayat 2 UUPT, bagi Perseroan yang telah dinyatakan bubar setiap surat keluar Perseroan dicantumkan kata ”dalam likuidasi”. Dengan penyebutan kata ”dalam likuidasi” memiliki makna bahwa Perseroan sebagai entitas hukum masih ada dan diakui dalam lalu lintas hukum, tetapi keleluasaan untuk melakukan perbuatan hukumnya dibatasi, yaitu hanya dalam rangka pemberesan boedel Perseroan saja. Menurut Munir Fuady, konsekuensi hukum dari penempatan perseroan menjadi PT dalam likuidasi adalah sebagai berikut : a. Yang paling pokok adalah bahwa bisnis dari perusahaan tersebut dihentikan; b. Semua kekuasaan direksi beralih kepada likuidator; c. Kekuasaan komisaris dibekukan; d. Kekuasaan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dibekukan, kecuali dalam hal laporan terakhir dari likuidator, yang memang harus diberikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS; e. Perusahaan tetap jalan sejauh untuk kepentingan pemberesan dan pembubarannya saja; f. Perusahaan tidak dapat lagi mengubah status asetnya, kecuali yang dilakukan oleh likuidator dalam rangka pemberesan; g. Menjadi restriksi terhadap kekuasaan kreditornya untuk memproses dengan proses hukum lain. 123

2. Tugas dan Kewenangan Likuidator