lxx
5. Pemberitahuan Pembubaran Perseroan Terbatas Kepada Kreditor Dan Menteri
Pemberitahuan  pembubaran  Perseroan  Terbatas  kepada  Kreditor  dan  Menteri  dilakukan dengan cara yang diatur dalam Pasal 147 UUPT, yang menyebutkan :
1 Dalam  jangka  waktu  paling  lambat  lambat  30  tiga  puluh  hari  terhitung  sejak  tanggal pembubaran Perseroan, likuidator wajib memberitahukan :
a. kepada semua kreditor mengenai pembubaran Perseroan dengan cara mengumumkan pembubaran Perseroan dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik Indonesia; dan
b. pembubaran  Perseroan  kepada  Menteri  untuk  dicatat  dalam  daftar  Perseroan  bahwa Perseroan dalam likuidasi.
2 Pemberitahuan kepada kreditor dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a memuat :
a pembubaran perseroan dan dasar hukumnya; b nama dan alamat likuidator;
c tata cara pengajuan tagihan; d jangka waktu pengajuan tagihan.
3 Jangka waktu pengajuan tagihan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf d adalah 60 enam puluh hari terhitung sejak tanggal pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat
1. 4 Pemberitahuan  kepada  Menteri  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  huruf  b  wajib
dilengkapi dengan bukti : a. dasar hukum pembubaran Perseroan; dan
b. pemberitahuan kepada kreditor dalam Surat  Kabar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a.
Dalam  hal  pemberitahuan  pembubaran  Perseroan  kepada  kreditor  dan  Menteri  belum dilakukan  oleh  likuidator,  maka  pembubaran  Perseroan  tersebut  tidak  berlaku  kepada  pihak
ketiga.  Demikian  juga  bila  likuidator  lalai  melakukan  pemberitahuan  kepada  kreditor  dan Menteri,  maka  likuidator  dan  Perseroan  bertanggung  jawab  secara  tanggung  renteng  atas
kerugian yang diderita pihak ketiga, sebagaimana  diatur dalam Pasal 148 UUPT.
6. Berakhirnya Status Badan Hukum Perseroan
Setelah proses likuidasi perseroan  selesai, Likuidator memberikan bertanggung jawaban kepada  Rapat  Umum  Pemegang  Saham  RUPS  atau  pengadilan  yang  mengangkatnya.
Selanjutnya  likuidator  mengumumkan  hasil  akhir  proses  likuidasi  dalam  Surat  Kabar  dan
Universitas Sumatera Utara
lxxi memberitahukan  kepada  Menteri  setelah  Rapat  Umum  Pemegang  Saham  RUPS  memberikan
pelunasan  dan  pembebasan  kepada  likuidator  atau  setelah  pengadilan  menerima  pertanggung jawaban likuidator yang ditunjuknya [Pasal 152 ayat 1 jo ayat 3 UUPT].
Kemudian Menteri mencatat berakhirnya status badan hukum Perseroan dan menghapus nama  Perseroan  dari  daftar  Perseroan.  Selanjutnya  Menteri  mengumumkan  berakhirnya  status
badan  hukum  Perseroan  dalam  Berita  Negara  Republik  Indonesia,  sebagaimana  diatur  dalam Pasal 152 ayat 5 jo ayat 8 UUPT.
C. Pembubaran  Perseroan  Terbatas  Melalui  Rapat  Umum  Pemegang  Saham  PT.  Ulu Musi Agung Tenera Dan Akibat Hukumnya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Pada  masa sebelum berlakunya  Sistem Administrasi  Badan  Hukum  SISMINBAKUM, segala pendaftaran dan pengesahan Perseroan Terbatas dilakukan dengan sistem manual. Sistem
manual  tersebut  banyak  mengalami  kendala  dan  memberatkan  karena  untuk  sebuah  Surat Keputusan Pendirian Badan Hukum diperlukan waktu sekitar 4 empat  bulan sampai 6 enam
bulan  atau  lebih.  Dan  jika  dalam  kurun  waktu  tersebut  di  atas  suatu  Perseroan  Terbatas  belum memperoleh  Surat  Keputusan  Pendirian  Badan  Hukumnya  dan    Perseroan  tersebut  hendak
dihentikan maka Perseroan Terbatas harus ”dibatalkan” bukan ”dibubarkan”.
91
Setelah  berlakunya  Sistem  Administrasi  Badan  Hukum SISMINBAKUM,  untuk memperolah sebuah Surat Keputusan Pendirian Badan Hukum hanya diperlukan waktu 1 satu
bulan.  Jika    Surat  Keputusan  Pendirian  Badan  Hukum  Perseroan  Terbatas  tersebut  telah diperoleh  maka  hal  tersebut  memungkinkan  suatu  Perseroan  Terbatas  untuk  beroperasi  lebih
91
Hasil wawancara dengan Erwin Wahyu Purwantoro, NotarisPPAT di Kota Medan, tanggal 15 Juli 2011.
Universitas Sumatera Utara
lxxii cepat dan jika Perseroan tersebut hendak dihentikan beroperasi maka Perseroan Terbatas tersebut
harus ”dibubarkan”.
92
Pendaftaran dan  pengesahan  PT.  Ulu  Musi  Agung  Tenera  sudah  menggunakan Sistem Administrasi Badan  Hukum SISMINBAKUM. PT. Ulu Musi Agung Tenera  telah berdiri  dan
telah  memperoleh  Surat  Keputusan  Pendirian  Badan  Hukumnya,  yaitu  yang  disebut  dengan pengesahan  dari  Menteri  Hukum  dan  Hak  Asasi  Manusia  Republik  Indonesia  dengan  surat
keputusannya  tanggal  13  September  2007  nomor  :  W2-000000  HT.01.01-TH.2007  dan  telah diumumkan  dalam  Berita  Negara  Republik  Indonesia  tanggal  06  Nopember  2007  nomor    00,
Tambahan  nomor    00.  Perseroan  didirikan  untuk  jangka  waktu  tidak  terbatas.  Kemudian Anggaran  Dasar  Perseroan  tersebut  pernah  dirubah  untuk  menyesuaikannya  dengan  ketentuan
Undang-Undang  Nomor  40  Tahun  2007  tentang  Perseroan  Terbatas,  dan  perubahan  Anggaran dasar  tersebut  telah  mendapat  persetujuan  dari  Menteri  Hukum  Dan  Hak  Asasi  Manusia
Republik  Indonesia  dengan  surat  keputusannya  tanggal  15  Agustus  2008  nomor  :  AHU- 00000.AH.01.02.Tahun 2008.
Sesuai  dengan  ketentuan  Pasal  144  ayat  1  UUPT,  pembubaran  Perseroan  Terbatas ”PT.Ulu Musi Agung  Tenera” berawal dari usul Direksi kepada Rapat Umum Pemegang Saham
RUPS.  Dimana  maksud  pembubaran  Perseroan  tersebut  oleh  Direksi  telah  terlebih  dahulu dibicarakan kepada Komisaris.
Ada  hal  yang  ganjil  ditemui  pada  ”PT.  Ulu  Musi  Agung  Tenera”  ini  karena  para pemegang  saham  sekaligus  merangkap  jabatan  sebagai  Direktur  atau  Komisaris,  yang
susunannya adalah sebagai berikut : Nama                     Jabatan                    PemegangPemilik
1. Tuan A               Direktur                    198 Saham
92
Hasil wawancara dengan Erwin Wahyu Purwantoro, NotarisPPAT di Kota Medan, tanggal 15 Juli 2011.
Universitas Sumatera Utara
lxxiii 2.
Tuan B               Komisaris                     2  Saham. Dimana modal perseroan terdiri dari :
Modal Dasar Rp. 100.000.000,- seratus juta rupiah; Modal ditempatkan dan disetor Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah;
Nilai nominal per lembar saham Rp. 250.000,- dua ratus lima puluh ribu rupiah. Dengan  melihat  susunan  pengurus  dan  pemegang  saham  tersebut  di  atas,  maka
pemanggilan para pemegang saham untuk menghadiri dan mengadakan Rapat Umum pemegang Saham RUPS tidak diperlukan dengan surat tercatat danatau dengan iklan dalam Surat Kabar,
sebagaimana  yang  diatur  dalam  ketentuan  Pasal  82  ayat  2  UUPT,  oleh  karena  telah  dapat diketahui  sebelumnya  bahwa  dalam  rapat  akan  hadirterwakili  seluruh  saham  yang  telah
ditempatkan  oleh  Perseroan  hingga  hari  dan  tanggal  rapat  diadakan.  Rapat  Umum  Pemegang Saham  RUPS  untuk  melaksanakan  dan  menyetujui  pembubaran  Perseroan  disebut  dengan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB karena rapat tersebut bukan termasuk ke dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan.
Atas  permintaan  Direksi  Perseroan  Terbatas  ”PT.Ulu  Musi  Agung    Tenera”  kepada Notaris, maka diadakanlah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB ”PT.Ulu Musi
Agung  Tenera” dihadapan Notaris, yang dipimpin oleh Direktur tuan A tersebut, sesuai dengan ketentuan  Pasal  9  ayat  4  dari  Anggaran  Dasar  AD  Perseroan.  Dan  Direktur  tidak  perlu
memeriksa saham dengan hak suara  yang  hadir karena seluruh  saham  yang telah ditempat  oleh Perseroan hadir. Akan tetapi Notaris selaku pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
otentik dan yang diundang dalam rapat untuk membuatkan berita acara rapat, memeriksa kuorum
Universitas Sumatera Utara
lxxiv kehadiran  para  pemegang  saham  untuk  sahnya  akta  yang  dibuat  dan  memenuhi  ketentuan
UUPT.
93
Rapat  Umum  Pemegang Saham  Luar  Biasa  RUPSLB  dilaksanakan  dengan  agenda pembubaran  Perseroan  Terbatas  ”PT.Ulu  Musi  Agung    Tenera”  tersebut.  Dan  Rapat  Umum
Pemegang  Saham  Luar  Biasa  RUPSLB  dengan  suara  bulat  setuju  untuk  membubarkan  ”PT. Ulu Musi Agung Tenera” tersebut diikuti dengan penunjukan Direktur sebagai Likuidator untuk
melakukan  proses  likuidasi.  Adapun  Rapat  Umum  Pemegang  Saham  Luar  Biasa  RUPSLB tersebut diadakan pada tanggal 14 Desember 2009 dihadapan Notaris Kota Medan.
Setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB pembubaran ”PT. Ulu  Musi  Agung  Tenera”  tersebut,  untuk  memenuhi  ketentuan  Pasal  147  ayat  1 UUPT,
pada  tanggal  06  Januari  2010  Likuidator  mengumumkan  pembubaran  tersebut  dalam  Surat Kabar yang beredar di Kota Medan, yang isinya sebagai berikut :
PENGUMUMAN : Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dituangkan dalam  akta  ”Berita  Acara  Rapat”  tertanggal  14  Desember  2009  nomor  00,  yang  dibuat
dihadapan  ________,  Notaris  di  Medan,  para  pemegang  saham  PT.  ULU  MUSI  AGUNG TENERA berkedudukan di Medan, memutuskan untuk membubarkan Perseroan.
Diberitahukan  kepada  semua  Kreditur  Perseroan  yang  mempunyai  tagihan  terhadap Perseroan  untuk  menyampaikan  tagihannya  secara  tertulis  kepada  Likuidator  dalam  jangka
waktu  30  tiga  puluh  hari  sejak  tanggal  pengumuman  ini  di  alamat  Likuidator, Jalan_________________ Medan.
Medan, 14 Desember 2009 Likuidator
PT. ULU MUSI AGUNG TENERA Dalam likuidasi.
Selanjutnya  berdasarkan  kuasa  yang  diberikan  oleh  Likuidator  kepada  Notaris,  Notaris memberitahukan pembubaran tersebut kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia  Departemen  Hukum  Dan  Hak  Asasi  Manusia  melalui  Sistem  Administarasi  Badan Hukum SISMINBAKUM. Atas pemberitahuan pembubaran tersebut Menteri Hukum Dan Hak
93
Hasil wawancara dengan Erwin Wahyu Purwantoro, NotarisPPAT di Kota Medan, tanggal 15 Juli 2011.
Universitas Sumatera Utara
lxxv Asasi  Manusia  Republik  Indonesia  Departemen  Hukum  Dan  Hak  Asasi  Manusia  telah
mengirimkan surat Penerimaan Pemberitahuan Pembubaran PT. Ulu Musi Agung Tenera dalam likuidasi tertanggal 20 Januari 2010 nomor : AHU-AH.01.10-00000.
Pelaksanaan  pembubaran  ”PT.Ulu  Musi  Agung    Tenera”  tersebut  hanya  sampai  pada pemberitahuan kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Departemen
Hukum Dan Hak Asasi Manusia bahwa Perseroan dalam likuidasi, artinya Perseroan telah bubar dan sedang dalam tahap pemberesan. Sedangkan menurut UUPT, suatu Perseroan Terbatas dapat
dikatakan  bubar  secara  sempurna  atau  resmi  secara  formil  jika  proses  pembubaran  Perseroan berlajut sampai kepada tahap likuidator harus  melakukan pemberesan harta kekayaan Perseroan
dengan  mengumumkannya  dalam  iklan  Surat  Kabar  dan  Berita  Negara  Republik  Indonesia BNRI  mengenai  rencana  pembagian  kekayaan  hasil  likuidasi.  Setelah  itu  likuidator  harus
mempertanggung  jawabkan  kepada  Rapat  Umum  Pemegang  Saham  RUPS  mengenai  proses likuidasi  sehingga  Rapat  Umum  Pemegang  Saham  RUPS  dapat  memberikan  pelunasan  dan
pembebasan  kepada likuidator dan  mengumumkan  dalam  Surat  Kabar  hasil  akhir likuidasi  dan memberitahukan  kepada  Menteri  Hukum  Dan  Hak  Asasi  Manusia  Republik  Indonesia
Departemen  Hukum  Dan  Hak  Asasi  Manusia.  Terakhir  membuat  permohonan  kepada  Menteri Hukum  Dan  Hak  Asasi  Manusia  agar  dicatat  berakhirnya  status  badan  hukum  dan  menghapus
nama  Perseroan  dari  Daftar  Perseroan  yang  diikuti  dengan  pengumuman  dalam  Berita  Negara Republik Indonesia BNRI.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat dikatakan ”PT.Ulu Musi Agung  Tenera” tersebut belum bubar secara sempurna atau resmi secara formil karena tidak memenuhi ketentuan
Pasal  149  jo  Pasal  152  UUPT.  Oleh  karena  pembubaran  ”PT.  Ulu  Musi  Agung  Tenera”  tidak sempurna, maka akibat hukumnya adalah :
Universitas Sumatera Utara
lxxvi 1. Perseroan masih dalam proses likuidasi hingga saat ini;
2. Perseroan  tidak  dapat  melakukan  perbuatan  hukum  berhenti  total,  kecuali  diperlukan untuk  membereskan  semua  urusan  perseroan  dalam  rangka  likuidasi.  Bila  hal  ini
dilanggar maka anggota Direksi, anggota Dewan  Komisaris, dan perseroan bertanggung jawab  secara tanggung  renteng  sebagaimana  lebih  jelas  diatur dalam  Pasal  142  ayat  2
huruf  b  jo  ayat  5  UUPT.  Tanggung  jawab  tersebut  harus  dijamin  dari  harta pribadi setiap anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dan diantara para anggota Direksi
dan angggota Dewan Komisaris berlaku prinsip tangung renteng. 3. Organ  Perseroan  tidak  berfungsi  lagi  kecuali  Rapat  Umum  Pemegang  Saham  RUPS
masih  tetap  berfungsi  mengambil  keputusan  sepanjang  hal  tersebut  berkenaan  dengan proses likuidasi;
4. Prakteknya  Perseroan  sudah  bubar,  tetapi  secara  hukum  status  badan  hukum  Perseroan masih ada, jadi pihak ketiga masih ada peluang mengajukan tuntutan.
Dengan  tidak  dipenuhinya  seluruh  proses  pelaksanaan  pembubaran  Perseroan  Terbatas yang  diatur  dalam  ketentuan  UUPT  bukan  merupakan  suatu  penyimpangan  melainkan  ketidak
patuhan likuidator dan Perseroan. Hal demikian terjadi menurut pendapat penulis adalah  karena tidak ada pengawasan terhadap proses pelaksanaan pembubaran Perseroan tersebut, sehingga PT
yang bersangkutan  beranggapan bahwa dipatuhi  atau tidak dipatuhinya  ketentuan UUPT, pihak pembuat Undang-Undang dalam hal ini pemerintah tidak mengetahui hal tersebut dan jikalaupun
pemerintah  mengetahuinya  tidak  ada  peraturan  yang  memberikan  sanksi  terhadap ketidakpatuhan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
lxxvii Tabel : Proses pembubaran Perseroan Terbatas melalui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
berdasarkan  Undang-Undang  Nomor  40  Tahun  2007  tentang  Perseroan  Terbatas  dan Proses Pembubaran PT. Ulu Musi Agung Tenera.
N o
UU  No.40  Tahun  2007  tentang Perseroan Terbatas
PT. Ulu Musi Agung Tenera
1. Pelaksanaan  RUPS  dan  penunjukan
Likuidator [Pasal 142 ayat 1 dan ayat 2];
Pelaksanaan  RUPS  dan  penunjukan Liuidator, dengan Berita Acara Rapat
Tgl.  14  Desember  2009,  yang  dibuat dihadapan Notaris di Medan;
2. Dalam jangka 30 hari sejak
pembubaran  Perseroan  berdasarkan RUPS, Likuidator harus :
-mengumumkan  dalam  Surat  Kabar dan BNRI, dan
-memberitahukan
kepada Menteri
[Pasal 147]; Dalam
jangka 30
hari sejak
pembubaran  Perseroan  berdasarkan RUPS,  Likuidator  mengumumkan
pembubaran  tersebut  dalam  Surat Kabar  Tgl.  06  Januari  2010  dan
memberitahukan kepada Menteri Tgl. 07  Januari  2010,  atas  pemberitahuan
tersebut  Menteri  mengirimkan  Surat Penerimaan  Pemberitahuan  PT.  Ulu
Musi Agung Tenera dalam likuidasi Tgl. 20 Januari 2010;
3. Dalam
tahap pemberesan
harta Perseroan,
Likuidator wajib
mengumumkan  rencana  pembagian kekayaan  hasil  likuidasi  dalam  Surat
Kabar dan BNRI [Pasal 149]; --
4. Pelaksanaan
rapat pertanggung
jawaban  Likuidator  kepada  RUPS  atas proses  likuidasi  sekaligus  memberikan
pelunasan  dan  pembebasan  kepada likuidator [Pasal 152 ayat 1 dan 3];
--
5. Pengumuman  dalam  Surat  Kabar  dan
Pemberitahuan kepada
Menteri mengenai  hasil  akhir  proses  likuidasi,
agar  Menteri  mencatat  berakhirnya status  badan  hukum  Perseroan  dan
menghapus nama Perseroan dari Daftar --
Universitas Sumatera Utara
lxxviii Perseroan [Pasal 152 ayat 3 dan 5];
6. Menteri  mengumumkan  berakhirnya
status  badan  hukum  Perseroan  dalam BNRI [Pasal 152 ayat 8].
--
Universitas Sumatera Utara
lxxix
BAB III PERANAN NOTARIS PADA SAAT TERJADI PEMBUBARAN PERSEROAN
TERBATAS MELALUI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM RUPS
A. Tinjauan Umum Tentang Notaris 1. Pengertian Notaris
Menurut  ketentuan  Pasal  1  ayat  1  UUJN  disebutkan  bahwa  :  ”Notaris  adalah  pejabat umum  yang  berwenang  untuk  membuat  akta  otentik  dan  kewenangan  lainnya  sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang ini”. Ini adalah pengertian Notaris secara umum. Apabila dilihat dari ketentuan tersebut di atas, dikatakan bahwa notaris adalah pejabat umum, artinya orang yang
diangkat  untuk  bertugas  menjalankan  jabatan-jabatannya  untuk  melayani  kepentingan  umum publik.
Akan  tetapi  hal  ini  tidak  berarti,  bahwa  notaris  adalah  pegawai  negeri,  yakni  pegawai yang  merupakan  bagian  dari  suatu  korps  pegawai  yang  tersusun,  dengan  hubungan  kerja  yang
hierarkis,  yang  digaji  oleh  pemerintah.  Jabatan  notaris  bukan  suatu  jabatan  yang digaji,  notaris tidak  menerima  gajinya  dari  pemerintah,  sebagaimana  halnya  pegawai  negeri,  akan  tetapi  dari
mereka  yang  meminta  jasanya.  Notaris  adalah  pegawai  pemerintah  tanpa  gaji  dari  pemerintah, notaris dipensiunkan oleh pemerintah tanpa mendapat pensiunan dari pemerintah.
94
Notaris merupakan pejabat yang mempunyai spesialisasi tersendiri, karena ia merupakan pejabat  negara  yang  melaksanakan  tugasnya  untuk  memberikan  pelayanan  kepada  masyarakat
umum dalam bidang hukum perdata.
94
G.H.S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga, Jakarta, 1996, hal. 36.
Universitas Sumatera Utara
lxxx Di  dalam  Pasal  1868  KUHPerdata  disebutkan  apa  yang  menjadi  definisi  akta  otentik,
yaitu : ”Suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh Undang-Undang, dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa  untuk itu ditempat dimana  akta dibuatnya”.
Dari  bunyi  pasal  tersebut  jelas  menggambarkan  bahwa  tugas  pokok  dari  notaris  adalah membuat  akta-akta  otentik  yang  menurut  Pasal  1870  KUHPerdata  berfungsi  sebagai  alat
pembuktian yang mutlak. Dalam arti bahwa apa yang tersebut dalam akta otentik pada pokoknya dianggap benar. Hal ini sangat penting bagi siapa saja yang membutuhkan alat pembuktian untuk
suatu keperluan, baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan usaha. Pasal  1868  KUHPerdata  tersebut  hanya  menyebutkan  apa  yang  dimaksud  dengan  akta
otentik dan tidak menjelaskan siapa yang dimaksud dengan pejabat umum, sampai dimana batas kewenangannya  dan  bagaimana  menurut  hukum  yang  dimaksud.  Maka  untuk  melaksanakan
ketentuan Pasal 1868 KUHPerdata tersebut, pembuat Undang-Undang harus membuat peraturan perundang-undangan untuk menunjuk para pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
otentik dan oleh karena itulah para notaris ditunjuk sebagai pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik berdasarkan Pasal 1 ayat 1 UUJN.
2. Kewajiban, Kewenangan dan Larangan Notaris