Tugas dan Kewenangan Likuidator

xcviii untuk menunjuk likuidator adalah Pengadilan Negeri yang memberikan penetapan pembubaran Perseroan. Menurut Pasal 143 ayat 2 UUPT, bagi Perseroan yang telah dinyatakan bubar setiap surat keluar Perseroan dicantumkan kata ”dalam likuidasi”. Dengan penyebutan kata ”dalam likuidasi” memiliki makna bahwa Perseroan sebagai entitas hukum masih ada dan diakui dalam lalu lintas hukum, tetapi keleluasaan untuk melakukan perbuatan hukumnya dibatasi, yaitu hanya dalam rangka pemberesan boedel Perseroan saja. Menurut Munir Fuady, konsekuensi hukum dari penempatan perseroan menjadi PT dalam likuidasi adalah sebagai berikut : a. Yang paling pokok adalah bahwa bisnis dari perusahaan tersebut dihentikan; b. Semua kekuasaan direksi beralih kepada likuidator; c. Kekuasaan komisaris dibekukan; d. Kekuasaan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dibekukan, kecuali dalam hal laporan terakhir dari likuidator, yang memang harus diberikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS; e. Perusahaan tetap jalan sejauh untuk kepentingan pemberesan dan pembubarannya saja; f. Perusahaan tidak dapat lagi mengubah status asetnya, kecuali yang dilakukan oleh likuidator dalam rangka pemberesan; g. Menjadi restriksi terhadap kekuasaan kreditornya untuk memproses dengan proses hukum lain. 123

2. Tugas dan Kewenangan Likuidator

Dalam hal terjadi pembubaran Perseroan, likuidator yang bertugas melakukan tindakan pemberesan boedel Perseroan yang meliputi : a. pencatatan dan pengumpulan kekayaan dan utang perseroan; b. pengumuman dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik Indonesia mengenai rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi; c. pembayaran kepada para kreditor; 123 Munir Fuady, Op.Cit, hal. 186. Universitas Sumatera Utara xcix d. pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi kepada pemegang saham; dan tindakan lain yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan pemberesan kekayaan. Apabila likuidator tidak dapat melaksanakan kewajiban tersebut, atas permohonan dari pihak yang berkepentingan atau atas permohonan kejaksaan, ketua pengadilan negeri dapat mengangkat likuidator baru dan menghentikan likuidator lama. Namun untuk menghentikan likuidator tersebut, sebelumnya hakim pengadilan diwajibkan untuk melakukan pemanggilan likuidator untuk didengar keterangannya. 124 Menurut Ok Iskandar, apabila seluruh proses pembubaran Perseroan Terbatas tidak dipenuhi, atas permintaan pemegang saham atau pihak ketiga, likuidator dapat diganti bahkan dapat dituntut secara pidana atau perdata. Akibat hukum karena tidak dipenuhinya seluruh proses pembubaran Perseroan Terbatas adalah Perseroan dianggap masih ada. 125 Dalam hal likuidator memperkirakan bahwa utang Perseroan lebih besar daripada kekayaan Perseroan, likuidator wajib mengajukan permohonan pailit perseroan, kecuali peraturan perundang-undangan menentukan lain, dan semua kreditor yang diketahui identitas dan alamatnya menyetujui pemberesan dilakukan di luar kepailitan. 126 Pada dasarnya likuidator adalah orang yang memperoleh kewenangan untuk melakukan pengurusan terhadap boedel Perseroan dalam rangka pembubaran Perseroan. Apa yang dilakukan likuidator sejatinya sama dengan apa yang dapat dilakukan oleh Direksi dalam keadaan Perseroan normal tidak dalam rangka pembubaran. 127 Oleh karena itu adalah wajar apabila pembentuk Undang-Undang menetapkan bahwa ketentuan mengenai pengangkatan, pemberhentian sementara, pemberhentian, wewenang, kewajiban, tanggung jawab dan 124 Pasal 151 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 125 Hasil wawancara dengan Ok Iskandar, sebagai likuidator, tanggal 19 September 2011. 126 Pasal 149 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 127 Tri Budiyono, Op.Cit, hal. 238. Universitas Sumatera Utara c pengawasan terhadap Direksi secara mutatis mutandis berlaku bagi likuidator. 128 Dengan kata lain, tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa likuidator adalah Direksi Perseroan dalam masa likuidasi. 129 Ketentuan yang mengatur kewajiban Direksi berlaku secara mutatis mutandis terhadap likuidator. Sehubungan dengan itu selain kewajiban likuidator yang disebut pada Pasal 147 UUPT, juga terhadapnya berlaku ketentuan : a. Pasal 100, membuat risalah rapat likuidator serta membuat laporan pelaksanaan likuidasi maupun memelihara semua daftar risalah dan dokumen likuidasi; b. Pasal 97, wajib dan bertanggung jawab mengurus pelaksanaan likuidasi dalam arti likuidator; 1 wajib menjalankan likuidasi untuk kepentingan pembubaran Perseroan; 2 wajib melaksanakan likuidasi sesuai dengan kebijakan yang tepat; 3 wajib melaksanakan likuidasi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab, yang mencakup hal-hal berikut : 1 likuidasi wajib dipercaya fiduciary duty,\ 2 wajib melaksanakan likuidasi untuk tujuan yang wajar duty to act for a proper purpose, 3 wajib menaati peraturan perundang-undangan statutory duty dalam melaksanakan likuidasi, 4 wajib loyal loyalty duty dalam menjalankan likuidasi, dan 5 wajib menghindari benturan kepentingan; 4 pelaksanaan likuidasi wajib dilakukan likuidator dengan penuh tanggung jawab, meliputi : 1 wajib saksama dan berhati-hati the duty of due care melaksanakan likuidasi, 2 wajib melaksanakan likuidasi secara tekun dan cakap duty to be diligent ang skill; 5 tanggung jawab likuidator atas kerugian yang timbul dari kesalahan atau kelalaian melaksanakan likuidasi, tunduk kepada ketentuan Pasal 97 ayat 3, ayat 4, dan ayat 5 : 1 bertanggung jawab secara pribadi personal liability atas kerugian yang dialami Perseroan ”dalam likuidasi”, apabila bersalah guilt or wrongful act atau lalai negligent melaksanakan likuidasi, 2 likuidator bertanggung jawab secara tanggung renteng jointly and severally liable atas kerugian yang dialami Perseroan karena kesalahan atau kelalaian yang dilakukan salah seorang likuidator apabila likuidator terdiri atas 2 dua orang atau lebih. 130 128 Pasal 142 ayat 6 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 129 Tri Budiyono, Op.Cit, hal. 238. 130 M.Yahya Harahap, Op.Cit, hal. 560-561. Universitas Sumatera Utara ci Dalam pelaksanaan tugas melakukan pemberesan boedel Perseroan, likuidator harus bekerja semaksimal mungkin karena adanya beberapa kendala, yakni : a. UUPT tidak mengatur berapa lama jangka waktu penunjukan likuidator; b. UUPT tidak mengatur bahwa sebelum Perseroan Terbatas dibubarkan harusnya telah dilakukan audit oleh akuntan; c. UUPT tidak mengatur bahwa sebelum Perseroan Terbatas dibubarkan harusnya telah dilakukan penilaian aset oleh appraisal. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, likuidator harus menolak untuk menerima pekerjaan tersebut. 131

3. Berakhirnya Likuidasi