People’s Republic of China for the Protection of Migratory Birds and their
Enviroment Dll
Sumber: Danusaputro 1982 dan UNEP 2006 dalam Pramudianto 2008
Selain perjanjian-perjanjian yang disebutkan di atas, sebenarnya masih terdapat banyak perundingan-perundingan diplomatik di bidang lingkungan hidup yang
disepakati melalui perjanjian bilateral antar-negara. Dalam penerapannya, perjanjian bilateral di bidang lingkungan hidup ini telah memperkaya kerjasama
yang bersifat kemitraan antar dua negara, sebagaimana yang diamanatkan dalam Konferensi Lingkungan Hidup di Stockholm 1972, KTT Rio 1992, dan KTT
Pembangunan Berkelanjutan 2002.
C. Jenis-jenis Perjanjian Internasional di Bidang Lingkungan Hidup
Di dalam penerapan hukum internasional terdapat beberapa jenis perjanjian internasional yang secara sah diakui dan dilakukan para subjek hukum
Internasional. Beberapa perjanjian internasional tersebut pun digunakan juga secara umum dalam penerapan hukum internasional di bidang lingkungan hidup,
yang diantaranya berupa: 1. Traktat Treaty
Merupakan suatu persetujuan yang dilakukan oleh dua Negara atau lebih yang mengadakan suatu hubungan diantara mereka. Traktat memiliki kekuatan
hukum yang mengikat karena mengatur suatu permasalahan yang sifatnya mendasar atau fundamental. Jenis perjanjian internasional seperti ini biasanya
digunakan dalam perjanjian multilateral, baik yang bersifat terbuka maupun terbatas. Contoh traktat sebagai perjanjian internasional di bidang lingkungan
hidup adalah sebagai berikut: -
Treaty for Amazonian Cooperation Brasil, 3 Juli 1978 -
South Pacific Nuclear Free Zone kota Raratonga, 6 Agustus 1958 2. Piagam Charter
Merupakan suatu himpunan peraturan yang ditetapkan berdasarkan persetujuan internasional, baik yang mengatur mengenai kesatuan-kesatuan
tertentu maupun ruang lingkup hak, kewajiban, kewenangan, tugas, dan juga tanggung jawab lembaga-lembaga internasional. Nomenkaltur Piagam atau
Charter biasanya diberikan kepada perjanjian internasional yang membentuk suatu organisasi internasional ataupun lembaga tertentu. Sebagai contoh
adalah Piagam pembentukan Perserikatan Bangsa-bangsa atau Charter of the United Nations 1945. Akan tetapi hal ini tidak bisa konsisten terutama terkait
dengan pembentukan perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup. Piagam atau Charter dapat merupakan soft law yang non legally binding
bukan sebagai hard law yang bersifat mengikat secara hukum legally binding. Sebagai contoh adalah Piagam Dunia untuk Alam atau World
Charter for Nature yang kemudian diperkuat menjadi Resolusi Majelis Umum PBB Nomor ARES377. Contoh lainnya adalah Piagam Bumi 1992 Earth
Charter 1992 yang disepakati oleh beberapa negara, NGO, dan Organisasi Internasional pada waktu KTT Bumi 1992 di Rio de Jeneiro, Brasil.
25
25
Pramudianto, Op.Cit, hal.67
3. Konvensi Convention Merupakan suatu persetujuan resmi yang bersifat multilateral atau dapat juga
diartikan sebagai persetujuan yang diterima oleh organ suatu organisasi internasional. Istilah konvensi ini dalam terminologi khusus digunakan untuk
perjanjian-perjanjian multilateral yang beranggotakan banyak negara pihak dan mengatur tentang masalah yang besar dan penting. Konvensi pada
umumnya memberikan kesempatan kepada masyarakat internasional untuk berpartisipasi secara luas. Konvensi biasanya bersifat law-making artinya
merumuskan kaidah-kaidah hukum masyarakat internasional. Perangkat internasional
yang dirundingkan
atas prakarsanaungan
organisasi
internasional umumnya juga menggunakan istilah konvensi.
26
Konvensi banyak digunakan dalam perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup.
Bentuk perjanjian
ini semakin
sering digunakan
karena mulai
diperkenalkannya suatu metode atau model yang disebut “Convention- Protocol Approach
”, yang mana banyak dipakai dalam perjanjian-perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup. Salah satu contoh konvensi adalah
Vienna Convention for the Protection of the Ozone Layer yang ditandatangani di kota Wina, 22 Maret 1985, yang selanjutnya memberlakukan protokolnya,
yaitu Monteral Protokol 1987. 4. Protokol Protocol
Merupakan persetujan internasional yang isinya melengkapi suplemen suatu konvensi dan pada umumnya dibuat oleh Kepala Negara. Permasalahan atau
hal-hal yang diatur di dalam suatu protokol hanyalah permasalahan atau hal-
26
Boer Mauna, Hukum Internasional, cetakan ketiga, Jakarta: PT.Alumni, 2010, hal.91
hal tambahan saja, seperti pengertian atau penafsiran klausal-klausal tertentu dari suatu konvensi. Dalam perjanjian internasional di bidang lingkungan
hidup, penggunaan protokol umumnya hanya digunakan sebagai pelengkap dari suatu konvensi atau dapat juga merupakan instrument tambahan yang
bersifat independen dari suatu konvensi. Suatu protocol dapat bersifat independen karena para pihak peserta protokol belum tentu sama dengan para
pihak peserta konvensi. Salah satu contoh protokol di bidang lingkungan hidup adalah Kyoto Protocol 1997 yang merupakan protokol independen dari
Framework Convention on Climate Change 1992. 5. Pengaturan Arrangements
Merupakan suatu bentuk perjanjian yang pada umumnya digunakan untuk transaksi-transaksi yang sifatnya sementara dan mengatur hal-hal yang
sifatnya khusus. .Perjanjian dalam bentuk pengaturan ini sebenarnya jarang digunakan dalam perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup. Salah
satu contoh pengaturan di bidang lingkungan hidup adalah Arrangements for the Regulation of Antartic Palagic Whaling, yang ditandatangani di Roma,
pada tanggal 18 November 1959. 6. Persetujuan Agreement
Merupakan suatu bentuk perjanjian internasional yang pada umumnya berkedudukan lebih rendah daripada traktat dan konvensi, dan mengatur hal-
hal tertentu yang bersifat khusus atau hal-hal lainnya yang bersifat teknis administratif. Contoh persetujuan dalam bidang lingkungan hidup dapat
dilihat dari Agreemant on the Conservation of Polar Bears 1973 dan
Agreement for Estabilishement on a Permanent Basis of a Latin American Forest Research and Training Institute 1959.
7. Tindakan Act Beberapa perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup memakai istilah
ini yang umumnya bersifat sangat teknis. Sebagai contoh adalah Act Regarding Navigation and Economic Cooperation Between States of the Niger
Basin yang ditandatangani pada tanggal 26 Oktober 1963 di Niamey. Contoh lainnya adalah Act of Foundation of a Consultative Committee for the
International Protection of Nature yang ditandatangani pada tanggal 19 November 1913 di kota Berne, Swiss.
27
8. Penyesuaian Adjustment Merupakan bentuk perjanjian internasional sebagai suatu upaya untuk
menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan di dalam suatu protokol atau dapat juga berfungsi sebagai amandemen dari suatu protokol. Contoh
penyesuaian di bidang lingkungan hidup diantaranya ialah London Adjustment and Amandemends to the 1987 Montreal Protocol London29 Juni 1990,
Copenhagen Adjustment and Amandemends to the Montreal Protocol Kopenhagen, 5 November 1992.
9. Memorandum of Understanding MoU Secara harafiah dapat diartikan sebagai nota kesepakatan atau memorandum
saling pengertian, tetapi secara hukum dapat diartikan sebagai suatu dokumen sah yang menggambarkan suatu persetujuanperjanjian antara para pihak dan
merupakan suatu alternatif yang lebih formal bagi suatu persetujuan
27
Pramudianto, Op.Cit, hal.68
perjanjian, tetapi lebih sedikit formal dibandingkan suatu kontrak.
29
MoU sebagai salah satu bentuk persetujuan atau perjanjian internasional telah
berkembang dan memiliki pengertian yang semakin luas ruang lingkupnya. Sebelumnya, MoU dianggap sebagai soft law, sehingga tidak mengikat secara
hukum, namun sejalan dengan perkembangannya, MoU, pada masa sekarang, dapat dianggap setara dengan persetujuan-persetujuan pada umumnya, karena
adanya hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang diemban oleh para pihak yang menandatanganinya. Beberapa contoh penerapan nomenklatur MoU ini di
bidang lingkungan hidup adalah MoU on the Conservation and Management Marine Turtles and Their Habitats of the Indian Ocean and South East Asia
Manila, 23 Juni 2001, MoU on ASEAN Sea Turtles Conservation and Protection Bangkok, 12 September 1997.
10. Persetujuan Accord Merupakan bentuk yang jarang digunakan dalam perjanjian internasional di
bidang lingkungan hidup. Sebagai contoh adalah Accord of Cooperation for the Protection of the Coasts and Water of the North East Atlantic Against
Pollution Due to Hydrocarborns or Other Harmful Subtances yang ditandatangani di kota Lisbon pada tanggal 17 Oktober 1990. Namun hal yang
perlu dicatat bahwa nomenklatur Accord ternyata ada juga yang bersifat soft law dan tidak mengikat secara hukum non legally binding. Contoh kasus ini
adalah Copenhagen Accord yang merupakan kesepakatan yang dicapai para pihak dalam COP UNFCCC ke-14 di Kopenhagen, Denmark.
28
28
Ibid, hal.69
Selain bentuk perjanjian internasional di atas, masih terdapat beberapa bentuk perjanjian internasional lainnya di bidang lingkungan hidup, yaitu
Exchanges of Notes EON, Framework Convention FC, Joint Protocol JP, Letter of Intent LOI, Letter of Understanding LoU, Memorandum of
Agreement MoA, Modus Vivendi, Agreed Minutes, Summary Records, Interim Convention, Agreement Suplementary, Outline Convention, Mutual Agreement,
Statute MAS, dan Additional Protocol. Sebagian besar dari perjanjian-perjanjian ini pada umumnya merupakan gabungan atau kombinasi dari bentuk-bentuk yang
telah ada sebelumnya.
D. Tahapan-tahapan di dalam Pembentukan Perjanjian Internasional