Pengendalian Pemanasan Global PENDAHULUAN

inilah yang mengakibatkan naiknya suhu di permukaan bumi, baik di darat, laut, dan udara. Gas-gas yang termasuk ke dalam golongan Gas Rumah Kaca GRK ini menurut Protokol Kyoto adalah Karbon Dioksida CO 2 , Metan CH 4 , Nitrous Oksida N 2 O, Hydroflurokarbon HFCs, Perflurokarbon PFCs, dan Sulfur heksaflorida SF6 .

B. Dampak Pemanasan Global

Adapun dampak yang ditimbulkan akibat pemanasan global tersebut sangat merugikan bagi lingkungan dan segala mahluk hidup yang tinggal di dalamnya. Pemanasan Global mengakibatkan terjadinya Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga dapat menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lainnya akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu. Selain itu pemanasan global juga menyebabkan dampak yang sangat luas bagi lingkungan hidup, seperti mencairnya es yang ada di kutub, kenaikan permukaan air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan intensitas hujan dan banjir, perubahan iklim, kelangkaan hingga punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb. Tidak hanya itu, fenomena ini juga dapat mempengaruhi kondisi sosial, politik, maupun ekonomi di berbagai belahan dunia.

C. Pengendalian Pemanasan Global

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai langkah pengendalian pemanasan global, baik dalam lingkup nasional maupun global. Secara sederhana, mekanisme pengendalian pemanasan global dapat dilakukan dengan cara menghemat pemakaian bahan bakar fosil. Penghematan bahan bakar fosil ini berkaitan dengan energi yang dihasilkan dari bahan bakar fosil itu sendiri, seperti Bahan Bakar Minyak BBM. Upaya penghematan terhadap pemakaian energi bahan bakar, seperti BBM, didasarkan pada kesadaran masyarakat dalam pemakaian bahan bakar tersebut, dimana dibutuhkan adanya kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk dapat menghemat pemakaian bahan bakar, baik dari segi penggunaan transportasi dan penggunaan kendaraan bermotor, yang hendaknya tidak boros. Selain itu, pengendalian pemanasan global dapat juga dilakukan dengan cara pelestarian hutan atau reboisasi. Secara ilmiah, tanaman atau pohon menyerap gas-gas karbon, yang merupakan penyebab pemanasan global dalam jumlah yang berlebihan seperti karbon dioksida, karbon monoksida, dan gas-gas karbon lainnya, di dalam proses fotosintesisnya. Selain itu, hasil fotosintesis itu sendiri menghasilkan gas oksigen, yang merupakan gas pernapasan bagi mahluk hidup. Cara lain dalam pengendalian pemanasan global dapat dilakukan dengan cara beralih menggunakan sumber energi dan produk-produk yang ramah lingkungan. Pemakaian sumber pembangkit energi dengan menggunakan tenaga air, tata surya, dan nuklir merupakan beberapa pilihan yang dapat digunakan sebagai langkah untuk menghasilkan energi yang ramah lingkungan. Dengan menggunakan sumber energi ramah lingkungan ini, maka pemenuhan kebutuhan masyarakat akan energi dapat terpenuhi, tanpa harus membawa kerusakan atau menyebabkan polusi bagi lingkungan sekitar. Disamping itu, penggunaan produk- produk ramah lingkungan juga mendukung pengendalian pemanasan global. Dengan menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan, maka secara otomatis kita telah ikut serta membantu mengurangi pemanasan global, karena produk-produk ramah lingkungan tersebut telah dibuat dan diciptakan dengan konsep yang sedemikian rupa bersifat menjaga kelestarian lingkungan, sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tanpa membawa dampak buruk bagi lingkungan atau mengurangi dampak buruk bagi lingkungan. Beberapa contoh produk ramah lingkungan adalah kendaraan berbahan bakar gas atau listrik. Secara global, upaya pengendalian pemanasan global dapat dilakukan melalui mekanisme-mekanisme kerjasama antar-negara dalam rangka melawan pemanasan global yang terjadi. Salah satu caranya adalah pengurangan jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh negara-negara per tahunnya, khususnya bagi negara maju, yang tinggi tingkat industrinya, sehingga tingkat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pun juga tinggi. Salah satu instrument internasional yang bertujuan menstabilkan tingkat emisi gas rumah kaca, sehingga tidak membahayakan iklim di bumi adalah Konvensi Perubahan Iklim, yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam Protokol Kyoto. Melalui Protokol Kyoto ini, target penurunan emisi oleh negara-negara industri telah dijadwalkan dan akan dilaksanakan melalui mekanisme yang transparan. Selain itu juga dilakukan pengawasan dan pelaporan terhadapr pelaksanaan mekanisme penurunan emisi tersebut, dan adanya tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan dalam rangka menjaga kestabilan emisi gas rumah kaca. Untuk mencapai target penurunan emisi, dikenal mekanisme fleksibel atau mekanisme Kyoto yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: 1 Joint Implementation JI diuraikan dalam Pasal 6, 2 Clean Development Mechanism, CDM Mekanisme Pembangunan Besih, diuraikan dalam pasal 12, 3 Perdagangan Emisi Emission Trading, ET,diuraikan dalam Pasal 17. 6 2. Konsep Pembangunan Berkelanjutan dan Pembangunan Rendah Karbon A. Konsep Pembangunan Berkelanjutan