Gambaran Stasiun Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian .1 Lokasi Penelitian

perairan dibedakan dalam kelompok bentik biotis dan abiotis dengan beberapa kategori bentik pada masing-masing kelompok. Hasil pengamatan menunjukan persentasi tutupan masing-masing kategori cukup bervariasi dengan rerata 0,29 - 28,3 dan beberapa kategori tidak ada. Rerata persentasi tutupan karang hidup dari kelompok Acropora dan Non Acropora paling tinggi yaitu 37,03 , sedangkan tutupan Sponge dan soft coral cukup rendah masing-masing 2,86 dan 6. Kategori bentik dari kelompok karang mati yang telah ditumbuhi algae death coral with algae cukup tinggi yaitu 28,29, sedangkan karang mati yang belum ditumbuhi algae bleaching sangat rendah yaitu 0,29 . Kategori bentik biotis lainnya terdiri dari biota-biota yang berassosiasi dengan terumbu memiliki rerata tutupan hanya 1,86. Kelompok bentik abiotis terutama dari patahan karang mati mencapai 18,14 dan pasir menutupi sekitar 5,43.

4.1.2 Gambaran Stasiun Penelitian

Stasiun penelitian ST1-pari berada antara Selatan-Barat Pulau Pari atau Selatan-Timur Gugus Pulau Pari pada posisi 05 o 52’ 212’’ LS dan 106 o 36’ 754’’ BT. Kondisi perairan relatif terbuka dengan arus dan gelombang cukup kuat, keruh, dan sangat terpengaruh oleh Musim Timur Juni – Agustus. Titik Sampling Stasiun ST1-Pari berada di lereng terumbu slope pada kedalaman 5 meter. Permukaan terumbu sebagai substrat dasar perairan umumnya adalah patahan karang mati dan dasar keras dari karang mati , ditutupi sedimen halus lumpur dan ditumbuhi algae filamen dengan tutupan keduanya mencapai 57 dan sedikit dasar berpasir sekitar 3. Pada dasar perairan juga ditemukan banyak unit rangka untuk transplantasi karang yang sebagian besar telah ditutup oleh biota bentik termasuk oleh koloni karang. Koloni karang hidup banyak ditemukan pada kedalaman 2-7 meter dan semakin berkurang sampai kedalaman 15 meter. Hasil penilaian secara cepat RRI tutupan koloni karang hidup mencapai 30 dengan demikian terumbu berada dalam kondisi sedang. Biota bentik lainya terutama dari sponge, karang lunak dan biota yang berassosiasi dengan terumbu sangat rendah dengan persentasi tutupan hanya 10. Wilayah perairan Stasiun ST1-pari termasuk kawasan Area Perlindungan Laut APL Kelurahan Pulau Pari dengan pemanfaatan terbatas untuk pendidikan dan penelitian kelautan. Aktifitas manusia di darat dari pemukiman masyarakat di Pulau Pari dan pengembangan sepanjang pesisir Teluk Jakarta, dan Pantai Utara Banten sangat berdampak terhadap ekosistem terumbu karang seperti sedimentasi, sampah dan pencemaran perairan UNESCO, 1997. Stasiun ST2-tikus berada pada sisi utara Pulau Tikus atau Utara-Barat Gugus Pulau Pari dengan posisi 05 o 51’168’’ lintang selatan dan 106 o 34’795’’ bujur timur. Stasiun ini adalah bagian dari dinding luar terumbu atol Goba Pulau Tikus yang berhadapan langsung dengan laut lepas dan merupakan selat sempit antara Gugus Pulau Pari dan Pulau Payung dengan kedalaman maksimal mencapai 80 meter. Kondisi perairan relatif agak terlindung, lebih jernih dengan gelombang tidak terlalu kuat, namun arus cukup kuat terutama saat mulai surut dan pasang serta sangat terpengaruh oleh Musim Barat Desember – Februari Rudi 2006. Rataan terumbu cukup luas dengan kombinasi atol dan goba dimana panjangnya mencapai 1500 meter dari garis pantai pulau terdekat. Dasar perairan didominasi oleh pertumbuhan karang hidup dari kelompok Acropora dan Non Acropora dengan tutupan mencapai 50 sehingga terumbu karangnya berada dalam kondisi baik. Biota lain antara lain dari kelompok sponge, karang lunak dan biota yang berassosiasi dengan terumbu terlihat sangat sedikit dengan tutupan hanya mencapai 14. Karang mati yang telah ditumbuhi algae filamen cukup tinggi dengan tutupan mencapai 20 dan sedikit pemutihan karang bleaching. Permukaan terumbu dari patahan karang mati terlihat cukup tinggi yaitu mencapai 20 dengan sedikit dasar berpasir yang hanya menutupi sekitar 5 Stasiun ST2-tikus tidak termasuk dalam kawasan pengelolaan dan wilayah konservasi. Pemanfaatan perairan adalah sebagai daerah tangkapan perikanan terumbu dan lokasi budidaya rumput laut serta pembesaran ikan dalam keramba terutama di perairan goba. Perairan selat di depan stasiun penelitian cukup dalam yaitu 70-80 meter sehingga menjadi jalur pelayaran bagi kapal-kapal besar menuju dan dari perairan Utara Jawa.

4.2 Gambaran Kondisi Perairan